Atmz
19-10-10, 16:19
http://img530.imageshack.us/img530/7458/ginjal.jpg
Karena fungsinya berbeda, ginjal dan telinga sekilas tidak saling berhubungan. Namun pada orangtua, sakit ginjal yang tidak terlalu parah sekalipun ternyata sering disertai masalah pendengaran yang serius.
Pada usia 50 tahun ke atas, gangguan pendengaran kronis dialami oleh 54 persen penderita sakit ginjal yang tidak terlalu parah (moderate). Bahkan gangguan pendengaran yang dialami oleh 30 persen lainnya tergolong parah.
Pada sebagian besar yang mengalaminya, gangguan itu terasa saat harus mendengarkan suara dengan tingkat desibel rendah. Misalnya saat menguping percakapan yang tidak terlalu keras, atau mendengarkan orang berbisik.
Namun demikian, Dr David Harris dari Sydney Medical School yang memimpin penelitian tersebut membantah sakit ginjal dapat menyebabkan tuli. Meski terbukti ada keterkaitan, namun belum bisa disimpulkan sebagai hubungan sebab akibat.
Salah satu dugaannya, gangguan pendengaran dipicu oleh pengobatan sakit ginjal. Beberapa jenis obat yang digunakan diduga kuat dapat mempengaruhi fungsi pendengaran.
Sebelumnya, beberapa penelitian memang mengungkap adanya hubungan antara sakit ginjal dengan gangguan pendengaran. Namun dalam penelitian-peneitian tersebut, hubungannya sangat kecil dan diholongkan sebagai kondisi langka.
Penelitian Dr Harris kali ini mempertegas adanya hubungan tersebut, terutama pada orangtua berusia di atas 50 tahun. Dalam penelitian ini, keterkaitan sakit ginjal dengan kesehatan telinga ternyata bukan hal yang langka.
Dikutip dari Reuters, Senin (4/10/10), persentase gangguan pendengaran akibat sakit ginjal terhitung tinggi. Secara umum, gangguan tersebut dialami 18 persen dari populasi orang dewasa di Amerika yang berusia 45-64 tahun.
"Penderita sakit ginjal sebaiknya cek pendengaran juga. Jika gangguan pendengaran cepat terdeteksi, maka bisa segera diberi penanganan khusus," ungkap Dr Harris.
Sumber (http://www.detikhealth.com/read/2010/10/04/104013/1454657/763/sakit-ginjal-sering-disertai-tuli-)
Karena fungsinya berbeda, ginjal dan telinga sekilas tidak saling berhubungan. Namun pada orangtua, sakit ginjal yang tidak terlalu parah sekalipun ternyata sering disertai masalah pendengaran yang serius.
Pada usia 50 tahun ke atas, gangguan pendengaran kronis dialami oleh 54 persen penderita sakit ginjal yang tidak terlalu parah (moderate). Bahkan gangguan pendengaran yang dialami oleh 30 persen lainnya tergolong parah.
Pada sebagian besar yang mengalaminya, gangguan itu terasa saat harus mendengarkan suara dengan tingkat desibel rendah. Misalnya saat menguping percakapan yang tidak terlalu keras, atau mendengarkan orang berbisik.
Namun demikian, Dr David Harris dari Sydney Medical School yang memimpin penelitian tersebut membantah sakit ginjal dapat menyebabkan tuli. Meski terbukti ada keterkaitan, namun belum bisa disimpulkan sebagai hubungan sebab akibat.
Salah satu dugaannya, gangguan pendengaran dipicu oleh pengobatan sakit ginjal. Beberapa jenis obat yang digunakan diduga kuat dapat mempengaruhi fungsi pendengaran.
Sebelumnya, beberapa penelitian memang mengungkap adanya hubungan antara sakit ginjal dengan gangguan pendengaran. Namun dalam penelitian-peneitian tersebut, hubungannya sangat kecil dan diholongkan sebagai kondisi langka.
Penelitian Dr Harris kali ini mempertegas adanya hubungan tersebut, terutama pada orangtua berusia di atas 50 tahun. Dalam penelitian ini, keterkaitan sakit ginjal dengan kesehatan telinga ternyata bukan hal yang langka.
Dikutip dari Reuters, Senin (4/10/10), persentase gangguan pendengaran akibat sakit ginjal terhitung tinggi. Secara umum, gangguan tersebut dialami 18 persen dari populasi orang dewasa di Amerika yang berusia 45-64 tahun.
"Penderita sakit ginjal sebaiknya cek pendengaran juga. Jika gangguan pendengaran cepat terdeteksi, maka bisa segera diberi penanganan khusus," ungkap Dr Harris.
Sumber (http://www.detikhealth.com/read/2010/10/04/104013/1454657/763/sakit-ginjal-sering-disertai-tuli-)