DERETAN warung penganan di gang sempit menjadi pemandangan umum di kampung-kampung Jakarta. Hidangan yang dijajakan pun menggoda selera.
Tempat seperti itu lebih dikenal dengan istilah gang senggol. Aneka makanan tradisional Betawi nan lezat menjadi daya tarik gang itu. Tak heran, bila kemudian tempat itu lebih dikenal dengan sebutan gang senggol.
Situasi khas itulah yang ingin diangkat Hotel Atrium Senen, Jakarta, untuk merayakan HUT ke-480 Kota Jakarta. Jangan bayangkan sebuah gang sempit yang hanya cukup untuk dua orang berpapasan. Sebab, gang senggol yang satu ini bisa menampung lebih dari 10 orang.
Ya, Gang Senggol dan Waroeng Kopi yang berada di area lobi hotel di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat ini memang istimewa. Selain limited edition karena hanya diadakan selama sebulan saat perayaan ulang tahun Jakarta, area ini juga disulap menjadi sarana bagi para pedagang kaki lima untuk menawarkan jajanan khas Betawi, seperti kue rangi, kue ape, kerak telor.
”Para pedagang tersebut benar-benar asli pedagang keliling yang kami ‘sewa’ hingga 15 Juli mendatang untuk menyemarakkan Betawi Food Promotion di hotel kami,” ujar Public Relations Administrator Aston Atrium Sidik Kadarsyah. Tak hanya jajanan kering, makanan ringan yang segar berkuah, seperti asinan betawi dan minuman sekoteng, juga turut disajikan di area lobi.
Aneka pameran mulai dari fesyen, kerajinan tangan, macam-macam aroma terapi dan foto-foto Kota Jakarta tempo doeloe kian menguatkan tema yang diusung, ”Aston Atrium Senen Punye Gaye”. Melangkah ke area Spices Coffee Shop, pengunjung bisa memesan ragam masakan asli Betawi, seperti soto mie, pindang bandeng, rujak juhi, nasi uduk, laksa betawi.
Agak berbeda dengan soto daging sapi biasa, soto mie menggunakan daging sapi sandung lamur, yaitu daging yang sebagian masih ada lemaknya. ”Untuk menghilangkan bau amis daging dipakai jahe, tapi keberadaannya tidak memberikan rasa dominan,” ujar Cook 1 Spices Coffee Shop Kiswanto.
Menu berkuah lainnya adalah pindang bandeng, berbahan dasar ikan bandeng yang di-marinate (dibumbui dan didiamkan sekira 30 menit). Menurut Kiswanto, masakan ini hampir sama dengan pindang tangkar. Sausnya pun sama, hanya isinya yang berbeda, yaitu potongan ikan bandeng. Agar bumbu lebih meresap, ditambahkan irisan bawang merah dan bawang putih yang ditumis.
Sementara itu, kunyit untuk hiasan (garnish) cukup dibakar dan digeprek saja. ”Meski dibakar, sama sekali tidak akan menimbulkan sangit,” ujar Kiswanto. Beralih ke menu favorit para wanita, ada rujak juhi yang agak mirip asinan betawi tanpa kuah yang ditambah mi kuning. Lebih spesial lagi dengan penambahan lembaran tipis juhi bakar yang menyerupai abon atau dendeng ikan.
Keberadaan suwiran juhi ini menyelipkan sedikit rasa cumi di antara dominasi sayuran. Melengkapi santapan menu Betawi Anda, cobalah juga aneka jajanan, seperti kue ape dan kue rangi. Sepintas, kue ape sangat mirip serabi solo, baik dalam hal pembuatan maupun tampilannya yang menggembung di tengah.
Hanya, ragam rasa kue ape tidak banyak, biasanya hanya rasa pandan dan cokelat. Masih seputar jajanan serbamanis, kue rangi yang dicirikan gurihnya parutan kelapa kasar dan siraman gula kental yang agak kenyal, juga cocok dijadikan camilan teman minum teh di pagi atau sore hari.
Kudapan Lezat di Gang Senggol
Share This Thread