Waktu menunjukkan hampir jam 13:15. Kami tiba di terminal kota Given, ternyata kami salah turun. Terpaksa kami naik taksi, 20 menit kemudian sampai di tempat tinggalku. Langsung aja aku suruh mereka masuk ke kamar yang berukuran kecil. Aku suruh mereka istirahat sebentar. Lalu aku ajak mereka ke sebuah mall yang tidak jauh dari sini.
“Kamu mau makan ke HokBen? Kemarin kan aku janji mau traktir di sana”
“Ya, kami mau, penasaran sama HokBen”
“Yaudah tempat di lantai 3, kita berjalan melalui eskalator aja”
Akhirnya sampai juga di restoran HokBen di lantai 3. Kami masuk lalu memesan makanan.
“Arin, kamu pesen apa?”
“Apa aja deh, tapi jangan daging sapi ya”
“Oh iya aku lupa, yaudah pesan yang ayam aja deh. Lalu, Leena kamu mau pesen yang mana?”
“Apa aja deh, ikutin yang kalian pesan”
“Ok deh”
Arin dilarang makan daging sapi, ya kami pesan 2 paket Yakiniku daging ayam, sedangkan aku pilih yang daging sapi.
“Kalian mau minum apa?”
“Terserah kamu, apa aja boleh”
“Yaudah, Koorikonyaku aja ya 3”
“Mbak, Koorikonyaku 3 ya, sekalian totalnya semua berapa?”
“Iya mas, semuanya seratus dua puluh ribu zen”
“Makasi ya mbak”
Setelah memesan sekaligus membayar, kami memilih tempat duduk agak pojok. Yah siang itu agak ramai disana. Sebelum kami makan, aku memfoto mereka dulu sebagai kenang-kenangan.
“Arin, Leena, aku foto kalian berdua dulu sebelum makan”
“Iya boleh”
Lalu aku mengambil foto mereka berdua. Setelah itu kami pun langsung makan, tanpa lupa mengucap doa dulu.
“Gimana rasanya makan di HokBen? Hahah, coba di kota kalian ada”
“Ya rasanya seperti masakan Jepang lainnya”
Kami menikmati makanan tersebut sampai habis. Tiba-tiba terdengar bunyi telepon. Ternyata Irene meneleponku.
“Halo, ada apa?”
“Bungkusin 2 dong buat gw disini”
“Yaudah tunggu nanti aku bungkusin”
Telepon aku akhiri, lalu aku memesan 2 lagi buat dibawa pulang. Sambil menunggu, aku lanjut mengobrol dengan mereka. Beberapa menit kemudian makanan yang aku pesan sudah dibungkus.
Kami lanjut berjalan ke toko buku Okaeri yang letaknya di lantai 4 tepat depan eskalator. Kami berpisah disini karena aku harus mengantar pulang bungkusan yang aku bawa.
“Aku tinggal kalian disini ya, mau pulang bentar terus ketemu disini lagi”
“Ya 5 menit ya jangan lama-lama”
“Hah…macem The Flash aja cepet amat hahah… Ok, tunggu yah aku cepet kok”
Aku bergegas meninggalkan mereka di toko buku. Sesampainya di rumah, aku langsung memberi bungkusan makanan ke Irene. Aku cuci muka biar muka segar tidak kusut lagi. Lalu kembali ke tempat Arin dan Leena berada tadi. Sesampainya di tempat kami berpisah, aku sedikit bingung, kok mereka tidak ada disini. Aku mencoba telepon Arin.
“Halo Arin, kamu dimana? Aku cari di toko buku kok kalian gak ada?”
“Sekarang kami di lobi bioskop XXI gak jauh dari situ kok”
“Yaudah aku kesana deh, tunggu ya”
Aku berjalan menuju ke tempat bioskop yang letaknya sebelah toko boneka dekat toko buku Okaeri. Terlihat di bangku paling pojok ada Arin dan Leena sedang duduk. Lalu mereka berdiri berjalan ke arahku. Mereka menunjukkan sesuatu di tangan mereka.
“Rei Rei…lihat nih”
“Wew, kalian beli gelang yah, kembar pula haha…”
“Iya kami tadi lihat ada yang bagus, lalu kami beli”
“Kok aku gak dibeliin, biar kompak”
“Yah tadi aku gak kepikiran sih, maaf yah”
“Yaudah gakpapa kok, kalo kita lihat nanti ada yang jual kita beli 1 lagi deh”
Setelah kami bertemu, kami lanjut berjalan sambil menikmati suasana mall. Lalu kami turun melalui eskalator sampai di lantai paling bawah. Kami berjalan keluar sambil mengobrol.
“Arin, rencana hari ini mau kemana?”
“Hm, terserah kamu aja deh, kami ngikut kok”
“Gimana kita ke Monas Tower?”
“Boleh deh”
“Kita ke luar dulu yuk, naik minibus terus busway”
Kami berjalan ke luar mall, lalu menyebrang jalan. Ada sebuah minibus berhenti, kami naik di minibus tersebut. 10 menit kemudian kami sampai di koridor busway. Kami turun dari busway, lalu berjalan masuk ke koridor. Aku membeli 3 tiket. Kami berjalan menuju ke ruang tunggu busway. Kami menunggu sambil berdiri dekat pintu masuk, supaya dapat tempat duduk.
Share This Thread