PDA

View Full Version : Tips Menjaga Kebugaran Bagi Yang Sibuk



Nawainruk
02-10-07, 09:45
Seorang pakar kesehatan di Amerika Serikat menyatakan bahwa tidak berolahraga sama bahayanya dengan merokok. Jadi, jika untuk alasan kesehatan Anda telah berhenti merokok, untuk alasan yang sama aktifitas fisik apa yang telah Anda lakukan ?

Banyak orang yang tinggal dan bekerja di kota besar merasa bahwa program olahraga merupakan beban maha berat yang sangat sukar dilaksanakan. Mulai dari waktu, biaya sampai lingkungan kota besar yang tidak sport-friendly. Sementara itu ACSM(American College of Sports Medicine) sejak tahun 1998 telah menetapkan bahwa aktifitas fisik per minggu yang direkomendasikan untuk orang dewasa sehat dalam rangka memelihara kesehatan dan kebugaran meliputi 3 - 5 hari latihan aerobik, 2 - 3 sesi latihan kekuatan, dan 2 - 3 sesi latihan kelenturan. Bagi orang-orang sibuk seperti Anda, bagaimana caranya melaksanakan anuran tersebut ?

Untuk Anda yang tidak punya waktu banyak, berikut ini contoh "latihan mini" untuk kebugaran tubuh. Prinsip latihan ini adalah meningkatkan intensitas dalam rangka mengurangi waktu/durasi yang diperlukan untuk menyelesaikan satu latihan.

Latihan Aerobik untuk Daya Tahan (Endurance) Jantung-Paru

Jalan cepat, lari, bersepeda (stasioner maupun sepeda biasa), dan berenang merupakan contoh latihan yang melibatkan hampir semua otot utama, sehingga dapat memacu kerja jantung. Jika waktu Anda terbatas, maka cobalah untuk melaksanakannya dengan intensitas cukup tinggi setiap kali Anda punya waktu. Intensitas latihan dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kecepatan lari/bersepeda/berenang, meskipun cara ini mengandung resiko yang besar terhadap kemungkinan cedera otot dan sendi. Untuk mencegah timbulnya cedera, diperlukan pemanasan (warming-up) yang sangat optimal. Pilihan lainnya adalah dengan "memilah" latihan menjadi dua bagian, sebagian dilaksanakan pagi hari dan sebagian lagi dilaksanakan sore/malam hari.



1.

Pada hakekatnya pelayanan kesehatan melalui institusi Rumah Sakit mencakup 4 aspek dasar dan akan meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dengan mengingat bahwa bobot pelayanan kesehatan spesialis kedokteran olahraga ada di promotif dan preventif, dokter spesialis kedokteran olahraga akan mengembangkan pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan promotif di rumah sakit. Sasarannya adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
2.

Pelayanan pemeriksaan kesehatan/skrining kesehatan terutama terhadap kemampuan fisik merupakan hal yang akan dikembangkan oleh dokter spesialis kedokteran olahraga, dengan cara mengembangkan rumah sakit besar sebagai tempat Medical Check-up dan Physical Quality Assesment. Pada rumah sakit tertentu, seperti yang telah terjadi di Eropa (Rusia, Italia, Belanda dan Jerman), pelayanan spesialis kedokteran olahraga di rumah sakit bila mungkin dikembangkan sebagai rujukan dan tempat wellness center.
3.

Kebutuhan tenaga dan ekspertise di bidang kedokteran olahraga dalam pelayanan terutama di kota besar dan tempat di mana ada RS pendidikan diatasi dengan melatih tenaga bantuan program baik untuk dokter maupun staf penunjang lainnya, serta berbagai upaya penelitian.
4.

Pelayanan kedokteran olahraga juga mencakup pelayanan konsultatif dari bidang spesialisasi lain yang membutuhkan konsultasi latihan fisik dalam mengatasi berbagai masalah medis.
5.

Mengacu kepada perkembangan di beberapa klinik di dunia, pelayanan spesialis kedokteran olahraga juga dikembangkan unuk upaya koreksi terhadap postur, komposisi tubuh dan kontrol berat badan, yang nantinya akan terkait dengan pelayanan kosmetik.
6.

Terapi exercise sekarang menjadi bagian dari kegiatan yang bukan saja harus diketahui oleh dokter tetapi juga oleh tenaga paramedis agar mereka menyadari keperluan latihan fisik untuk mempercepat proses penyembuhan dan bukan tergantung pada intervensi medik konvensional saja seperti tindakan operatif atau pemberian medikamen saja. Terapi fisik lain seperti pelayanan latihan sangat penting untuk dikembangkan oleh spesialis kedokteran olahraga.



dr. Nani Cahyani, SpKO

Ilmu Faal dan Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI