Haduh2...ini kok Nyi Roro Kidul disangkut2in sm Lucifer...
Udah deh...kl kata gw pribadi, jgn sampe OOT ke arah Lucifer...
Utk masalah Lucifer, bs dibahas di thread lain kok...
Just IMO...
Gw sih percaya adanya Nyi Roro Kidul, waktu itu gw pernah didatengin (Nyokap gw jg)...
Dan, bahkan ada anak Buahnya Nyi Roro Kidul mw ngikut gw...(tp gw mikir 100X kali)
& Dy jg katanya mw jaga & Nolong gw (si Anak Buah Nyi Roro Kidulnya)...
Sampe saat ini msh ada kok...(malah masih sering merhatiin gw), cuma skrg keberadaannya ga tentu...
Huuuuuuu...kl diceritain mgkn pada g percaya...xp
Cinta dengan Indogamers? Mau punya Signature sampai 8 Baris? Mau ngedit Banner? Jadi Donatur aja !
Apa sih kelebihan Status DONATUR itu? klik disini
[ Event ] Make Your Own Story of Indogamers! Berhadiah Point Vbookie + Uang Tunai
nyirorokodul tuh punya kerajaan jin di laut selatan kan...?
menurut mitos yang gw denger kebanyakan orang bandung sering jadi korban mitos nyororokidul tsb
sebenernya ada ceritanya gak c......?
supaya gw lebih hati2 klo mao maen ke pantai selatan......
@deska : share donk des.. cerita ttg Nyi Roro Kidul nya..
*sekilas info*
di jogjah itu ada kaya upacara/ritual tari2an gitu (namanya lupa)
nanti 7 org(cewe2 perawan smua) disuruh anri trarian khusus
trus nanti yg 6 org pasti kesurupan sama pembantu2nya Nayi loro kidul
yg 1 lagi kesurupan Nyai Loro kidulnya
biasaanyaa ada kaya paranormal gitu buat liat
yah percaya ga percaya!!!!!!
tapi bnyak kata na yg udah liat!!!!!!
trus bisa d ajak jadi pengikut nya ya??????
ada suatu cerita...tapi entah bner ato gak nya..gwa cuma perna denger ni crita emang bner ada..ampe masuk koran segala..
dl ada sekumpulan anak muda lagi berlibur di pantai ujung timur selatan jawa barat..nah mereka lagi asik"nya berenang di laut tiba" salah satu anak muda (sebut saja budi) ada yg terseret ombak ke tengah laut..dan tidak bisa di selamatkan..dengan menyesal teman" budi pun pulang ke kotanya masing"...di lain cerita si budi mengisahkan dia terseret ke dalam laut tapi dengan bisa bernapas,bisa berbicara..si budi mengisahkan di dalam laut bertemu dengan sosok wanita cantiq dikelilingi para selir lainya dan jg para penjaganya..seperti di dalam istana..sosok wanita cantiq berkata " kmu klo maw menyembah ke padaku akan di berikan semua yg kamu maw..." tapi si budi mengatakan..di hanya akan menyembah kepada ALLAH..lantas si wanita cantiq pun melepaskan dia ke daratan lagi..nah kisah unik terjadi di daratanya..waktu dia puLang ke daratan..dia bingung..karena keadaan sekelilingnya sudah berubah dengan saat sebelum dia tenggelam..lantas dia pun pergi ke pusat orang hilang dan dia melaporkan dirinya sendiri..si penjaga kaget..karena si budi ternyata sudah hampir 1 taun hilang di pantai tersebut..yg menurut si budi dia hanya pergi sekitar 1 sampai 2 jam..( klo legenda di jepang si legenda istana naga nmnya..duh lupa nma orangnya...di cerita doraemon jg ada kwakwkaw)
cerita ini terjadi sekitar taun 1997-1998 an...
ada lagi 1 cerita..ini terjadi pada kluarga gw sendiri..
waktu akhir taun 1999 kluarga gw pergi berlibur ke pantai yg sama dengan kejadian si budi terjadi..4 hari kami disana..hari ke 1,2,3, kita puas main di lautan..hari terakhir kita sedang main di pantai..( kluarga gw terdiri dari 5 orang ) gwa sendiri paling tua..nah si bungsu karena masi keciL( kelas 1 sd) main di pinggir pantai..maen" pasir dsb..gw dan anggota kluarga yg laen sedang asik maen air di lautan..tiba pas kita maw menyudahi bermain di laut..kmi liad ko ade gw tidak ada ditempat yg tadi dia lagi maen pasir..kita pun panik..kita tanya ke orang-orang di sekitar tapi ga ada yg liad..wah ancur bgt dah prasaan waktu itu..kek orang bingung kita..haha jadi curhat nih..4 jam kami mencari si bungsu itu..setelah kami kecapain dan kebingungan mencari,tiba" si bungsu terlihat berjalan dari arah pinggiran laut..sambil nangis pula..kami pun senang karena sudah ketemu lagi dengan ade gw!! sambil gw peluk" gw tanya " kmu kmana aja..kan udah dibilangin jgn kmna"..!! " ade gw bilang gini " tadi kan mamah ngajak berenang kelaut ya udah ade ikut aja..truz ade di ajak ke tengah laut sama mamah..kan ade ga bisa berenang..!! tapi di paksa" sama mamah...!! gw bingung..loh kan mamah sama papah sama ade yg yg ke dua lagi berenang bareng..mana mungkin mamah ngajakin ade ke laut..!! kita smua bingung..tapi ya sudahlah yg penting ade gw sudah ketemu lagi..n ga terjadi ap-apa..
NB: - gw g bisa nulis crita..mknya cerita gw rada baku-baku gtu kwakwkaw....tapi ini TRUE STORY LHO....
stfu | axn - junX -
ini cerita dari bokap gw..
pas itu bokap gw sama temen2nya nginep di villa di pantai selatan.. lupa gw nama villanya apa..
nah pas malem2.. pas mau tidur temen bokap gw denger ada yang mandi, terus pas di liat di kamar mandi ga ada orang sama sekali..
dan temennya 1 lagi, tadinya tidur di kasur, eh pagi2nya di pindah di bawah meja..
untungnya bokap gw ga di gangguin..
dan 1 cerita lagi dari sodara gw.. ttg kraton solo, disana kan ada menara tinggi bgt tuh..
katanya malam apa gitu suka di datengin nyi roro kidul ya o.O
kalo ad kolor ijo lewat tuh pantai nasibnya gimana ya?
Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja.
Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. "Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku", kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.
Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. "Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya." Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.
Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. "Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri," kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan..
Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.
Kanjeng Ratu Kidul = Ratna Suwinda
Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abad ke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemu dengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita muda yang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya. Tapi sang pertapa yang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida, menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untuk bertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa dan menjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jika keturunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian.
Generasi selanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Ke-2, mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruh energinya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaan utara. Meditasinya menarik perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan dia berjanji untuk membantunya. Selama tiga hari dan tiga malam dia mempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik cinta di istana bawah airnya, hingga akhirnya muncul dari Laut Parangkusumo, kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkan berhubungan erat dengan keturunan Senopati yang berkuasa, dan sesajian dipersembahkan untuknya di tempat ini setiap tahun melalui perwakilan istana Solo dan Yogyakarta.
Begitulah dua buah kisah atau legenda mengenai Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan. Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dari Yogyakarta dan versi yang kedua terdapat dalam Babad Tanah Jawi. Kedua cerita tersebut memang berbeda, tapi anda jangan bingung. Anda tidak perlu pusing memilih, mana dari keduanya yang paling benar. Cerita-cerita di atas hanyalah sebuah pengatar bagi tulisan selanjutnya.
Kanjeng Ratu Kidul dan Keraton Yogyakarta
Percayakah anda dengan cerita tentang Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan? Sebagian dari anda mungkin akan berkata TIDAK. Tapi coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita Kanjeng Ratu Kidul memang masih tetap menjadi polemik. Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitos Ratu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Keraton Yogyakarta paling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentang kanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan seperti apa yang terjalin di antara keduanya?
Y. Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting dilakukan.
Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan. Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus mengadakan komunikasi dengan "makhluk-makhluk halus" tersebut.
Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.
Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.
Kepercayaan terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.
Penghayatan mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena "diambil" oleh sang Ratu.
Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.
Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat. Anda pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308) di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu, bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yang menyajikan persembahan buat sang Ratu. Pengkhususan kamar ini adalah salah satu simbol ‘gaib' yang dipakai oleh mantan presiden Soekarno.
Sampai sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah lukisan.
wah g aja ke anyer ada tulisan dilarang buang sampah sembarang dan berbicara yang tidak benar, emang beneran y? ada yg mw coba?
move to forum legenda dan mitos
Share This Thread