VIVAnews – Mantan Presiden Soeharto dikabarkan meninggalkan “wasiat” kepada keluarganya agar menyalurkan dana dari Yayasan Dana Kesejahteraan Mandiri bagi pengembangan pendidikan di
Tamansiswa.
“Itu bukan wasiat ya…tetapi semacam permintaan dari Pak Harto beberapa waktu sebelum meninggal agar Yayasan Dana Mandiri membantu pengembangan Tamansiswa,” ujar Haryono Suyono, Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri kepada VIVAnews, di sela-sela acara perayaan Ulang Tahun Panasonic-Gobel yang ke 50 di Jakarta, Rabu malam, 25 Agustus 2010.
Permintaan tersebut, kata Haryono, yang sekarang sedang diimplementasikan. “Kami support Tamansiswa. Misalnya, dosen-dosen pada lima universitas yang dimiliki Tamansiswa kami beri bea siswa untuk mengambil S2 dan S3.”
Dia menjelaskan bahwa permintaan Soeharto tersebut tidak diberikan secara tertulis. “Saya beberapa kali bolak-balik ketemu beliau, dan itulah permintaan Pak Harto.”
Keluarga, kata Haryono, juga sudah mengetahui masalah ini. “Mereka support semua, lha wong mereka juga ada di yayasan.”
Mengenai mengapa Soeharto memberi perhatian secara khusus pada Tamansiswa, Haryono mengatakan, “Pak Harto sangat perhatian pada pendidikan, nah salah satunya beliau ingin Tamansiswa dibantu.”
Perhatian secara khusus itu bukan karena Tamansiswa pada zaman Orde Baru independen dan tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintahan Soeharto? “Oh tidak bukan begitu. Begini lho Tamansiswa kan didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara, pahlawan pendidikan. Sudah selayaknya yayasan juga menyalurkan dana ke Tamansiswa.”
Sekretaris Jenderal Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa Priyo Dwiarso ketika dimintai konfirmasi membenarkan soal pemberian bantuan tersebut. Dia menjelaskan, bantuan tersebut prinsipnya ada dua. Pertama, bantuan untuk pendidikan di Tamansiswa berupa bea siswa kepada guru atau dosen untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Kalau bea siswa untuk S1 dan S2 kebanyakan di dalam negeri. Sedangkan S3 di luar negeri, Australia.”
Kedua, bantuan berupa kerja sama membuat proyek pemberdayaan masyarakat dengan membentuk “Posdaya” (Pos Kelompok Swadaya). Posdaya dikelola oleh mahasiswa Tamansiswa dengan pendanaan dari Yayasan Dana Sejahtera Mandiri. “Posdaya itu kemudian di-link dengan Posyandu dan Puskesmas, seperti yang terjadi di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo.”
***
Yayasan Dana Sejahtera Mandiri dibentuk dan diresmikan pada tanggal 15 Januari 1996. Akte pendirian yayasan itu ditandatangani Soeharto, Haryono Suyono, dan dua konglomerat, Sudwikatmono dan Soedono Salim.
Yayasan bertujuan untuk membantu upaya pemberdayaan keluarga dan sekaligus pengentasan kemiskinan secara mandiri. Dana awal yayasan disumbang oleh para pendiri. Selain itu, juga berasal dari sumbangan para pengusaha yang mempunyai keuntungan di atas Rp100 juta per tahun.
Laporan ikhtisar keuangan yayasan hanya menyebutkan total dana sumbangan dari perorangan dan perusahaan hingga bulan April 1997 jumlahnya mencapai Rp 739,09 miliar. (hs)
http://nasional.vivanews.com/news/re...galkan-wasiat-
ternyata di akhir hayatnya dia merelakan sedikit hartanya untuk pendidikan gan..
Smoga bisa "sedikit" menghapus dosa2nya buat bangsa ini ya
Share This Thread