Page 10 of 10 FirstFirst ... 678910
Results 136 to 150 of 150
http://idgs.in/22416
  1. #136
    ekspresi2nd's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Posts
    91
    Points
    108.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Surat Masa Depan Dari Tahun 2070
    Aku hidup di tahun 2070. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun. Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih. Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku.

    Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun. Semua sangat berbeda.
    Masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang dibasahi dengan minyak mineral.

    Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan. Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.

    Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: "JANGAN MEMBUANG BUANG AIR" Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus.

    Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu.

    Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya.
    Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi.
    80% makanan adalah makanan sintetis. Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari.

    Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari.Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.


    Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis.

    Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang. Morphology manusia mengalami perubahan yang menghasilkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

    Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31,102 galon]. Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari "kawasan ventilasi" yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen.
    Udara yang tersedia di dalam "kawasan ventilasi" tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas dan umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.

    Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam. Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi.

    Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli.
    Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu. Dia bertanya:

    - Ayah! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?

    Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku...

    Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian... dan banyak orang lain juga!
    Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.

    Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya. Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.
    Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi ...

    Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!
    Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini.

    Dokumen ini dipublikasi di majalah "Crónica de los Tiempos" April 2002.

    (Translation in free bahasa: Yuliana Suliyanti, Aug 2007)

  2. Hot Ad
  3. #137
    ekspresi2nd's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Posts
    91
    Points
    108.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Semua angka yang ada di halaman ini kecuali temperatur permukaan secara global dikutip dari laporan IPCC 2001 ’Perubahan Iklim 2001: Dasar-dasar keilmuan.”

    Pendahuluan

    Tulisan halaman ini dibuat berdasarkan ikhtisar pendek dari laporan tahun 2001 yang dibuat oleh Kelompok Diskusi Antar-negara Mengenai Perubahan Iklim dan laporan tahun 2001 dari Badan Riset Nasional mengenai Pengetahuan mengenai Perubahan Iklim: Sebuah Analisis tentang Beberapa Pertanyaan Kunci, juga sumber-sumber data dari NCDC sendiri. Tulisan ini dibuat oleh David Easterling dan Tom Karl, dari Pusat Data Iklim Nasional, Asheville, N.C. 28801.
    Salah satu topik yang paling hangat diperdebatkan di dunia adalah masalah perubahan iklim, dan pusat-pusat data dari Layanan Satelit, Data dan Informasi Lingkungan Nasional (National Environmental Satellite, Data, and Information Service – NESDIS) merupakan pusat untuk menjawab beberapa pertanyaan yang paling mendesak yang masih saja belum bisa dijelaskan mengenai perubahan cuaca. Pusat Data Iklim Nasional memiliki catatan-catatan pendukung yang dapat secara tepat menjabarkan sifat-sifat alami fluktuasi iklim dalam jangka waktu hingga satu abad lamanya. Berbagai jenis variasi data yang disumbangkan pada NCDC berasal dari: Kapal-kapal, pelampung, stasiun cuaca, balon cuaca, satelit, dan pesawat udara. Pusat Data Oseanografis Nasional (National Oceanographic Data Center) memiliki data bawah laut yang dapat mengungkapkan bagaimana cara panas didistribusikan dan diredistribusikan kembali di sekeliling planet ini.
    Dengan mengetahui bagaimana perubahan yang tengah dialami dan telah dialami oleh sistem ini di masa lalu, sangat penting untuk dapat memahami bagaimana perubahan yang akan dialami di masa mendatang. Dan, untuk mendapatkan informasi mengenai iklim yang berlangsung selama ratusan hingga ribuan tahun, program paleoklimatologi, yang juga ada di Pusat Data Iklim Nasional, dapat membantu untuk menghadirkan sudut pandang dalam jangka waktu yang lebih panjang.
    Secara internasional, Kelompok Diskusi Antar-negara Mengenai Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change – IPCC), yang berada di bawah naungan PBB, Organisasi Meterologi Dunia (World Meteorological Organization – WMO), dan Program Lingkungan PBB (United Nations Environment Program – UNEP), adalah badan paling tua dan paling memiliki otoritas untuk menyediakan nasihat-nasihat ilmiah pada para pembuat kebijakan secara global. IPCC mengadakan pertemuan lengkap pada tahun 1990, 1995, dan 2001. Mereka membahas isu-isu seperti meningkatnya gas yang dihasilkan oleh efek rumah kaca, bukti-bukti, penyebab, dan prediksi mengenai perubahan iklim, akibat dari perubahan iklim, dan pilihan-pilihan kebijakan.
    Di bawah ini terdapat sejumlah pertanyaan yang biasa diajukan pada para peneliti iklim, dan jawaban-jawaban pendek (berdasarkan laporan dari IPCC dan riset yang lainnya) dalam bahasa awam yang mudah dipahami. Daftar ini akan diperbarui secara periodik, bila ada bukti-bukti ilmiah baru yang ditemukan.

    Apakah yang dimaksud dengan efek rumah kaca, dan apakah efek rumah kaca dapat mempengaruhi iklim kita?

    Efek rumah kaca adalah suatu hal yang kebenarannya tidak diragukan lagi dan efek ini membantu mengatur suhu di planet kita. Efek ini penting bagi kehidupan di Bumi dan merupakan salah satu proses alami yang terjadi di Bumi. Efek rumah kaca merupakan hasil dari penyerapan energi oleh gas-gas tertentu yang terdapat di atmosfer (disebut gas rumah kaca karena gas-gas ini secara efektif ‘menangkap’ panas yang terdapat di atmosfer bagian bawah) dan meradiasikan kembali sebagian dari panas tersebut ke bawah.
    Uap air adalah unsur terbanyak yang terdapat dalam gas rumah kaca, diikuti oleh karbon dioksida dan gas-gas lainnya. Tanpa adanya efek rumah kaca yang alami, suhu di permukaan bumi akan berada pada angka no derajat F (-18˚C) bukan seperti suhu saat ini yaitu 57˚F (14˚C). Jadi, kekhawatiran bukan terletak pada fakta tentang adanya efek rumah kaca, namun apakah aktivitas manusia menyebabkan terjadinya peningkatan efek rumah kaca ini.

    Apakah jumlah gas yang dihasilkan efek rumah kaca terus meningkat jumlahnya?

    Aktivitas manusia telah meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca dalam atmosfer (sebagian besar berupa karbon dioksida yang berasal dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas; ditambah gas-gas lainnya). Tidak ada debat ilmiah mengenai hal ini. Tingkat karbon dioksida sebelum masa industri (sebelum Revolusi Industri dimulai) adalam sekitar 280 ppmv, dan tingkat karbon dioksida saat ini adalam sekitar 370 ppmv. Konsentrasi CO2 dalam atmosfer kita saat ini, belum pernah meningkat selama 420.000 tahun, dan kemungkinan besar tidak akan berubah dalam 20 juta tahun terakhir. Berdasarkan laporan khusus dari IPCC mengenai skenario emisi (Special Report on Emission Scenarios –SRES), di akhir abad ke 21, kita bisa melihat adanya konsentrasi karbon dioksida sebesar 490 – 1260 ppm (75 – 350% di atas angka konsentrasi di masa pra industri.

    Apakah Iklim menjadi semakin panas?

    Ya. Temperatur permukaan secara global meningkat sebesar kurang lebih 0.6°C (kurang atau lebih 0.2°C) sejak akhir abad 19, dan sekitar 0.4°F (0.2 hingga 0.3°C) sepanjang 25 tahun terakhir (periode ini memiliki data yang paling akurat). Pemananasan bukanlah sesuatu yang seragam secara global. Beberapa wilayah (termasuk sebagian dari Amerika Serikat bagian tenggara), pada kenyataannya, menjadi semakin dingin sepanjang satu abad terakhir. Peningkatan panas paling besar dialami oleh Amerika Utara dan Eurasia di antara 40 dan 70°LU. Pemanasan, yang dibantu dengan adanya catatan El Niño sepanjang tahun 1997-1998, dan terus meningkat hingga saat ini, dimana tahun 2001 menjadi tahun terpanas kedua setelah tahun 1998.
    Trend secara linear dapat sangat bervariasi tergantung pada periode saat penghitungan. Trend suhu pada atmosfer bagian bawah (di antara 2.500 dan 26.000 kaki) dari tahun 1979 hingga saat ini, merupakan sebuah periode dimana terdapata unit data dari Microwave Satellite, sangatlah kecil dan mungkin tidak representatif untuk mewakili tren dengan masa yang lebih panjang dan trend yang lebih dekat dengan permukaan. Lebih jauh lagi ada perbedaan kecil yang belum dapat di diperbaiki du abtara radiosonde dan observasi satelit mengenai temperatur di troposfer, meskipun kedua sumber data tersebut menunjukkan sedikit adanya tred pemanasan.
    Bila kita melakukan kalkulasi terhadap tren berdasarkan data radiosonde yang mulai dicatat sejak tahun 1950an, terlihat pemanasan yang sedikit lebih tinggi dalam catatannya karena adanya peningkatan di tahun 1970an. Ada alasan-alasan fisik dan statistik (misalnya, masa pencatatan yang terlalu pendek, perbedaan efek sementara terhadap aktivitas vulkanis dan El Niño, serta efek-efek lapisan perbatasan) sehingga kita bisa melihat perbedaan di antara tren yang terjadi baru-baru ini pada suhu di lapisan troposfer bagian permukaan dan di bagian bawah, namun alasan-alasan pasti tentang terjadinya perbedaan ini masih terus diselidiki (lihat laporan Badan Riset Nasional “Merekonsiliasi Hasil Observasi terhadap Perubahan Iklim secara Global”).
    Sebuah efek rumah kaca yang diperkuat diperkirakan menyebabkan terjadinya pendinginan di bagian atmosfer yang lebih tinggi karena adanya peningkatan efek “selimut” di bagian bawah atmosfer menyimpan panas yang lebih banyak, menyebabkan lebih sedikit panas yang dapat mencapai atmosfer bagian atas. Pendinginan di stratosfer bagian bawah (sekitar 49.000 – 79.500 kaki) sejak tahun 1979 ditunjukkan oleh data dari Unit Microwave Sounding dan data radiosonde, namun angka lebih besar ditunjukkan oleh data radiosonde.
    Suhu permukaan dan troposfer yang relatif lebih dingin, dan suhu stratosfer bagian bawah yang relatif lebih hangat, diamati pada tahun 1992 dan 1993, menyusul meletusnya Gunung Pinatubo pada tahun 1991. Pemanasan muncul kembali pada tahun 1994. Sebuah pemanasan secara global yang dramatis, setidaknya sebagian dihubungkan dengan adanya catatan El Niño, terjadi pada tahun 1998. Episode pemanasan ini direfleksikan dari permukaan hingga di bagian atas troposfer.
    Ada kecenderungan secara umum, namun bukan kecenderungan global, terhadap pengurangan diurnal temperature range (DTR), (perbedaan tinggi rendahnya temperatur harian) di sekitar 50% dari wilayah daratan secara global sejak pertengahan abad 20. Liputan awan semakin meningkat di banyak wilayah sementara DTR semakin berkurang. Tren positif secara keseluruhan untuk suhu harian maksimum sepanjang masa pengamatan (1950-1993) adalah 0.1°C/dekade, sementara tren untuk suhu minimum harian adalah 0.2°C/dekade. Hasil ini merupakan gambaran tren negatif dalam DTR yaitu -0.1°C/dekade.
    Indikator tidak langsung atas terjadinya pemanasan seperti temperatur yang semakin panas, lapisan es, dan data berkurangnya sungai es (glacier), secara substansial mendukung data lain yang lebih langsung mengenai suhu yang semakin memanas belakangan ini. Bukti-bukti seperti perubahan panjang sungai es, sangat berguna karena tidak hanya memberikan dukungan kualitatif terhadap data meteorologi yang sudah ada, namun sungai es terkadang berada di tempat-tempat yang terlalu terpencil untuk dapat mendukung stasiun-stasiun meteorologi, catatan makin bertambah atau berkurangnya sungai es seringkali jauh lebih panjang daripada apa yang tercatat di stasiun cuaca, dan sungai es biasanya berada pada ketinggian yang lebih jauh lebih tinggi sehingga stasiun cuaca dapat memberikan kita lebih banyak data mengenai perubahan di tempat-tempat yang lebih tinggi di atmosfer.
    Pengukuran dalam skala besar terhadap lautan es hanya dapat dilakukan pada era satelit, namun dengan melihat pada angka-angka yang terdapat pada perkiraan berbagai satelit yang berbeda, kita dapat melihat bahwa wilayah Samudera Arktik mengalami pengurangan antara tahun 1973 dan 1996 dengan kecepatan -2.8 +/- 0.3%/dekade. Meskipun hal ini kelihatannya berhubungan dengan peningkatan suhu secara umum pada periode yang sama, ada banyak siklus-kuasi dinamika atmosfer (misalnya Arctic Oscillation) yang juga dapat mempengaruhi ketebalan lautan es di Arktik. Lautan es di Antartika menunjukkan sedikit sekali tren pada periode yang sama, atau bahkan mengalami sedikit peningkatan sejak tahun 1979. Meskipun catatan mengenai lautan es di Antartika di tahun-tahun yang lampau sangat sulit untuk didapatkan karena tidak adanya pengamatan secara langsung di belahan bumi ini.

    Apakah El Niño berhubungan dengan pemanasan global?

    El Niño bukan disebabkan oleh pemanasan global. Bukti-bukti yang didapatkan dari berbagai sumber (termasuk penelitian arkeologi) memperlihatkan bahwa El Niño sudah ada selama beratus-ratus tahun, bahkan ada indikator yang menyebutkan kemungkinan keberadaannya selama jutaan tahun.
    Namun diperkirakan bahwa suhu permukaan laut yang semakin hangat dapat memperkuat fenomena El Niño, dan benar juga bahwa El Niño terjadi lebih sering dan lebih dasyat dalam beberapa dekade belakangan ini. Hasil percobaan model iklim yang merupakan simulasi dari abad 21 dengan peningkatan gas-gas rumah kaca menunjukkan bahwa pola suhu permukaan laut yang mirip seperti El Niño di Samudera Pasifik bagian tropis kemungkinan akan lebih kuat.

    Apakah terjadi perubahan pada siklus hidrologis (penguapan dan curah hujan)?

    Secara umum, curah di daratan di seluruh dunia meningkat sekitar ~2% sejak tahun 1900, namun demikian, perubahan curah hujan terjadi secara bervariasi selama seabad belakangan ini. Catatan instrumental menunjukkan bahwa ada peningkatan secara umum pada curah hujan sebesar sekitar 0.5-1.0%/dekade pada daratan di wilayah utara dengan ketinggian menengah ke atas, kecuali sebagian Rusia bagian timur. Namun demikian, ada penurunan sekitar -0.3%/dekade pada curah hujan yang terjadi sepanjang abad 20 di wilayah daratan yang berada pada ketinggian sub-tropis, meskipun tren ini semakin melemah pada dekade-dekade belakangan ini.
    Karena adanya kesulitan dalam mengukur curah hujan, penting sekali untuk memberikan dukungan data terhadap pengamatan ini dengan menganalisis variabel lain yang berhubungan. Perubahan yang dapat diukur pada curah hujan akan secara konsisten sama dengan perubahan pada aliran arus, tinggi danau, dan kelembaban tanah (dimana data bisa dilihat dan telah dianalisis).
    Luas lapisan es di Wilayah Kutub Utara yang diukur setiap tahunnya secara konsisten berada di bawah rata-rata sejak tahun 1987, dan mengalami penurunan sekitar 10% sejak tahun 1966. Hal ini sebagian besar terjadi karena berkurangnya hujan salju pada musim semi dan musim panas di wilayah Eurasia dan Amerika Utara sejak pertengahan 1980an. Namun demikian, lapisan salju di musim hujan dan musim gugur menunjukkan tidak adanya tren yang signifikan di wilayah kutub utara pada periode yang sama.
    Data satelit yang semakin bagus menunjukkan bahwa tren umum peningkatan jumlah liputan awan bak di daratan maupun lautan sejak awal 1980an, mengalami penurunan pada awal 1990an, dan jumlah total liputan awan di daratan dan lautan saat ini kelihatannya semakin berkurang. Namun demikian, ada beberapa penelitian yang menunjukkan ketebalan awan secara regional, mungkin terutama pada awan-awan hujan yang tebal, mengalami peningkatan pada abad 20.

    Apakah terjadi perubahan pada sirkulasi atmosfer/lautan?

    Sebuah perubahan yang agak tiba-tiba pada perilaku El Niño – South Oscillation terjadi pada sekitar tahun 1976/77 dan perilaku ini terus berlangsung hingga sekarang. El Niño lebih sering terjadi dan lebih dasyat daripada La Niña yang lebih dingin. Perilaku yang sangat di luar kebiasaan terjadi dalam 120 tahun terakhir (periode dimana terdapat catatan instrumental). Perubahan pada curah hujan di wilayah Pasifik tropis berhubungan dengan perubahan pada El Niño – South Oscillation, yang juga mempengaruhi pola dan kekuatan temperatur di permukaan. Namun demikian, tidak jelas apakan perubahan yang jelas sekali terlihat pada siklus ENSO ini disebabkan oleh pemanasan secara global.

    Apakah terjadi perubahan iklim yang lebih ekstrem dan lebih bervariasi?

    Dalam skala global hanya ada sedikit bukti adanya tren panjang dalam ekstrimitas dan variabilitas iklim. Ini mungkin menunjukkan adanya ketidak cukupan data dan analisis. Namun demikian dalam skala regional, ada bukti yang jelas adanya perubahan pada variabilitas dan ekstrimitas. Di wilayah-wilayah dimana terjadi kekeringan atau musim penghujan yang berkepanjangan biasanya diikuti adanya El Niño, kekeringan atau kebasahan ini biasanya terasa lebih intense pada tahun-tahun belakangan. Di luar wilayah ini, hanya sedikit bukti yang tersedia mengenai perubahan pada frekuensi atau intensitas kekeringan.
    Di beberapa wilayah dimana secara keseluruhan curah hujan mengalami peningkatan (misalnya, di wilayah utara dengan ketinggian menengah hingga tinggi), ada bukti mengenai peningkatan terjadinya curah hujan yang lebih lebat dan lebih ekstrim. Bahwa di wilayah-wilayah seperti Asia selatan, ditemukan peningkatan jumlah curah hujan yang ekstrim meskipun secara total curah hujan tetap konstan atau bahkan terjadi penurunan. Hal ini berhubungan dengan penurunan pada frekuensi curah hujan di wilayah ini.
    Banyak penelitian individual di berbagai wilayah yang menunjukkan bahwa aktivitas siklon ekstra tropis kelihatannya mengalami peningkatan sepangjang pertengahan abad 20 di kutub utara, namun mengalami penurunan di wilayah kutub selatan. Tidak jelas apakah tren ini merupakan fluktuasi multi-dekade atau bagian dari tren yang lebih panjang lagi.
    Menurut data yang terpercaya, frekuensi dan intensitas badai tropis tidak menunjukkan adanya tren jangka panjang yang signifikan di basin manapun. Kelihatannya sedang terjadi fluktuasi dekade-interdekade, namun tidak ada data yang secara konsklusif menunjukkan adanya komponen termin yang lebih panjang. Ekstrimitas suhu secara global tidak menunjukkan adanya tren yang signifikan dalam variabilitas dari tahun ke tahun, namun beberapa penelitian menunjukkan adanya penurunan signifikan pada variabilitas dalam satu tahun. Ada tren yang lebih jelas menurunnya suhu rendah minimum pada beberapa wilayah yang berjauhan dalam beberapa dekade belakangan. Perubahan signifikan tentang suhu tinggi ekstrim yang tersebar di beberapa wilayah yang berjauhan tidak diamati. Ada beberapa indikasi adanya penurunan variabilitas suhu harian di beberapa dekade belakangan.

    Seberapa pentingnya perubahan-perubahan ini dalam konteks jangka panjang?

    Data paleoklimatik sangat penting untuk membuat kita dapat memperluas pengetahuan mengenai variabilitas iklim di luar apa yang telah diukur oleh peralatan modern. Banyak fenomena alamiah yang sangat bergantung pada iklim (seperti misalnya tingkat pertumbuhan sebuah pohon), dan sebagainya, menyediakan ‘catatan’ alamiah mengenai informasi iklim. Beberapa data paleoklimatik dapat ditemukan pada berbagai sumber seperti lingkaran pada pohon, inti es, batu-batuan, sedimentasi pada danau (termasuk fosil serangga dan data pollen), speleothems (skalaktit dan sebagainya), dan sedimentasi laut.
    Beberapa data ini, termasuk inti es dan lingkaran pada pohon memberikan juga sebuah catatan kronologis mengenai bagaimana mereka terbentuk secara alami, dan sehingga rekonstruksi iklim yang beresolusi tinggi dapat dilakukan berdasarkan catatan-catatan ini. Namun demikian, tidak ada ‘jaringan’ yang komprehensif pada data paleoklimatik seperti yang ada pada data liputan instrumental, sehingga rekonstruksi iklim secara global seringkali sulit untuk didapatkan. Namun, menggabungkan catatan-catatan berbagai tipe paleoklimatik yang berbeda bisa membuat kita mengembangkan sebuah gambaran yang hampir global mengenai perubahan iklim di masa lalu.
    Untuk suhu musim panas di Kutub Utara, beberapa dekade terakhir kelihatannya adalah suhu terhangat sejak setidaknya 1000M, dan pemanasan sejak akhir abad 19 belum pernah terjadi dalam 1000 tahun terakhir. Data yang lebih tua tidak cukup untuk memberikan estimasi suhu wilayah yang akurat. Data pada inti es menunjukkan bahwa pada abad 20 suhu cukup hangat di berbagai belahan dunia, namun juga pentingnya pemanasan berbeda secara geografis, bila dilihat dalam konteks variasi iklim pada milenium terakhir.
    Perubahan yang besar dan cepat pada iklim mengubah sirkulasi atmosfer dan lautan serta suhu, dan juga siklus hidrologis, terjadi sepanjang jaman es terakhir dan sepanjang masa transisi menuju periode Holocene (yang terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu). Berdasarkan bukti tidak lengkap yang ada, perubahan diproyeksikan akan berubah dari 3 hingga 7°F (1,5 - 4°C) sepanjang abad yang akan datang akan menjadi sesuatu yang luar biasa dibandingkan dengan catatan terbaik yang ada dari beberapa ribu tahun yang lalu.

    Apakah terjadi peningkatan pada tinggi permukaan laut?

    Secara global tinggi permukaan laut mengalami peningkatan sebesar 1 hingga 2 mm/tahun sepanjang 100 tahun terakhir, yang secara signifikan merupakan angka yang lebih besar dibandingkan dengan angka rata-rata sepanjang beberapa ribu tahun belakangan. Proyeksi peningkatan dari tahun 1990-2100 adalah sebesar 0,09-0,88 meter, bergantung pada skenario rumah kaca mana yang digunakan dan berbagai ketidak pastian secara fisik yang menyebabkan terjadinya peningkatan tinggi permukaan laut dari berbagai sumber air baik yang beku maupun tidak beku.

    Apakah perubahan yang telah diamati dapat dijelaskan menggunakan dengan faktor variabilitas alami?


    Karena sistem iklim kita secara fundamental didorong oleh adanya energi dari matahari, maka bisa dipastikan bahwa bila energi matahari mengalami perubahan, maka iklim juga akan mengalami perubahan. Sejak adanya pengukuran melalu media luar angkasa pada akhir tahun 1970an, energi yang keluar dari matahari memang menunjukkan adanya variasi. Kelihatan ini merupakan penegasan dari dugaan sebelumnya mengenai adanya siklus 11 (dan 22) tahun radiasi.
    Namun, dengan hanya 20 tahun pengukuran yang akurat, sulit untuk menyimpulkan sebuah tren. Akan tetapi, dari catatan pendek yang kita miliki sejauh ini, tren iradiasi matahari diperkirakan sekitar ~0,09 W/m2 dibandingkan dengan 0.4 W/m2 dari gas rumah kaca yang tercampur dengan baik. Ada banyak indikasi bahwa matahari juga memiliki variasi dengan periode lebih panjang yang berpotensi menyebabkan tingkat yang lebih tinggi dalam skala abad. Namun, ada juga ketidak pastian yang cukup besar dalam memperkirakan iradiasi matahari di luar apa yang dapat diukur oleh satelit, dan kontribusi dari iradiasi matahari secara langsung lebih kecil daripada komponen dari efek rumah kaca. Kita masih harus membentuk pengertian kita mengenai mekanisme alami yang menjadi kunci dari mekanisme iklim, termasuk juga perubahan iradiasi matahari, untuk mengurangi ketidakpastian dalam proyeksi kita dalam perubahan iklim di masa datang.
    Sebagai tambahan selain perubahan energi dari matahari sendiri, posisi bumi dan orientasi relatif terhadap matahari (orbit kita) juga sedikit bervariasi, sehingga membawa kita lebih dekat atau lebih jauh dari matahari dengan siklus yang dapat diduga (disebut siklus Milankovitch). Variasi dari siklus-siklus ini dipercaya menjadi penyebab terjadinya jaman es di bumi. Yang paling penting untuk terjadinya pembekuan (glasial) ada penerimaan radiasi di lintang utara bagian atas.
    Berkurangnya radiasi di bagian ini pada bulan-bulan musim panas menyebabkan salju dan es tetap tertutup sepanjang tahun, sehingga pada akhirnya menyebabkan timbulnya es yang permanen – atau batu es. Meskipun siklus Milankovitch merupakan sesuatu yang sangat berharga sebagai suatu teori yang menjelaskan terjadinya jaman es dan perubahan jangka panjang pada iklim, siklus ini hampir tidak mungkin memiliki dampak yang lebih jauh pada siklus waktu sepanjang dekade atau abad. Sepanjang beberapa abad, mungkin kita bisa mengamati efek dari parameter orbital semacam ini, hamun untuk memprediksi perubahan iklim pada abad 21, perubahan ini akan jauh lebih tidak penting daripada kekuatan radiasi dari gas yang berasal dari efek rumah kaca.

    Apa yang akan terjadi di masa depan?

    Karena adanya berbagai kompleksitas di atmosfer, alat yang paling berguna untuk mengukur perubahan di masa depan adalah ‘model iklim.’ Ini adalah model yang dibuat di komputer berdasarkan hitungan matematis yang merupakan simulasi, dalam tiga dimensi, perilaku iklim, komponen serta interaksinya. Model iklim juga terus menerus diperbaiki berdasarkan pemahaman kita serta peningkatan kecanggihan alat komputer, meskipun secara definisi, sebuah model komputer adalah suatu simplifikasi dan simulasi dari keadaan nyata, yang artinya bahwa model tersebut merupakan kalkulasi secara kasar dari sistem iklim nyata. Langkah pertama dalam membuat model proyeksi dari perubahan iklim adalah dengan mula-mula melakukan simulasi tentang iklim saat ini dan membandingkannya dengan pengamatan.
    Bila model ini dianggap cukup baik untuk mewakili iklim modern, kemudian beberapa parameter tertentu diubah, seperti konsentrasi gas rumah kaca, yang akan membantu kita memahami bahwa iklim akan berubah sebagai respons dari perubahan tersebut. Oleh karena itu, proyeksi perubahan iklim masa depan sangat bergantung pada sebaik apa model iklim komputer tersebut mensimulasikan iklim dan pada pemahaman kita mengenai mana fungsi-fungsi pendorong yang akan berubah di masa datang.
    Laporan Khusus IPCC mengenai Skenario Emisi menentukan jumlah gas rumah kaca yang mungkin akan terbentuk (dan pendorong lainnya) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan lain seperti pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, efisiensi energi dan sejumlah faktor lainnya. Laporan ini mengungkapkan sejumlah skenario pendorong yang cakupannya cukup luas, dan akibatnya menghasilkan iklim masa datang dengan berbagai variasi yang luas.
    Berdasarkan tingkat pendorong yang ada dalam skenario terserbut, dan dengan menghitung ketidakpastian yang terjadi dalam kinerja model iklim, IPCC meramalkan peningkatan suhu secara global sebesar 1,4 -5,8°C dari tahun 1990-2100. Namun demikian, angka rata-rata secara global ini akan dikombinasikan dengan berbagai response regional yang sangat bervariasi, seperti kemungkinan apakah wilayah daratan akan lebih cepat memanas dibandingkan dengan suhu lautan, terutama wilayah daratan yang berada di garis lintang utara bagian atas (dan sebagian besar terjadi di musim dingin).
    Curah hujan juga diramalkan akan mengalami peningkatan sepanjang abad 21, terutama pada garis lintang utara bagian tengah, meskpun tren ini mungkin lebih bervariasi di daerah tropis.
    Lapisan dan lautan es juga diramalkan akan terus mengalami penurunan di wilayah kutub utara, dan sungai es serta puncak-puncak gunung es diramalkan akan terus menurun.

    Sumber : Frameset isi

    Act now!!!

  4. #138
    ekspresi2nd's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Posts
    91
    Points
    108.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

  5. #139
    ekspresi2nd's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Posts
    91
    Points
    108.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Pemanasan Global

    Dunia terancam banjir besar di beberapa negara. Pun begitu halnya dengan kemarau berkepanjangan. Bumi pun makin panas. Efek global warming yang mencemaskan penduduk Bumi.


    Suhu Bumi Dalam 30 tahun antara 1965-1995 telah terjadi peningkatan suhu bumi sebesar enam derajat Celcius/Foto: Dok. NASA

    Dunia masih mempunyai kesempatan realistis hingga 2010 guna menghindari sebagian dari bencana meluas akibat pemanasan global (global warming). Demikian disampaikan dua peneliti lingkungan dari Universitas Princeton dan Universitas Brown, Michael Oppenheimer dan Brian O'Neill, di AS dalam suatu kajian yang dimuat Journal Science.

    Berdasar pengamatan para ahli lingkungan dan ahli meteorologi, permukaan Bumi telah mengalami peningkatan suhu secara signifikan dalam satu abad terakhir. Kecendrungan ini didukung oleh data hasil pemantauan satelit yang mengungkap perihal peningkatan gas rumah kaca di atmosfir Bumi yang akan menjadi ancaman serius kehidupan di planet ini.

    Informasi pertama disampaikan sekelompok peneliti dari Inggris, pada 2001, yang telah mengamati spektrum gas-gas di atmosfir selama hampir 30 tahun terakhir. "Ini merupakan pertama kalinya kami mengamati bahwa perubahan ini benar-benar terjadi dimana efeknya akan menyerang iklim Bumi," ujar Dr Helen Brindley, ahli atmosfir dari Imperial College. (Journal Informasi Nuklir Indonesia, Volume I, 2001).

    Lebih lanjut, dalam studinya, para peneliti Inggris ini membandingkan data yang diperoleh satelit ADEOS milik Jepang selam sembilan bulan pada tahun 1997 dengan data dalam rentang waktu yang sama antar April 1970 hingga Januari 1971 yang dikumpulkan satelit Nimbus-4 milik badan antariksa AS (NASA). Dari hasil perbandingan data ini mereka menyatakan, penumpukan gas yang terperangkap efek rumah kaca telah menekan jumlah radiasi infra merah yang seharusnya lolos ke ruang angkasa.

    Sebuah laporan yang dikeluarkan di **** pada tahun yang sama menyatakan ramalan, suhu global Bumi bisa meningkat sampai 5,8 derajat Celcius sedikitnya pada akhir abad ini. Pernyataan ini diperkuat pula oleh laporan lain dari NASA Goddard Institute for Space Studies yang mengatakan, ambang CO2 meningkat dari angka satuan 280 ppmv (parts per million by volume) pada tahun 1850 menjadi 360 ppmv pada tahun 2001. Padahal, dalam kajian yang lain dikatakan, ambang CO2 di atmosfer harus dicegah untuk tidak melebihi ambang 450 ppmv.

    Yang menjadi catatan lanjutan soal keprihatinan dari berbagai penelitian ini adalah, tidak adanya (baca: kurangnya) kepedulian penduduk bumi (bangsa) terhadap fenomena pemanasan global dengan cenderung mengabaikan data-data yang telah disampaikan. Emisi gas rumah kaca terus meningkat.

    Jika pada tahun 1990 emisi CO2 bumi sebesar 1,34 milyar ton, maka hingga tahun 1997 saja angkanya sudah 1,47 milyar ton. Emisi buang gas pembakaran bahan bakar fosil 30 negara maju, yang berpenduduk sekitar 20 persen penduduk dunia menyumbang dua pertiga emisi gas rumah kaca ini. Sedangkan 80 persen lainnya yang merupakan penduduk negara berkembang menyumbang sepertiga emisi CO2.

    AS dan Australia dalam hal ini cenderung memandang sebelah mata maklumat Protokol Kyoto yang diprakarsai PBB. Protokol Kyoto yang intinya mempersyaratkan pengurangan drastis gas efek rumah kaca hanya disetujui negara-negara industri Eropa dan Jepang. Sementara AS dan Australia sepertinya berkepentingan dalam melindungi industri bisnis mereka (gas bumi di AS dan batubara di Australia) yang menyumbang gas emisi rumah kaca dalam kuantita over supply.

    Para petinggi AS, termasuk Kongres, mengemukakan dalih, pemanasan global tidak terkait dengan aktivitas manusia.

    Siklus Dansgaard-Oeschger


    Greenland Foto Greenland yang menunjukkan telah terjadi penipisan lapian es/Foto: Dok. NASA

    Penelitian yang dilakukan oleh Prof Wili Dansgaard dari Universitas Kopenhagen, Denmark dan Prof Hans Oeschger dari Universitas Bern, Swiss, agaknya memberi peluang bagi mereka yang berpendapat bahwa perubahan iklim global terjadi secara alamiah. Kedua peneliti ini menyebut, penelitian siklus iklim purba yang dilakukannya menunjukkan, Bumi telah berulangkali mengalami fenomena pemanasan global tanpa pengaruh aktivitas manusia. Berakhirnya zaman es baru, sekitar 11.560 tahun silam, menunjukkan argumen yang mengarah pada teorema ini.

    Dansgaard dan Oeschger meneliti perubahan iklim purba dengan melakukan pengeboran hingga kedalaman tiga kilometer di Greenland dan Kutub Utara. Dua wilayah ini dipilih karena kawasan yang dilapisi es abadi yang sangat tebal ini, diyakini bisa menjawab teka-teki perubahan iklim secara utuh pada puluhan ribu tahun lampau.

    Hasilnya, mereka mendapatkan pola perubahan iklim Bumi yang menarik selama 250 ribu tahun atau mencakup dua zaman es besar. Lalu, sebuah inti bor lain yang ditanamkan dengan kedalaman hampir empat ribu meter di stasiun penelitian kutub Vostok milik Rusia malah mencakup empat zaman es besar di Bumi.

    Mereka mendapatkan temuan, setiap seribu limaratus tahun sekali, iklim bumi turun beberapa derajat. Namun kemudian, dalam lima hingga 15 tahun kemudian suhu Bumi naik lagi hingga enam derajat Celcius. Selain itu, dalam rentang waktu 70.000 tahun silam, ditemukan telah terjadi 22 siklus semacam ini. (Radio Deutchsche Well).

    Lalu, apa sebenarnya pengertian dari efek rumah kaca (green house effect)? Era revolusi industri telah menggiring manusia dalam penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas CO2 berlimpah-limpah. Selain itu juga dihasilkan gas lain seperti Metana (CH4), Dinitrogen oksida (N2O), Chlorofluocarbon (CFC), Hydrofluorocarbon (HFC), karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), juga gas-gas oraganik non-metan yang volatil (mudah menguap).

    Semua gas ini kemudian menggenang di dalam atmosfir, menyerap radiasi gelombang panjang (infra merah) panas Matahari yang dipantulkan Bumi, dan memantulkannya lagi ke Bumi. Bumi pun kemudian menjadi panas, mencairkan es di kutub dan menaikkan muka air laut di Bumi. Dengan naiknya suhu di kutub, maka tekanan udara di puncak-bawah bola Bumi ini pun akan menjadi rendah dan mengakibatkan berubahnya pola angin. Di sinyalir, terjadinya penyimpangan cuaca seperti El Nino dan La Nina (penyebab kemarau panjang dan banjir) pun akibat berubahnya kondisi di antartika.

    Berbeda dengan apa yang dikhawatirkan para peneliti dunia akan dampak pemanasan global, sekelompok ilmuwan Belgia, sebagaimana diberitakan beberapa media massa pada Agustus 2002, malah melihat adanya keuntungan tak diduga dari fenomena yang dicemaskan ini. Sebagaimana dilaporkan dalam Geophysical Research Letters, ilmuwan dari Royal Observatory dan Catholic University of Louvain, Belgia ini mengatakan, penambahan ambang CO2 di atmosfir akan melambatkan rotasi Bumi. Ini artinya, akan membuat waktu setiap hari sedikit lebih panjang dari biasanya.

    Dijelaskan Dr Olivier de Viron, dengan berubahnya angin pada atmosfir dan samudera akibat konsentrasi CO2 meningkat, termasuk perubahan variasi tekanan permukaan di sepanjang daratan dan samudera, akan berpengaruh pada daya gerak siku (angular) Bumi saat ia berputar pada porosnya. "Hari akan semakin panjang. Ini berarti 24 jam tidak akan 24 jam lagi," tambahnya.

    Lepas dari untung-rugi mana yang akan diambil, manusia hendaknya harus tetap waspada. Alam yang telah diciptakan dengan segala hal kesetimbangan alamiahnya, mungkin (tiba-tiba) akan "murka" menerima perlakuan semena-mena dan tidak terkonsep dari penghuninya. Sikap serakah dengan tidak lebih peduli pada dampak yang ditimbulkan olehnya, baiknya bisa dibatasi. Bila bencana sudah datang, biasanya kita akan saling menuduh.

    Sumber : Pemanasan Global - Rubrik Fenomena

    Mulai dari diri sendiri

  6. #140
    ekspresi2nd's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Posts
    91
    Points
    108.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default



    Efek dari Global Warming



    Geyser Alaska Mencair


    Suhu Dunia


    Tanah Retak Akibat Kering

  7. #141
    ekspresi2nd's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Posts
    91
    Points
    108.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

  8. #142
    ekspresi2nd's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Posts
    91
    Points
    108.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default



    GLOBAL WARMING

    Pemanasan global dan akibat buruknya terhadap alam dan dunia sudah menjadi kenyataan yang harus kita sikapi dengan tindakan aktif secara bersama-sama. Mari kita mulai komitmen dalam diri kita sendiri dan melakukan hal – hal kecil sehari-hari yang dapat memberikan kontribusi besar untuk bumi yang kita sayangi.

    MULAI DARI DIRI SENDIRI

    A. Beli Produk Lokal

    Dengan membeli produk lokal dapat mengurangi jumlah emisi CO2 sebesar 625 kg/tahun yang diakibatkan proses pengiriman produk import. Contohnya :

    * Mengkonsumsi makanan hasil budidaya lokal dan organik

    * Mengkonsumsi buah-buahan sesuai musimnya.

    B. Kurangi Konsumsi Daging

    Dengan mengkonsumsi sayuran dan mengurangi daging ½ kg per minggu selain lebih sehat kita juga dapat mengurangi jumlah emisi CO2 yang digunakan untuk industri pengolahan daging sapi sebanyak 248 kg/tahun.

    C. Trik & Tips Berbelanja

    * Jangan membeli barang yang tidak dibutuhkan.

    * Beli barang-barang dalam ukuran besar, untuk mengurangi jumlah kemasan.

    * Lebih baik membeli barang dengan kualitas bagus daripada kualitas rendah tapi harus sering diganti.

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika kita membeli 15% dari barang-barang konsumsi dalam jumlah besar adalah 614 kg/tahun.

    * Gunakan tas kain untuk berbelanja.

    * Pilih benda-benda yang dapat diisi ulang seperti : baterai, tinta printer

    * Hindari penggunaan peralatan makan dari kertas dan plastik

    * Selalu gunakan serbet, saputangan dan lap dari kain.

    * Gunakan kembali kantong plastik belanja untuk pelapis tong sampah.

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika kita menggunakan serbet kain daripada serbet kertas adalah 97 kg/tahun.

    MULAI DARI RUMAH KITA

    A. Hemat energi

    * Ganti bola lampu biasa dengan bola lampu hemat energi (Compact Fluorescent Light Bulb).

    * Pasang saklar peredup dan Matikan lampu bila tidak digunakan

    * Warnai tembok anda dengan cat berwarna terang.

    * Matikan lampu dan buka tirai jendela di siang hari.

    * Cabut kabel peralatan elektronik dari stop kontak pada saat tidak digunakan.

    * Gunakan kabel ekstensi yang bisa dimatikan pada saat tidak digunakan.

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang bisa dicegah jika kita mengganti 4 lampu biasa dengan lampu hemat energi (CFL) adalah 326 kg/tahun.

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang bisa dicegah jika hanya memasang steker pemutar DVD dan pemutar musik ketika akan digunakan adalah sebesar 106 kg/tahun.

    B. Pilih Peralatan Yang Hemat Energi

    * Belilah peralatan yang memiliki logo ”Energy Star” untuk menghemat energi, contoh untuk kulkas, ac dan microwave anda.

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah bila kita memperbaharui kulkas lama dengan kulkas baru berlogo ”Energy Star” adalah sebesar 674 kg/tahun.

    C. Kelola Sampah Kita

    * Ubah sampah organik menjadi kompos.

    * Daur ulang sampah kertas (surat kabar, kardus, majalah, kotak jus dan susu, dll), sampah kaca (botol dan toples), sampah baja dan aluminium (kaleng makanan dan minuman) dan sampah plastik (botol, kantong plastik dan lain-lain).

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika kita mengurangi 25% produksi sampah dengan mengubahnya menjadi kompos adalah 472 kg/tahun.

    D. Menanam Pohon

    * Mulai tanam pohon di pekarangan rumah

    * Beri campuran materi organik, seperti kulit pohon, serpihan kayu, daun kering dan kompos di sekeliling batang pohon/tanaman di tanah.

    * Biarkan sisa potongan rumput tersebar di halaman Anda, daripada mengumpulkannya dalam kantong untuk dibuang.

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah dengan membiarkan sisa potongan rumput di halaman, sehingga mengurangi penggunaan pupuk dan air adalah 26 kg/tahun.

    MOBILITAS DI LUAR RUMAH

    * Gunakan kendaraan tanpa emisi seperti sepeda dan becak, atau berjalan kaki.

    * Gunakan sarana transportasi publik atau umum.

    * Maksimalkan kapasitas penumpang di kendaraan kita.

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah bila satu kali dalam seminggu kita bepergian bersama orang lain menggunakan satu kendaraan saja adalah 246 kg/tahun.

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika 3 kali dalam sebulan menggunakan sepeda daripada kendaraan bermotor untuk menempuh jarak 12,8 km adalah 131 kg/tahun.

    HEMAT ENERGI DI TEMPAT KERJA

    A. Kurangi Penggunaan Kertas

    * Gunakan kertas yang bebas klorin dan bisa didaur ulang.

    * Gunakan kedua sisi kertas, amplop dan kantong bekas untuk keperluan lain.

    * Gunakan dan simpan dokumen dalam bentuk softcopy.

    * Gunakan e-mail atau faksimili melalui komputer.

    * Hindari penggunaan lembar pengantar untuk fax.

    Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika kita mendaur ulang 100 kg kertas daripada membuangnya adalah sebesar 600 kg/tahun.

    ================================================== ====

    Dimulai dari diri sendiri!!!!!!!!!!

  9. #143
    Detasement_7's Avatar
    Join Date
    Nov 2008
    Posts
    113
    Points
    185.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    HIks, liat postnya ekspresi2n2 aku langsung nangis T_T sudah saatnya kita menyelamatkan dunia.
    Il faut plus d'amour dans le monde.

  10. #144
    luna_croz's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Void!!
    Posts
    6,132
    Points
    14,571.06
    Thanks: 18 / 128 / 81

    Default

    percuma saja..
    life style akan hidup serba instant dan penuh dengan kepraktisan tidak bisa dihentikan lagi..
    paling2 hanya bisa diperlambat tapi tidak bisa dihentikan
    http://bit.ly/n86th7

    Graboid free download HD movies

  11. #145
    PeTroMaX's Avatar
    Join Date
    Jan 2007
    Location
    Sebelah Barat Kota Jakarta
    Posts
    817
    Points
    960.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Ayo mulailah membuat bangunan dengan halaman dimana tumbuhan bisa hidup,
    agar daerah resapan air lebih banyak...

    masa tiap taon mao udara makin panas di jakarta..

  12. #146

    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Earth
    Posts
    196
    Points
    222.20
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    sumur dirumah gw, aja kekeringan air, pdhl dekat sungai...dan dkt dengan lereng gunung dmn air tanah serng mengalir.....apa ini jg effek global warming

    ini udah 4 bulan bli air, pdhl musim hujam gara2 gak nongol2 air disumur gw....terpaksa suntik...

    wah mulai reboisasi lingkungan rumah gw dah

  13. #147
    3agl3one's Avatar
    Join Date
    Sep 2007
    Posts
    2,594
    Points
    761.00
    Thanks: 68 / 30 / 14

    Default

    Quote Originally Posted by luna_croz View Post
    percuma saja..
    life style akan hidup serba instant dan penuh dengan kepraktisan tidak bisa dihentikan lagi..
    paling2 hanya bisa diperlambat tapi tidak bisa dihentikan
    Percuma?
    klo lo mikir gitu, sama aj lo ngomong orang sakit ngapain diobatin, toh nanti mati juga
    ngapain lo makan klo nanti lapar lage?

    tidak ada yang percuma selama tujuannya untuk kebaikan !

    dunia ini memang pasti akan hancur, tapi selayaknya lah kita sebagai manusia, penguasa bumi tertinggi diantara makhluk hidup mengambil inisiatif demi menyelamatkan bumi
    yang suka becanda autis, BACA

  14. #148
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by 3agl3one View Post
    Percuma?
    klo lo mikir gitu, sama aj lo ngomong orang sakit ngapain diobatin, toh nanti mati juga
    ngapain lo makan klo nanti lapar lage?

    tidak ada yang percuma selama tujuannya untuk kebaikan !

    dunia ini memang pasti akan hancur, tapi selayaknya lah kita sebagai manusia, penguasa bumi tertinggi diantara makhluk hidup mengambil inisiatif demi menyelamatkan bumi
    wkwkwkwk betul, Tuhan udah punya rencana yang baik, jadi tidak ada yang percuma di dunia ini. Every single bit will change your life. Ga percaya? Ibarat program C++, jika hilang ";" saja, program tidak akan jalan, sama dengan hidup ini, kehadiran setiap orang merubah dunia.

  15. #149

    Join Date
    Dec 2007
    Location
    samping rumah susun dibelakang TK
    Posts
    2,813
    Points
    3,332.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    jadi efekna ada baik dan buruknay ya ???

    apa salah gw

  16. #150

    Join Date
    Oct 2007
    Posts
    1,816
    Points
    2,235.30
    Thanks: 0 / 4 / 3

    Default

    Memang Susah Kalo Mau Menyelamatkan Dunia ini dari Global warming.......

    Masih Bannyak Industri2 Yg gak Mau Tau Akan Bumi Kita ini........

    Masih Bannyak Penebangan Liar Di Bumi Kita ini.... Yg menyebabKan Menipisnya ozon

    Masih Bannyak Efek Rumah kaca yg sangat Parah.....Buat Bumi Ini....

    Masih Bannyak dari kita Yg Belum sadar akan Diri sendiri...

    Maksud gw Kita Harus Mulai Dari Diri Sendiri Gt Loh...

Page 10 of 10 FirstFirst ... 678910

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •