PDA

View Full Version : Gagal Ginjal Tak Perlu Lagi Cuci Darah?



CrL-bLaCk-
19-12-07, 10:10
Gagal Ginjal Tak Perlu Lagi Cuci Darah?
Sumber : okezone.com

http://lifestyle.okezone.com/images-data/content/2007/12/18/27/69021/hXi56WraoA.jpg

Cuci darah menjadi harapan bagi pasien gagal ginjal untuk dapat bertahan hidup. Seiring perkembangan teknologi, proses itu bisa digantikan dengan alat pengganti peran ginjal. Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang berperan penting bagi tubuh.

Ginjal berfungsi menyaring darah untuk membuang sisa makanan dan sisa metabolisme yang tidak dapat digunakan oleh tubuh. Tidak hanya itu, organ yang satu ini juga berperan mengatur kimia tubuh dengan mengatur jumlah garam, air, dan bahan kimia yang beredar di seluruh tubuh. Bila ginjal tidak bekerja sebagaimana mestinya, sampah dan racun akan mengendap di dalam tubuh.

Masalah yang dialami ginjal bisa berupa penyakit ginjal kronik, di mana terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan sampai akhirnya terjadi gagal ginjal. Gagal ginjal merupakan keadaan penurunan fungsi ginjal, penimbunan racun, dan sampah metabolisme. Berat-ringannya gejala yang dialami penderita tergantung kerusakan yang terjadi. Gagal ginjal merupakan stadium terberat penyakit ginjal kronik. Untuk menggantikan peran ginjal yang sudah tidak berfungsi itu, maka harus dilakukan terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis atau cuci darah dan cangkok ginjal.

Selain hemodialisis, pasien juga dapat melakukan transplantasi ginjal untuk menggantikan fungsi ginjal. Kini secercah harapan baru bagi pasien gagal ginjal terungkap dari hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Lancet Medical Journal. Sebuah studi dari Inggris dilakukan terhadap alat yang mampu menggantikan peran ginjal. Dengan pemakaian alat ini diharapkan pasien gagal ginjal kronik dapat bebas dari mesin dialisis. Alat tersebut menggunakan tenaga baterai dan terbukti sukses digunakan dalam waktu 4-8 jam.

Tujuan jangka panjang penggunaan alat ini berdasarkan keefektifan waktu, yaitu agar pasien tidak tergantung lagi dengan mesin hemodialisis. Hal ini karena hemodialisis di rumah sakit bisa menghabiskan waktu hingga 12 jam tiap minggu. "Peralatan ini sangat potensial dan lebih praktis. Alat ini dapat mengalirkan dalam jumlah lebih dan mengurangi frekuensi dialisis pasien yang telah mengalami ketergantungan akibat gagal ginjal," kata Andrew Davenport, peneliti dari University College, London. Meski demikian, pemeriksaan lebih lanjut masih dibutuhkan dalam penelitian itu.

Hal ini karena penelitian tersebut hanya melibatkan delapan pasien dan berusia sekira 52 tahun. Keseluruhan subjek menjalani hemodialisis secara teratur dan mencoba penggunaan alat ini. Pengoperasian alat ini dijelaskan oleh peneliti, yaitu dengan memanfaatkan aliran darah dan kecepatannya. Karena itu toksin kimia dipindahkan dari tubuh yang mengalir lebih lambat dibandingkan metode dialisis konvensional. Akan tetapi, kondisi ini tidak menjadi masalah selama alat ini dapat digunakan untuk jangka lama dan periode berlangsung terus-menerus.

Dalam penelitian ini disebutkan pula bahwa dua pasien mengalami penggumpalan darah karena tidak cukup menerima obat antikoagulasi. Selain itu terkadang alat tidak tersambung dengan baik saat menusuk dengan jarum. Keseluruhan subjek mengatakan mereka akan merekomendasikan perawatan kepada pasien gagal ginjal yang lain. Seperti diketahui, hampir 1,3 juta penduduk dunia menderita gagal ginjal kronik yang membutuhkan perawatan dengan dialisis.

Ironisnya, masih sedikit penderita yang menerima transplantasi ginjal disebabkan jumlah pendonor yang sangat minim. Dalam jangka panjang, peneliti berharap alat ini bisa semakin kecil dan penggunaan nano teknologi akan memberikan rasa nyaman bagi pasien. Akhirnya, alat tambahan ini dapat berfungsi layaknya fungsi ginjal secara normal. "Penggunaan ginjal buatan merupakan langkah awal alat pembersihan darah," kata Garabed Eknoyan, peneliti dari Baylor College of Medicine.

Link : http://lifestyle.okezone.com/index.php/lifestyle/detail/2007/12/18/27/69021