Chapter 4
Ternyata dia membawakan makanan buatku.
"Kamu tidak menaruh racun dalam makanan ini kan?" tanyaku gugup
Lagi-lagi dia cuma diam dengan tatapan dingin dan berpaling keluar kamar. Duh, sudah lapar tambah kesel di saat seperti ini. Aku takut makanan itu beracun, jadi aku lebih baik menahan lapar dan tertidur. Tak terasa sudah maghrib, badanku bau seharian tidak mandi. Aku
paksa berjalan ke kamar mandi dengan kaki sedikit pincang.
Segar rasanya setelah seharian tidak mandi dan bau keringat. Setelah mandi aku ingin makan, sudah tidak kuat menahan lapar seharian. Aku menuju dapur, mencari apa yang bisa dimasak atau di makan. Ternyata orang itu sedang menyiapkan makan malam.
"Kamu yang nyiapin semua ini? Bisa masak?" tanyaku
"Menurutmu?" jawab dia dengan dingin
Kesel rasanya ditanya selalu dijawab 1 kata
"Kamu tidak menaruh racun kan?" tanyaku
"Aku juga memakan makanan ini, kalo kamu mati, aku juga ikut mati" jawabnya
"Bisa aja kamu menaruh racun di piring atau sendok yang kamu siapkan di mejaku" sahutku
Dia cuma terdiam dan melihatku, lalu melanjutkan santapannya. Dengan terpaksa aku ikut menyantap makanan yang disediakan. Ada racun atau tidak, aku tidak memikirkannya karena sudah sangat lapar. Saat aku coba mencicipi, ternyata masakannya sangat enak. Rasanya seperti masakan mama, jadi rindu masakannya. Aku makan dengan lahap seperti orang kelaparan 3 hari.
"Kenyangnya..." sahutku sambil mengelus perut
Dia cuma melihatku dan tersenyum sinis, berpaling membereskan dan mencuci piring kotor. Aku masih duduk di kursi, malas bergerak karena kekenyangan. Setelah selesai beres-beres, dia berjalan ke arahku. Sontak aku sedikit panik dan takut. Tiba-tiba dia jongkok memegang kaki kananku, reflek aku menendang ke arah dia.
"Dasar mesum, ngapain jongkok. Mau intip ya?" tanyaku dengan nada sedikit tinggi
Kebetulan waktu itu aku sedang memakai rok
"Hem, Pink polkadot" kata dia sambil senyum
"Udah gw duga, lu emang niat ngintipin gw. Dasar cowo mesum!!" teriakku karena kesel dan plakk!!
Aku menamparnya dengan keras. Pipi dia merah bekas tamparan
"Siapa ngintip? Kakimu banyak tingkah jadi tersingkap sendiri roknya" sahut dia yang masih jongkok di depanku
"Eh?!" aku tersipu malu tiba-tiba dan memalingkan wajahku dari dia
Suasana menjadi awkawkard moment karena ulahku sendiri. Malunya aku...
"Sudah baikan" kata dia datar
"Apa maksudmu?" tanyaku
Dia hanya diam lalu berdiri sambil menaruh hapeku di meja dan langsung pergi ke kebun. Aku pikir dia sedang marah. Hapeku baterenya penuh. Aku baru ingat kalau terakhir hapeku lowbat, berarti dia yang charge hapeku. Buru-buru aku susul ke kebun untuk meminta maaf sudah menamparnya dan mengucapkan terima kasih sudah membantu charge hape. Sesampainya di kebun, astaga...
*****
Podjok Author
Author: Ini gak tau bakal ada BB17 apa ngga.. Cuma asal ngetik aja fufufu ~
Pembaca: Lha ini genre apaan coba?
Author: Romance? Ntahlah, gak ada romantisnya juga. Ending kek gimana aja belum kepikiran *senyum nahan panik
Lyn: Bocoran dikit napa sih itu cowo masa jadi pemeran utama tanpa nama
Author: Yah mau gimana lagi, biar situ penasaran. Jangan banyak protes *tawa ala penjahat
*****
Selamat membaca...
Share This Thread