[Cerita Spesial Tahun Baru] A Letter To The Star

[the_omicron]

Author : The_Omicron
Site : www.the-omicron.co.cc
Genre : Drama, Romance, Science Fiction

A Letter To The Star is under copyright law © 2009 the-omicron.co.cc



________

www.the-omicron.co.cc presents...

A Letter To The Star

_______


Musim panas ini adalah musim panas terbaik di dalam hidupku. Setelah sekian lama aku memendam perasaan padanya, pada akhirnya aku berhasil menyampaikan perasaanku padanya, dan perasaannya kepadaku.

Akan tetapi.. ketika kuingat impianku yang kini sudah berada di depan mataku, hatiku terasa pedih.. karena dengan menggapai impianku, itu artinya aku harus meninggalkan dirinya. Kadang keraguan membuat hatiku berkecamuk hingga membuatku menitikkan air mata, sendirian di dalam kamar yang gelap. Hingga saat matahari kembali bersinar aku berusaha kembali terlihat ceria agar tidak mengkhawatirkan dirinya. Karena aku menyayanginya.

Aku terus menahan perasaan ini, dan setiap bersamanya aku terus berusaha agar tetap ceria dan dapat bersama-sama menjaga kebahagiaan ini. Aku tak ingin hal itu merusak semuanya. Hingga tanpa sadar, waktu amat cepat berlalu.. dan keberangkatanku telah berada di depan mata.

Aku berada di depan rumahku, bersama dengan dirinya, yang mengantarkanku setelah kami pergi berkencan. Dalam hatiku, bertaut berbagai macam perasaan dan pikiran untuk bagaimana menyampaikan kepergianku tanpa perlu menyakiti hatinya. Akan tetapi aku tetap harus memberitahunya, karena jika aku menghilang begitu saja.. itu akan lebih menyakiti dirinya.

Aku membalikkan badanku, hendak memberitahunya, memaksakan sebuah senyuman di wajahku.

“Andy, terima kasih selama ini terus bersamaku, aku sangat senaaang sekali..”

Ternyata.. aku tidak mampu mengatakannya.. melihat wajahnya dan menatap matanya membuatku tak mampu mengatakan hal yang kejam ini. Bahwa aku akan pergi dan tak akan bertemu dengannya lagi. Sudahlah, mungkin memang ini takdirku, dan takdirnya.

Akan tetapi, saat aku hendak menuju pintu rumah, ia menggapai tanganku. Kemudian dengan wajah seriusnya ia berkata

“Tunggu”

“Ada apa?”

Jawabku sambil terus berusaha tersenyum.

“Apa.. ada sesuatu?”

Senyumku perlahan pudar, aku tak dapat lagi menahan kepalsuan ini.. kemudian aku sadar ini adalah kesempatanku untuk mengatakan sebuah kejujuran kepada dirinya.

“Dalam waktu dekat.. aku akan pergi.. dan mungkin kita tak akan dapat bertemu lagi..”

Wajahnya terlihat amat shock mendengar ucapanku

“Kapan?”

“Besok”

Jawabku dengan nada yang datar karena keputus asaan di dalam hatiku.

“Oooh..”

Hanya itu respon darinya, yang membuat hatiku tersayat. Jawaban darinya seolah tidak perduli kepada apa yang baru saja kukatakan. Ingin aku menangis, tapi aku tak boleh menangis disini.

“Baiklah.. aku masuk dulu.. sudah malam.. bye.. Andy..”

Segera aku berjalan memasuki rumahku dengan punggung yang dingin. Tak lagi menatap dirinya dan langsung menutup pintu. Dibalik pintu itu, aku bersandar.. dengan air mata mengalir dari kedua mataku.

Aku terbaring di kamar dengan segala kegundahan dan kebimbangan, aku tak ingin kami berakhir seperti ini. Kuberanikan diri untuk menelepon dirinya.

“Halo”

Terdengar suaranya dari seberang sana.

“Ah.. halo..”

“….”

Aku hanya terdiam, tak tahu harus memulai dari mana.

“Aku pikir.. jika aku mengatakannya sejak dulu.. kita tak akan bisa bersama seperti ini.. dan walaupun bisa.. kupikir hal itu hanya akan membuatmu sedih lebih dari ini…. Maaf..”

Ujarku dengan suara yang bergetar demi menahan tangis.

“.. Tidak.. tidak apa-apa.. dan.. sejak kapan kepergianmu direncanakan..?”

“Sejak awal tahun ini..”

“Hooo… lalu.. kamu akan pergi kemana? Luar Negeri?”

Pertanyaannya membuatku semakin tidak tega untuk mengatakan bahwa kami takkan mungkin bertemu lagi

“Tidak..”

“Lebih jauh dari itu..”

Kataku dengan jeda diantaranya.

“Lalu?”

“Apa kau tahu, Pemilihan kru untuk Explorasi dan Kolonisasi Gliese 581d? Aku terpilih menjadi salah satunya..”

Pada akhirnya keberanianku terkumpul dan aku berhasil menyampaikan padanya keadaanku sekarang ini.

“Jadi begitu…”

Mendengar suaranya yang begitu kecewa, ingatan-ingatan akan segala kebahagiaan dan kesulitan kami membuatku bimbang untuk meninggalkan dirinya. Kupikir aku tak ingin pergi.

“Tetapi”

“Aku, aku bisa menolaknya dan tetap tinggal di bumi, di sini, bersamamu, jika kamu menginginkannya!”

Entah mengapa aku tak dapat lagi menahan segala emosi ini, air mataku menitik seiring meluncurnya kata demi kata dari mulutku.

“Aku mohon.. katakanlah bahwa aku tak perlu pergi, katakan ‘Jangan pergi’, aku mohon..”

Pintaku dengan sangat.

Akan tetapi.. ia hanya terdiam.. kemudian dengan lembut ia berkata

“Tidak…”

“Bukankah ini mimpimu sejak dulu, tujuan mengapa kamu belajar dan terus belajar? Mengapa hingga kamu menjadi juara olimpiade fisika dan festival teknologi internasional?”

Aku hanya bisa terdiam

“Aku ingat… kamu pernah bilang padaku ‘Kau tahu? Impianku adalah tercatat dalam sejarah umat manusia! Memangnya untuk apa aku bersusah-susah belajar dan memenangkan berbagai macam kompetisi? Aku ingin menjadi bagian dari dunia!’..
Jadi.. aku tak ingin menahanmu dan menjadi seseorang yang.. menjauhkanmu dari mimpimu yang kini telah berada di dalam genggamanmu.. aku ingin.. seseorang yang aku sayangi.. terus gembira setelah mendapatkan tujuan dan mimpinya..”

Dia benar, menjadi bagian dari sejarah adalah mimpiku. Dahulu saat aku mengatakannya, tak ada sedikitpun kebimbangan dalam hatiku. Lantas mengapa saat ini saat impian itu berada di depan mataku aku malah menjadi ragu? Aku tersadar ia telah merelakan dirinya demi diriku dan impianku. Hal itu adalah hal paling tidak egois dari seorang manusia, yang pernah kuketahui.

Isak tangisku berhenti seiring hatiku menerima kenyataan ini.

“Hei.. Andy..”

“Ya?”

“Aku pikir.. aku tak akan bisa tertidur malam ini..”

“Maukah kamu.. menemaniku mengobrol hingga pagi tiba?

“Tentu, Aku tak akan tidur malam ini..

Jawabnya dengan lembut tapi penuh keyakinan.

Setelah itu, kamipun terus mengobrol, hingga tanpa sadar aku sendiri yang terlelap.. Tertidur di bawah naungan milyaran bintang, tempat aku akan berada di salah satunya. Mimpiku berisi segala kenangan tentang kami berdua, dalam suka dan duka. Hingga aku terbangun di pagi hari. Menatap matahari untuk yang terakhir kalinya.

Ia mengantarkanku sampai ke bandara menuju tempat peluncuran roket penjelajah kami di Florida. Kukatakan padanya bahwa aku tak akan bisa menghubunginya selama berada di dalam roket, karena kami; para kru akan berada dalam kondisi cryogenic, dan perjalanan kami akan memakan waktu 3 sampai 4 bulan menggunakan phase jump menuju bintang yang berjarak 20 tahun cahaya. Dan kujelaskan kepadanya bahwa membutuhkan waktu 20 tahun bagi informasi untuk mencapai bumi. Tetapi aku berjanji akan mengirim pesan jika telah berada di sana. Akupun pergi.. meninggalkannya.. untuk mungkin.. selamanya..

Hingga saat ini, kami telah sampai di planet ini. Gliese 581d. Mungkin saat ini di bumi Andy sedang merayakan tahun baru. Begitu juga dengan kami. Ini adalah tahun baru pertama kami sebagai kolonis pertama manusia. Kemudian pesawat yang membawa kami mendarat di sebuah lembah yang sangat indah. Dengan berbagai macam tumbuhan yang belum pernah kulihat di bumi sebelumnya. Dengan udara yang begitu segar yang belum pernah kuhirup di bumi sebelumnya. Dan dengan pemandangan langit dengan bulan besar di siang hari yang belum pernah kulihat sebelumnya.

Kami memberi nama pada planet baru kami.. “Gaia” dan kota baru kami “Elvis”. Kemudian kami masing-masing diberikan sebuah tenda yang jika dipompa dengan udara akan mengembang lalu membentuk sebuah rumah yang setelah lapisannya mengering akan langsung menjadi beton.

Disana pula aku bertemu tetanggaku, Lina, seorang ahli matematika serta Ed sang ahli komputer dan Risa, adiknya yang terus menempel kepadanya dan seorang penyanyi berbakat yang baru memulai debutnya di bumi.

Kami berempat berfoto dengan latar belakang pemandangan yang tak akan bisa dilihat di bumi. Di saat waktu pengiriman pesan pertama ke bumi, aku menepati janjiku untuk mengirim pesan kepada Andy jika aku telah tiba di planet ini. Dan begitulah.. kata demi kata mengalir dari jari jemariku. Hingga saat kuketikkan baris terakhir dari suratku.. air mataku tanpa sadar mengalir sendiri.

Tuhan.. aku harap Andy akan menemukan kebahagiannya tanpa membutuhkan diriku di sisinya.. jadikanlah ia tetap kuat seperti Andy yang kukenal dan bertemu dengan seseorang yang mencintai dan menyayangi dirinya seperti diriku mencintai dan menyayangi dirinya. Selamat Tahun Baru.

[MaDNeSs]

anjay . versi si cewe toh . gw kira dobel trit .

[-[nVc]-Kairxa]

amajing la versi cewenya, emailnya nyampe 20 taon kemudian! dah pada tua, andynya dah beranak!

huaaaaaaaaa T_______T

[Wing_of_Healing]

hhahaha . .

versi yang berbeda yah . .

kenapa gak dijadikan satu aja kak . . ? ?

nice2 . .

[Jin_Botol]

Waaaa.... Konsep cerpen mu amajing gilak did, ga nyangka aku ternyata ini dari sisi sang cewek nya.. Nice~

[AldyBennet]

asli keren did... jadi kepengen juga...

[mattr3x]

GILA DIDA AMAJING
DADA GUE MAKIN SESEK