PDA

View Full Version : Kanker Paru Bisa Disebabkan Kurang Sinar Matahari



CrL-bLaCk-
25-12-07, 17:24
Kanker Paru Bisa Disebabkan Kurang Sinar Matahari
Sumber : okezone.com

http://lifestyle.okezone.com/images-data/content/2007/12/25/27/70370/FuOqaN5itu.jpg

Kekurangan sinar matahari bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru. Demikian hasil studi para peneliti yang menemukan bahwa kasus kanker paru tertinggi dialami oleh negara yang jauh dari titik ekuator, di mana paparan sinar matahari merupakan terendah.

Selama ini paparan sinar matahari memang dikenal sebagai sumber vitamin D yang mampu menghentikan pertumbuhan tumor, namun di sisi lain juga memiliki efek samping mematikan sel dalam tubuh. Studi yang dilakukan oleh kalangan peneliti di Universitas California, San Diego di publikasi dalam jurnal ilmiah Epidemiologi and Community Health. Para ahli mengingatkan bahwa paparan sinar matahari yang berlebihan masih menjadi masalah utama penyebab kanker kulit, sebuah penyakit yang kini semakin meningkat di seluruh dunia.

Memang kanker paru telah membunuh lebih dari satu juta orang per tahun di seluruh dunia. Para peneliti menganalisa data dari 11 negara dari beberapa benua. Mereka menemukan bahwa merokok sangat terkait kanker paru, yang merupakan 85 persen dari kasus. Dengan paparan sinar matahari, khususnya sinar UVB, sumber pokok vitamin D untuk tubuh juga kelihatan memiliki dampak.

"Kita tahu bahwa vitamin D merupakan pokok bagi kesehatan. Namun waktunya untuk mendapatkan vitamin D harus jauh lebih rendah dibandingkan untuk memberi warna cokelat pada kulit atau bahkan menjadi terbakar," kata Peneliti Kanker Inggris, Kat Arney.

Hitungan sinar UVB meningkat seiring dengan kedekatannya suatu wilayah dengan titik ekuator. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa angka kasus kanker paru merupakan tertinggi di negara-negara yang jauh dari titik ekuator, dan terendah pada wilayah yang dekat dengan titik ekuator.

Tingginya tingkat penutupan awan dan level aerosol juga terkait dengan tingginya angka kasus penyakit ini. Ketua Tim Peneliti Cedric Garland menyatakan, kanker paru menyerang umumnya bersamaan dengan berbagai bentuk penyakit lainnya. Biasanya dimulai dengan sel ephitelial, untuk meratakan organ-organ sel. Kanker dihasilkan ketika sel mulai terbagi dalam pola yang tidak terkendali. Dia menyatakan bahwa vitamin D menstimulasi munculnya zat kimia yang mengombinasikan kalsium, berbentuk seperti substansi yang merapat di mana mengikat antarsel secara ketat bersama-sama, dan menghentikan terjadinya pembelahan sel yang berlebihan.

Sudah ada bukti bahwa vitamin D memang memperlambat pertumbuhan sel kanker, namun juga mengembangkan kanker jenis yang lainnya.

Garland juga menekankan bahwa paparan sinar matahari yang paling moderat, tidak akan secara signifikan terkena risiko bentuk paling serius kanker kulit, melanoma. Dia menyatakan hanya kanker kulit yang terkait dengan kebiasaan, paparan sinar matahari menjadi sel karsinoma yang telah membunuh jauh lebih sedikit ketimbang kanker paru. Dan dalam bentuk lain dari penyakit ini, mungkin juga bisa dicegah dengan paparan sinar matahari yang moderat.

Ukuran paparan sinar matahari yang moderat adalah 15 menit per hari dari dua jam tengah hari, yang harus pada hari cerah. Dengan musim dan temperatur seperti ini, maka 40 persen area kulit telah terpapar sinar matahari.

Sebuah topi dengan pinggiran lebar harus diingatkan ketika berada di panas matahari lebih dari beberapa menit namun kaca mata harus lewati selama periode ini, sebab ini mencegah proses sintesis vitamin D.

Senada Kat Arney menegaskan bahwa merokok masih tetap menjadi penyebab terbesar kanker paru. "kini semakin banyak bukti bahwa vitamin D bisa membantu mengurangi risiko beberapa kanker usus besar, namun keterkaitan vitamin D dengan kanker paru-paru memang masih terlalu jelas," katanya.

Dalam kasus ini, para peneliti belum secara nyata ukuran level vitamin D yang harus dikonsumsi oleh masyarakat dan bisa jadi ada beberapa faktor lain yang masih harus dibutuhkan yang belum masuk dalam hitungan analisa para peneliti.

"Ini termasuk perbedaan perilaku perlindungan terhadap sinar matahari di berbagai negara sebagaimana perbedaan cara bahwa kasus kanker melanda. Kita tahu bahwa vitamin D merupakan pokok bagi kesehatan, namun waktu di mana sinar matahari dibutuhkan untuk mendapatkan vitamin D secara cukup," paparnya.

Link : http://lifestyle.okezone.com/index.php/lifestyle/detail/2007/12/25/27/70370