Bagi para pemeluk agama islam khusunya yg berasal dari pulau jawa tentu sangat mengenal Wali Sanga yaitu 9 orang penyebar agama islam, namun apakah juga tahu tentang Syekh Siti Jenar?
Thread ini saya khususkan membahas tentang Syekh Siti Jenar (karena Wali Sanga saya pikir sudah banyak yang tahu), kenapa saya tertarik dengan Syekh Siti Jenar? ini karena polemik yg terjadi sekarang2 ini. Berikut adalah penjelasan singkat dari Wikipedia tentang Syekh Siti Jenar :
Mengenai Konsep Ajarannya tidak akan saya salin disini karena di Wiki sendiri tulisan mengenai konsep ajaran Syekh Siti Jenar masih di perdebatkan.Syekh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang) adalah seorang tokoh yang dianggap Sufi dan juga salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya. Di masyarakat terdapat banyak varian cerita mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar.
Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti. Akan tetapi sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar adalah intelektual yang sudah mendapatkan esensi Islam itu sendiri. Ajaran - ajarannya tertuang dalam pupuh, yaitu karya sastra yang dibuatnya. Meskipun demikian, ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti.
Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktek sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukan oleh Walisongo.
Dalam film Wali Sanga dan Syekh Siti Jenar digambarkan bahwa menjelang akhir hidupnya, Syekh Siti Jenar terlibat "pertarungan" dengan Sunan Kalijaga.
Ini yg membuat saya bertanya2 kenapa kok Sunan Kalijaga? apakah karena dianggap paling sakti? namun setelah membaca berbagai sumber (perpustakaan maupun internet). Saya kemudian memahami bahwa disamping ajaran beliau (Syekh Siti Jenar) yg dianggap sesat. Saya rasa para Wali Sanga pun mempunyai banyak kekurangan, khususnya Sunan Kalijaga.
Islam yg dibawakan Sunan Kalijaga itu adalah Islam yg merupakan asimilasi dari Hindu dan Budha (agama yg dianut kebanyakan masyarakat jawa saat itu), makanya gak heran kalo saat ini banyak sekali tradisi2 yg membingungkan, seperti acara Nyekar (tradisi menebarkan bunga di makam), yg sebenarnya dalam Islam sendiri itu gak ada.
Karena itulah yg harus "bertarung" dan kemudian "menutup" Syekh Siti Jenar adalah Sunan Kalijaga, karena hanya beliaulah yg "dianggap" lebih memahami Konsep dan Ajaran Syekh Siti Jenar.
Kontroversi Mengenai Sekitar Kematian Syekh Siti Jenar :
Apakah Syekh Siti Jenar menjadi seorang martyr bagi kepercayaannya? Kalau disamakan dengan kisah Mahabharata dan Bharatayudha, mungkin saya bilang Syekh Siti Jenar adalah Resi Bhisma, Seseorang yg patut dihormati walaupun ajarannya salah (Resi Bhisma memihak Kurawa karena asal usul dan janjinya terhadap negara Hastina, Sedangkan Syekh Siti Jenar karena ajarannya yg dianggap tidak lazim).Kontroversi yang lebih hebat terjadi di sekitar kematian Syekh Siti Jenar. Ajarannya yang amat kontroversial itu telah membuat gelisah para pejabat kerajaan Demak Bintoro. Di sisi kekuasaan, Kerajaan Demak khawatir ajaran ini akan berujung pada pemberontakan mengingat salah satu murid Syekh Siti Jenar, Ki Ageng Pengging atau Ki Kebokenanga adalah keturunan elite Majapahit (sama seperti Raden Patah) dan mengakibatkan konflik di antara keduanya.
Dari sisi agama Islam, Walisongo yang menopang kekuasaan Demak Bintoro, khawatir ajaran ini akan terus berkembang sehingga menyebarkan kesesatan di kalangan umat. Kegelisahan ini membuat mereka merencanakan satu tindakan bagi Syekh Siti Jenar yaitu harus segera menghadap Demak Bintoro. Pengiriman utusan Syekh Dumbo dan Pangeran Bayat ternyata tak cukup untuk dapat membuat Siti Jenar memenuhi panggilan Sri Narendra Raja Demak Bintoro untuk menghadap ke Kerajaan Demak. Hingga konon akhirnya para Walisongo sendiri yang akhirnya datang ke Desa Krendhasawa di mana perguruan Siti Jenar berada.[rujukan?]
Para Wali dan pihak kerajaan sepakat untuk menjatuhkan hukuman mati bagi Syekh Siti Jenar dengan tuduhan telah membangkang kepada raja. Maka berangkatlah lima wali yang diusulkan oleh Syekh Maulana Maghribi ke Desa Krendhasawa. Kelima wali itu adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Pangeran Modang, Sunan Kudus, dan Sunan Geseng.
Sesampainya di sana, terjadi perdebatan dan adu ilmu antara kelima wali tersebut dengan Siti Jenar. Menurut Siti Jenar, kelima wali tersebut tidak usah repot-repot ingin membunuh Siti Jenar. Karena beliau dapat meminum tirtamarta (air kehidupan) sendiri. Ia dapat menjelang kehidupan yang hakiki jika memang ia dan budinya menghendaki.[rujukan?]
Tak lama, terbujurlah jenazah Siti Jenar di hadapan kelima wali. Ketika hal ini diketahui oleh murid-muridnya, serentak keempat muridnya yang benar-benar pandai yaitu Ki Bisono, Ki Donoboyo, Ki Chantulo dan Ki Pringgoboyo pun mengakhiri "kematian"-nya dengan cara yang misterius seperti yang dilakukan oleh gurunya di hadapan para wali.[rujukan?]
Demikian info dan pemahaman menurut pandangan saya.
Kesimpulannya adalah Syekh Siti Jenar jangan disamakan dengan "pendusta2" agama lainnya seperti yg marak terjadi saat ini, Walaupun ajarannya dianggap sesat setidaknya Syekh Siti Jenar tidak pernah mengakui bahwa dirinya adalah Tuhan.
Attention : bagi yg ingin berdiskusi di thread ini hendaknya "membebaskan" diri dari hal2 yg berbau SARA
Share This Thread