Page 1 of 6 12345 ... LastLast
Results 1 to 15 of 84
http://idgs.in/710615
  1. #1

    Join Date
    Aug 2009
    Location
    AppLe♥
    Posts
    104
    Points
    258.10
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default [CerPen] Can I Say...?

    Can I Say...?



    Prolog

    Perkenalkan namaku Sherlyn Ananda biasa dipanggil Lyn. Aku sudah lulus SMA tahun ini. Hari-hariku diisi dengan liburan sambil menunggu ijazah sekolah. Aku belum menentukan dimana akan melanjutkan kuliah, karena saat ini aku ingin menikmati liburan.

    Aku anak tunggal dari keluarga yang cukup berada. Menjadi anak tunggal memanglah idaman setiap orang, apapun yang kita inginkan pasti terkabul. Di sisi lain, kehidupan anak tunggal tidak seindah seperti bayangan orang, tidak punya kakak atau adik yang bisa diajak canda tawa, bertengkar, tidak ada sosok yang bisa dijadikan sandaran curhat.

    Spoiler untuk Chapter 1 :
    Pagi ini aku menemani orang tuaku ke bandara, mereka ada urusan bisnis di luar negeri selama beberapa minggu.

    "Dek, gak apa-apa kan mama sama papa ninggalin adek sendirian di rumah sambil ngawasin kedai?" tanya mama
    "Iya" kataku
    "Kalo kenapa-kenapa kamu tinggal di tempat nenek aja" balas mamaku seraya tangannya di pundakku
    "Ngga usah, aku sudah besar, bisa mandiri, gak mau repotin nenek juga" sahutku
    "Yasudah kalo begitu, anak mama emang sudah besar" kata mama sambil mengusap-usap rambutku
    "Iya, hati-hati ya" kataku sambil memeluk mama
    "iya dek, peluk papamu juga tuh" balas mama memelukku
    "Pa, hati-hati ya, jangan lupa oleh-olehnya" kataku setelah melepas pelukan mama dan gantian memeluk papa
    "Adek hati-hati juga ya selama mama dan papa gak ada di rumah" kata papa sambil memelukku dan mengusap-usap kepalaku

    Mereka lalu masuk ke pemeriksaan tiket bandara. Aku melambaikan tangan ke mereka. Aku sudah terbiasa ditinggal orang tuaku pergi sibuk bisnis. Mereka memang pekerja keras, tidak mau anaknya hidup dalam kesusahan. Walau begitu mereka tetap mengajariku mandiri sejak kecil supaya tidak terlena dengan kekayaan. Bagi mereka kekayaan hanyalah semu yang dapat membutakan mata orang.

    Sepulang dari bandara, aku langsung menuju kedai untuk melihat kondisi kedai. Kedai ini memang kecil, tapi harus tetap terjaga. Ya, walau kami sudah menjadi orang berada, kami tidak pernah melupakan kedai ini. Bermula dari sini keluargaku membangun kedai kecil ini, dari hidup kesusahan sampai berkecukupan, kedai ini tetap menjadi kenangan.


    Spoiler untuk Chapter 2 :
    Setelah memarkirkan mobil, aku langsung masuk ke kedai. Kedai ini mempunyai 2 karyawan, maklum hanya kedai kecil. Mbak Jona dan mbak Nesa adalah nama kedua karyawan yang bekerja disini. Oh ya, nama kedai ini adalah Kedai Laris. Laris yang berarti laku. Di kedai ini keluargaku memulai berjualan jus.

    Berawal dari gerobak dorong, sekarang sudah bisa membeli bangunan yang cukup untuk berjualan disini. Kedai ini menjadi favorit anak remaja maupun kuliahan untuk sekedar nongkrong dan melepas dahaga. Seiring mengikuti jaman, kedai ini dilengkapi Wi-fi gratis bagi pelanggan. Bila ramai pembeli aku biasanya membantu karyawan mengantar jus ke meja pelanggan.

    "Lho mbak Lyn tumben pagi-pagi sudah kesini?" tanya mbak Nesa yang sedang membersihkan lantai
    "Iya, tadi habis nganter ortu ke bandara. Aku bantu sini mbak biar cepet selesai" sahutku sambil mengambil lap meja
    "Wah saya jadi ngga enak ngrepotin mbak" kata mbak Nesa yang terlihat sungkan
    "Gak apa-apa lha mbak, tanpa kamu kedai ini juga gak berjalan" kataku
    "Eh mbak Lyn sudah disini aja" sahut tiba-tiba mbak Jona dari luar kedai
    "Iya nih mbak" kataku

    Setelah membantu mereka beres-beres kedai aku pamit pulang, karena belum mandi. Aku buru-buru pulang, bau keringat membasahi tubuhku. Setibanya di rumah aku sedikit terkejut, pintu utama tidak terkunci!! Aku takut rumahku kemasukan maling. Aku mencoba menelepon polisi, tapi hapeku mati karena lowbat. Seketika aku menjadi panik, tapi aku memberanikan diri mencoba masuk. Tiba-tiba...


    Spoiler untuk Chapter 3 :
    Tiba-tiba alarm mobilku berbunyi!! Sontak aku terkejut. Buru-buru aku matikan alarmnya. Diam-diam aku masuk lewat pintu garasi untuk mengecek isi rumah. Terdengar suara orang lagi makan dari arah dapur. Aku intip, terlihat seorang pria sedang makan. Lalu aku mengambil alat pukul di dekat pintu dan mengendap mendekati pria tersebut. Ketika aku mengangkat tanganku, tiba-tiba pria itu menoleh ke arahku. Malah aku yang terkejut dan ingin berteriak!!

    "Sstt" kata orang itu sambil memegang tanganku dan tangan satunya membungkam aku
    "Mm, mmaa aa? (kamu mau apa?)" tanyaku kurang jelas karena mulut terbungkam tangan orang ini
    "Mm" senyum orang aneh ini dan mengambil alat pukul yang aku pegang

    Senyumannya bikin aku meleleh. Tanpa sadar aku menutup mataku dan membayangkan hal-hal romantis. Aku terlena, badanku serasa melayang, tiba-tiba aku serasa tiduran di sofa dengan mulutku terbungkam plester dan tanganku terikat. Aku mencoba membuka mataku dan melihat dia menatapku dengan dingin.

    "Oh kamu sudah membuka mata, aku sengaja membungkam kamu supaya tidak teriak. Aku akan mengajukan pertanyaan, jika kamu ngerti silahkan mengangguk, bila tidak ngerti silahkan menggelengkan kepala. Ngerti?" tanya orang itu

    Aku cuma bisa mengangguk atau menggeleng, karena dia tidak mau membuka plester di mulutku

    "Bolehkan aku tinggal disini sementara waktu, aku tidak butuh harta kamu, dan janji tidak akan bercerita apapun tentangku kepada orang lain" tanya orang itu kepadaku masih dengan tatapan serius

    Aku mencoba memberontak tapi apa daya tenaga dia lebih kuat

    "Kamu mau berontak? Cepat jawab" kata dia

    Terpaksa aku hanya bisa mengangguk, karena tidak punya pilihan lain. Bila aku menggelengkan kepala, aku tidak tahu nasibku selanjutnya.

    "Bagus" kata dia sambil mengelus pipiku

    Sontak aku kaget dan mengeluarkan air mata. Panik takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    "Tenang" kata dia sambil mengusap air mataku

    Beberapa saat kemudian dia melepas plester dan ikatan tanganku. Buru-buru aku langsung mendorong dia dan kabur, tapi tanpa sepengetahuanku ternyata kakiku terikat tali dan terhubung ke kaki sofa. Aku langsung terjatuh. Aku merintih kesakitan. Ada sedikit lebam di kaki kananku. Uh, sakit...

    "Mau mencoba kabur ya?" tanya dia
    "Tolong!!" teriakku
    "Percuma" senyum orang itu
    "Lalu kamu mau apain aku? Ambil aja hartaku dan lepaskan aku" kataku dengan tersedu
    "Ga butuh" sahut dia
    "Lalu?" tanyaku sambil menahan sakit
    "Mm" kata dia sambil melepas tali kakiku dan menggendongku ke kamar di lantai 2
    "Kamu siapa?" tanyaku
    "Mm" sambil berjalan keluar kamar

    Beberapa saat kemudian, dia kembali lagi sambil membawa handuk kecil dan baskom isi air hangat. Kakiku yang lebam diusap-usap air hangat. Selama ini, tidak pernah ada yang melakukan hal seperti ini kecuali aku sendiri atau mama. Aku diliputi rasa penasaran. Siapa dia? Mengapa disini? Kenapa tidak mau harta?

    "Uh, sakit" kataku lirih
    "Mm" lirik dia
    "Bolehkah aku tau siapa namamu?" tanyaku penasaran

    Dia masih diam, lagi-lagi berjalan keluar kamar sambil membawa handuk dan baskom tadi. Kesel rasanya ditanya malah dicuekin. Perutku lapar, bunyi keroncongan dari pagi belum makan. Mau ke dapur tapi kaki masih nyeri. Aku hanya bisa pasrah berbaring di kamarku. Terdengar suara langkah orang itu menuju ke kamarku. Ternyata...


    Spoiler untuk Chapter 4 :
    Ternyata dia membawakan makanan buatku.

    "Kamu tidak menaruh racun dalam makanan ini kan?" tanyaku gugup

    Lagi-lagi dia cuma diam dengan tatapan dingin dan berpaling keluar kamar. Duh, sudah lapar tambah kesel di saat seperti ini. Aku takut makanan itu beracun, jadi aku lebih baik menahan lapar dan tertidur. Tak terasa sudah maghrib, badanku bau seharian tidak mandi. Aku
    paksa berjalan ke kamar mandi dengan kaki sedikit pincang.

    Segar rasanya setelah seharian tidak mandi dan bau keringat. Setelah mandi aku ingin makan, sudah tidak kuat menahan lapar seharian. Aku menuju dapur, mencari apa yang bisa dimasak atau di makan. Ternyata orang itu sedang menyiapkan makan malam.

    "Kamu yang nyiapin semua ini? Bisa masak?" tanyaku
    "Menurutmu?" jawab dia dengan dingin

    Kesel rasanya ditanya selalu dijawab 1 kata

    "Kamu tidak menaruh racun kan?" tanyaku
    "Aku juga memakan makanan ini, kalo kamu mati, aku juga ikut mati" jawabnya
    "Bisa aja kamu menaruh racun di piring atau sendok yang kamu siapkan di mejaku" sahutku

    Dia cuma terdiam dan melihatku, lalu melanjutkan santapannya. Dengan terpaksa aku ikut menyantap makanan yang disediakan. Ada racun atau tidak, aku tidak memikirkannya karena sudah sangat lapar. Saat aku coba mencicipi, ternyata masakannya sangat enak. Rasanya seperti masakan mama, jadi rindu masakannya. Aku makan dengan lahap seperti orang kelaparan 3 hari.

    "Kenyangnya..." sahutku sambil mengelus perut

    Dia cuma melihatku dan tersenyum sinis, berpaling membereskan dan mencuci piring kotor. Aku masih duduk di kursi, malas bergerak karena kekenyangan. Setelah selesai beres-beres, dia berjalan ke arahku. Sontak aku sedikit panik dan takut. Tiba-tiba dia jongkok memegang kaki kananku, reflek aku menendang ke arah dia.

    "Dasar mesum, ngapain jongkok. Mau intip ya?" tanyaku dengan nada sedikit tinggi

    Kebetulan waktu itu aku sedang memakai rok

    "Hem, Pink polkadot" kata dia sambil senyum
    "Udah gw duga, lu emang niat ngintipin gw. Dasar cowo mesum!!" teriakku karena kesel dan plakk!!

    Aku menamparnya dengan keras. Pipi dia merah bekas tamparan

    "Siapa ngintip? Kakimu banyak tingkah jadi tersingkap sendiri roknya" sahut dia yang masih jongkok di depanku
    "Eh?!" aku tersipu malu tiba-tiba dan memalingkan wajahku dari dia

    Suasana menjadi awkawkard moment karena ulahku sendiri. Malunya aku...

    "Sudah baikan" kata dia datar
    "Apa maksudmu?" tanyaku

    Dia hanya diam lalu berdiri sambil menaruh hapeku di meja dan langsung pergi ke kebun. Aku pikir dia sedang marah. Hapeku baterenya penuh. Aku baru ingat kalau terakhir hapeku lowbat, berarti dia yang charge hapeku. Buru-buru aku susul ke kebun untuk meminta maaf sudah menamparnya dan mengucapkan terima kasih sudah membantu charge hape. Sesampainya di kebun, astaga...


    Spoiler untuk Chapter 5 :
    Astaga dia sedang tertidur, mungkin sedang capek. Aku mengelus pipinya yang merah bekas tamparanku tadi. Tiba-tiba pergelangan tanganku digenggamnya.

    "Apa yang kamu lakukan?" tanya dia dengan tatapan tajam
    "Aku hanya ingin liat bekas tamparan tadi" jawabku
    "Apa dengan kamu sentuh langsung hilang?" tanya dia sambil menjauhkan tanganku dari mukanya

    Aku hanya terdiam dan menggelengkan kepala

    "Oh ya kamu kalo mau tidur bisa di kamar tamu, disini dingin" senyumku
    "Dingin? Kenapa tidak kamu aja yang ke kamar?" kata dia dengan sinis
    "Heh?! Terserah kamu!" aku sedikit syok tidak tahu harus ngomong apa lagi
    "Cewe kalo marah sama aja" kata dia datar

    Tanpa mempedulikan ucapan dia, aku langsung masuk rumah. Lebih baik aku nonton film daripada memikirkan orang tak dikenal.

    Lho sudah jam 11 malam, aku ketiduran ternyata. Coba aku tengok ke kebun, penasaran masih ada atau tidak. Aku berjalan ke kebun, dia sudah tidak ada. Yasudah, mending aku tidur aja. Sewaktu membalikkan badan, aku terkejut tiba-tiba dia di belakangku.

    "Kyaaa!! Kamu bikin aku kaget" teriakku kaget

    Dia hanya balas senyum

    "Mending aku tidur, kamu juga tidur" kataku sambil meninggalkan dia
    "Night" ucap dia
    "Hah? Iya, selamat malam" balasku melanjutkan berjalan

    Esoknya...

    Toet toet toet...!!! Alarm berbunyi pada jam 6 tepat.
    Duh, siapa sih yang nyalain alarm, ganggu aja deh. Orang pengen bangun siang juga. Rasanya gak enak banget kebangun karena alarm. Pasti ulah orang aneh itu sengaja set alarm sepagi ini. Tanpa pikir panjang aku langsung turun mencari orang itu berada. Ternyata dia di halaman depan sedang duduk santainya dengan secangkir kopi susu.

    "Heh lu! Bisa gak sih, gak bikin kesel sesekali? Sengaja amat diam-diam naruh alarm di kamar gw!" tanyaku dengan nada marah
    "Pagi" balas dia dengan senyumnya yang indah itu, membuatku langsung meredam amarah
    "Emm, lupakan. Lanjutkan saja ngopinya" balasku dengan sedikit canggung dan kembali masuk

    Aku bingung dengan sosoknya, kadang nyebelin bikin marah-marah, tapi sosok kalemnya bikin aku meleleh. Apa jangan-jangan aku... Ah~ bodohnya aku terlena mikir yang aneh. Lebih baik aku berendam air hangat, melepas lelah. Ehm, nikmatnya berendam saat pagi, bikin mood kembali bagus. Bahkan aku...


    Spoiler untuk Chapter 6 :
    Bahkan aku sampai ketiduran. Aduh, jam sudah berapa ini, aku harus ke kedai juga. Buru-buru aku membilas badanku dan handukan.

    Tok tok tok!!! Terdengar orang mengetuk pintu.
    "Masuk, gak aku kunci" teriakku dari dalam kamar
    "Aku siapkan bubur di dapur, lama juga ya kamu berendam" jawabnya
    "Bukan urusanmu lama atau gak" ketusku

    Dia cuma membalas senyuman dan kembali keluar kamar. Senyumannya bener-bener menggoda. Oh ya, sampai lupa aku mau ke kedai. Eh, sudah jam 7 lewat ternyata. Ternyata sempat tertidur lumayan lama tadi. Aku langsung menuju ke dapur setelah berganti pakaian dan sarapan bubur.

    "Hai kamu, nama siapa?" tanyaku setelah menghabiskan semangkuk bubur

    Dia berjalan mendekatiku sambil menarik kursi dan duduk sebelahku

    "Apa arti sebuah nama bagimu?" tanya dia sambil berbisik ke telingaku lalu berdiri menjauh dariku
    "Mulai sekarang aku memanggilmu REN!" kataku dengan nada naik
    "Mm" dia cuma menoleh dengan tatapan dingin dan berjalan ke wastafel
    "Baiklah, aku anggap deal dengan nama itu" senyumku dengan semangat

    Dia hanya diam seolah-olah dengan terpaksa menerima nama itu. Apa boleh buat, dia hanya diam dan aku tidak mau ambil pusing.

    "Bukankah kamu ingin ke kedai?" tanya dia dengan tiba-tiba
    "Kedai? Bagaimana kamu tahu tentang kedaiku?" tanyaku balik karena terkejut dia bisa tahu tentang kedaiku
    "Apa kamu lupa?" jawabnya

    *****
    Sekitar 2 jam yang lalu...

    Dret dret dret... Terdengar suara hape berbunyi
    "Halo mbak Jona"
    "Mbak Lyn kesini ngga pagi ini? Ada yang mau diomongin nih"
    "Iya kesana setelah mandi"
    "Terima kasih mbak"

    Percakapan di telepon diakhiri
    *****

    "Kamu menguping ya?" tanyaku
    "Lain kali kalo tidak ingin didengarkan orang lain, ya ngobrol di hutan" balasnya dengan sinis
    "Maaf sudah menuduh" kataku dengan menundukkan kepala

    Aku lantas langsung bergegas meninggalkannya menuju mobilku. Tapi...


    Spoiler untuk Chapter 7 :
    Tapi kunci mobilku ketinggalan di kamar. Malas rasanya aku harus naik turun tangga. Aku ada ide, mending aku suruh Ren ambil kunci aja di kamar.

    "Renn... Rennn... Tolong dong ambilin kunci mobil di kamarku" teriakku dari dalam mobil
    "Hei, kamu buta? Aku disini" balasnya
    "Ehh..." aku kaget

    Ternyata dia sudah di pintu pagar luar rumah. Sejak kapan dia ada disana? Ah masa bodohlah. Lalu dia berjalan ke arahku.

    "Ini yang kamu cari?" sambil membuka kepalan tangannya
    "Iya" balasku

    Dia membuka pintu bagian sopir.

    "Kenapa kamu malah membuka pintu, berikan kunci itu kepadaku!" kataku sambil memintanya
    "Dasar cewek gak peka!" sahutnya dengan nada dingin
    "Maksudmu?" tanyaku
    "Emang bisa kursi ini buat berdua?" balasnya

    Aku sedikit bingung dengan kata-katanya. Kenapa dia bilang begitu?

    "Gak" kataku
    "Lihat masih ada kursi kosong disebelahmu" cetusnya
    "Maksudmu... Aku pindah kesana?" tanyaku sambil nunjuk kursi sebelahku
    "Mm" balasnya
    "Kenapa gak bilang aja sih" balasku dengan ekspresi kesal

    Oh, baru menyadarinya, maksudnya dia ingin mengantarku ke kedai. Aku malah senyum-senyum sendiri, pikir-pikir ternyata emang aku kurang peka

    "Kenapa senyum-senyum? Gak pernah dianterin sama cowo?" dia bertanya tiba-tiba
    "Kepo deh" balasku
    "Dimana lokasi kedaimu?" tanyanya lagi
    "Jalan Mawar nomor 13, deket perumahan Aster" jawabku
    "Mm" balasnya

    Selama perjalanan kesana, kami hanya diam. Aku membuang muka ke arah jendela sesekali mainan hape. Jadi salah tingkah gara-gara senyum tadi. Selang beberapa menit kami sampai ke kedai. Aku turun duluan di depan kedai, aku suruh dia memakirkan mobil.

    "Hai mbak Jona dan mbak Nesa, apa kabar?" sapaku ke mereka yang kebetulan lagi di teras kedai
    "Baik mbak Lyn" balas mereka
    "Mbak Lyn, saya mau ngomong sesuatu boleh?" tanya mbak Nesa
    "Ya silahkan ngomong aja mbak Nes" balasku
    "Mbak mohon maaf, kami berdua ingin mengajukan cuti pulang kampung karena ada keperluan di kampung untuk 2 minggu, gimana menurut mbak Lyn" tanya mbak Nesa dengan ekspresi berkaca-kaca
    "Hmm, nanti ya aku pikirkan dulu. Sore ini aku kasih kabar" jawabku

    Aduh...


    Spoiler untuk Chapter 8 :
    *****
    Di suatu tempat...

    "Apa kabarmu? Mereka sempat nyariin"
    "Aku sudah mengabari mereka, tenang aja"
    *****

    Aduh mereka berdua mendadak ingin cuti. Kalau mereka tidak ada, siapa yang jaga kedai? Aku sendiri, itu tidak mungkin. Hmm, aku ada ide, aku bisa ajak Ren menjaga kedai saja. Cukup berdua pasti bisa seperti mereka.

    "Mbak Jon, mbak Nes. Aku pulang dulu deh mbak. Tiba-tiba kurang enak badan" kataku sambil tangan memegang leherku
    "Iya mbak Lyn. Hati-hati ya" balas mbak Jona

    Aku beranjak dari kedai, tapi kok Ren daritadi tidak keliatan ya? Apakah jangan-jangan dia kabur sambil mencuri mobilku? Gawat kalau begini bias diomelin papa. Aku menjadi panik seketika. Aku berjalan ke arah perumahan Aster, biasanya ada satpam penjaga. Aku bisa menanyakan sesuatu yang mungkin sedikit membantuku.

    "Heh mau kemana?" tiba-tiba ada suara yang memanggilku dari arah belakang
    "Eh?!" aku linglung
    "Lagi nyariin dimana parkir mobil?" tanya Ren
    "I-iya" balasku dengan sedikit kaku
    "Panik? Takut aku kabur membawa mobilmu?" tawa Ren sambil kedua tangannya dipundakku
    "Kok tau?" tanyaku
    "Terlihat dari ekspresimu" senyum Ren sambil tangan mengusap kepalaku, lalu berjalan meninggalkanku
    "Kamu mau kemana?" tanyaku
    "Menurutmu kemana? Kamu kira mobilnya bisa berjalan sendiri kesini wahai Nona Lyn" jawab Ren

    Aku cuma bisa terdiam ketika dia bilang seperti itu, serasa kena skakmat. Lalu aku mengikuti Ren, dimana sih dia parkir mobil kok gak deketan sama kedai. Ternyata Ren memakirkan mobil sekitaran komplek Aster, memang disini biasa buat parkir mobilku kalau di dekat kedai sedang tidak ada tempat. Kami langsung masuk mobil dan menuju rumah.

    ***
    Siang hari di dalam rumah...

    "Duh panas amat ya siang ini" keluhku
    "Mau es?" tiba-tiba Ren muncul dari belakang dan duduk di sebelahku
    "REN!! Ngagetin aja?" teriakku

    Aku langsung mengambil es yang ada di tangan Ren. Aku langsung habisin karena kehausan ditambah cuaca begitu terik. Segar es lemon buatan Ren. Aneh juga ya, cowok seperti dia, bisa bawa mobil dan masak tapi malah tinggal disini seolah menjadi seorang buron. Sepertinya...


    Spoiler untuk Chapter 9 :
    Sepertinya ada sesuatu yang ditutupin olehnya. Aku harus mencoba mencari tahu.

    "Heh, mikirin apa?" tanya Ren tiba-tiba
    "Ehm, engga" sahutku sambill geleng kepala
    "Liburan gak jalan sama pacar?" tanya Ren menggoda
    "Gak punya!" ketusku
    "Mm" balas Ren seperti biasa sedikit bicara
    "Aku baru inget, kok kamu bisa tau namaku Lyn. Selama kita bersama, kita belum berkenalan. Bahkan kita belum menyebut nama masing-masing?" tanyaku agak penasaran
    "Lupa apa pura-pura tidak ingat?" tanya Ren

    Aku berpikir keras tentang kalimatnya.

    "Inget-inget beberapa jam lalu di kedai" kata Ren sambil nyentil jidatku
    "Ih apaan sih" aku kesal

    Eh, di kedai? Aku mencoba mengingatnya.

    *****
    "Inget-inget beberapa jam lalu di kedai"
    "Heh mau kemana?"
    "Hai mbak Jona dan mbak Nesa, apa kabar?"
    "Baik mbak Lyn"
    *****

    Aku baru menyadari, bahwa mereka sempat memanggilku. Ternyata Ren waktu itu sedang ada di dekat teras kedai. Tapi kenapa dia tidak ikut masuk kedai? Aku penasaran...
    "Woi!! Jangan melamun" teriak Ren tiba-tiba

    Aku kaget, hampir terjatuh dari sofa.

    "Apaan sih, neriakin gitu tiba-tiba. Untung aku gak mati jantungan" kesalku
    "Kebanyakan melamun ntar kerasukan makhluk halus" Ren tertawa
    "Ish..." balasku
    "Tampaknya hari ini kamu banyak pikiran?" tanya Ren
    "Iya bener, mungkin sedang lelah" jawabku

    Tiba-tiba aku mendapat ide bagus. Aku harus memanfaatkan momen ini.

    "Ren, itu kan kedua pegawai mau cuti. Maukah kamu membantuku menjaga kedai tersebut?" tanyaku dengan memohon
    "Ya" jawab Ren
    "Beneran?" sahutku kegirangan dan tanpa sadar reflek memeluk Ren
    "Udah?" tanya Ren datar
    "Udah apa? Eh iya, maaf" aku langsung melepaskan pelukan

    Ren lalu berjalan ke arah teras. Dia...


    Spoiler untuk Chapter 10 :
    Sepertinya ada sesuatu yang ditutupin olehnya. Aku harus mencoba mencari tahu.

    "Heh, mikirin apa?" tanya Ren tiba-tiba
    "Ehm, engga" sahutku sambill geleng kepala
    "Liburan gak jalan sama pacar?" tanya Ren menggoda
    "Gak punya!" ketusku
    "Mm" balas Ren seperti biasa sedikit bicara
    "Aku baru inget, kok kamu bisa tau namaku Lyn. Selama kita bersama, kita belum berkenalan. Bahkan kita belum menyebut nama masing-masing?" tanyaku agak penasaran
    "Lupa apa pura-pura tidak ingat?" tanya Ren

    Aku berpikir keras tentang kalimatnya.

    "Inget-inget beberapa jam lalu di kedai" kata Ren sambil nyentil jidatku
    "Ih apaan sih" aku kesal

    Eh, di kedai? Aku mencoba mengingatnya.

    *****
    "Inget-inget beberapa jam lalu di kedai"
    "Heh mau kemana?"
    "Hai mbak Jona dan mbak Nesa, apa kabar?"
    "Baik mbak Lyn"
    *****

    Aku baru menyadari, bahwa mereka sempat memanggilku. Ternyata Ren waktu itu sedang ada di dekat teras kedai. Tapi kenapa dia tidak ikut masuk kedai? Aku penasaran...

    "Woi!! Jangan melamun" teriak Ren tiba-tiba

    Aku kaget, hampir terjatuh dari sofa.

    "Apaan sih, neriakin gitu tiba-tiba. Untung aku gak mati jantungan" kesalku
    "Kebanyakan melamun ntar kerasukan makhluk halus" tawa Ren girang
    "Ish..." balasku
    "Tampaknya hari ini kamu banyak pikiran" tanya Ren
    "Iya bener, mungkin sedang lelah" jawabku

    Tiba-tiba aku mendapat ide bagus. Aku harus memanfaatkan momen ini.

    "Ren, itu kan kedua pegawai mau cuti. Maukah kamu membantuku menjaga kedai tersebut?" tanyaku dengan memohon
    "Ya" jawab Ren
    "Beneran?" sahutku kegirangan dan tanpa sadar reflek memeluk Ren
    "Udah?" tanya Ren datar
    "Udah apa? Eh iya, maaf" aku langsung melepaskan pelukan

    Ren lalu berjalan ke arah teras. Dia...


    Spoiler untuk Chapter 11 :
    Aku lihat Ren berjalan keluar rumah tanpa bilang apapun denganku. Kenapa dia begitu? Apakah dia sakit hati mendengar ucapan Kai? Ah tidak mungkin dia bisa mendengar dari dalam rumah. Eh, kok dia kembali lagi, cepet amat keluarnya.

    "Lyn... Oi, lu bengong ya?" Kai memanggil
    "Anu, ngga kok" sahutku sambil senyum
    "Kiraen bengong, ati-ati kesambet lu" canda Kai
    "Hahaha, ngga lah. Aman disini" balasku dengan tertawa
    "Udah sore nih, gw cao dulu" pamit Kai
    "Oh ok, hati-hati di jalan" kataku sambil berjalan bareng ke arah motor dia

    Setelah aku menutup dan mengunci pagar, aku menuju rumah mencari Ren. Penasaran apa yang dilakukan tadi.

    "Rennn!! Rennn.... Kemana kamu?" teriakku dari ruang tamu

    Ren tidak merespon panggilanku. Aku lebih baik duduk menunggu disini, daripada tiba-tiba muncul bikin kaget. Kira-kira kemana dia, pergi keluar juga tidak mungkin, pagar barusan aku kunci. Andaipun dia tidur, masa secepat ini? Tapi sampai sekarang aku tidak pernah tahu dia tidur dimana. Mending aku mandi saja, sudah sore.

    *****
    Sementara itu...

    "Datang juga kamu"
    "Yup, sesuai rencana"
    "Hahahaha"
    "Lumayan sepi untuk ukuran sebesar ini"
    "Begitulah"
    "Aku disini aja, menyiapkan semuanya"
    "Boleh, aku tinggal bentar"
    *****

    Ah... segernya habis mandi. Aku coba cari Ren di dapur deh, mungkin sedang memasak sesuatu. Kira-kira masak apa ya? Masakannya selalu enak, bikin aku ketagihan. Aku buru-buru turun menuju ke dapur. Sesampainya di dapur, aku...


    Spoiler untuk Chapter 12 :
    Aku dikagetkan dengan seseorang yang sedang memasak di dapur.

    "Kamu siapa?!" gertakku
    "Aku..." jawabnya belum selesai bicara
    "Panggil aja Hana" sahut Ren dari belakangku sambil berjalan melewatiku
    "Eh, lagi-lagi ngagetin" kataku
    "Halo, kak Lyn" sapa Hana dengan senyum

    Hana, nama orang misterius yang sedang memasak. Orangnya sangat cantik dan putih. Sepertinya kenal dekat dengan Ren. Aku tidak tahu apa tujuan Ren dan Hana disini. Ren tidak ada bicara apa-apa selama ini. Apakah mereka berdua merencanakan sesuatu?

    "Kak Lyn, pasti sudah lapar, tunggu bentar ya" celetuk Hana dengan senyum
    "Kok kamu tau?" sahutku
    "Iya kak, kakak terdiam gitu sih" balas Hana
    "Kamu sedang masak apa Hana?" tanyaku
    "Oh, ini sup jamur kak" jawab Hana

    Beberapa menit kemudian, sup buatan Hana siap dihidangkan. Hmm, aromanya begitu menggoda. Buru-buru aku mencoba supnya. Sup enak dimakan ketika masih hangat.

    "Enaknya..." pujiku ke Hana
    "Wah, makasi kakak" senyum Hana
    "Ren kok diem aja daritadi?" tanyaku
    "Sedang makan" jawab Ren datar

    Kami bertiga menghabiskan sup jamur buatan Hana. Mereka tak kusangka ternyata pintar memasak.

    "Kak, biar aku beresin aja" sahut Hana
    "Aku bantu aja, biar cepet selesai" kataku sambil menaruh mangkuk kotor
    "Makasi kak" balas Hana senyum

    Ren cuma duduk di meja makan sambil melihat kami berdua mencuci piring.

    "Kunci mobil dimana?" tanya Ren tiba-tiba
    "Hah?! Mm.. Ada di kamarku. Kenapa Ren?" tanyaku balik

    Dia tidak menggubris pertanyaanku, langsung meninggalkan kami menuju ke kamarku.

    "Ah emang selalu kek gitu dia" keluhku
    "Sabar ya kak" senyum Hana
    "Iya" balasku senyum

    10 menit kemudian...


    Spoiler untuk Chapter 13 :
    Brem... bremmm... Terdengar suara mobilku dari garasi. Aku bergegas menuju ke garasi melihatnya. Terlihat kap mesin terbuka dan dia sedang mengotak-ngatik mesinnya.

    "Apa yang kamu lakukan? Kalo gak ngerti mending jangan disentuh, nanti malah rusak!" gertakku

    Dia cuma noleh dan memberi kode jari telunjuk di depan mulutnya yang berarti diam. Dia lalu menarik-narik gas yang ada di mesin.

    "Hati-hati Ren" aku khawatir

    Dia tetap tidak menghiraukanku. Lalu dia mematikan mesin mobil, kembali ke depan kap dan memanggilku

    "Hei kamu bisa membersihkan ini?" tanya Ren sambil memberiku filter udara
    "Easy..." kataku sambil menerima

    Aku bergegas membersihkan filter udara dengan kompresor angin, tekanan angin dapat membersihkan debu yang menempel. Ren lagi-lagi menghilang bagaikan angin. Aku clingak-clinguk di sekitar mobil juga tidak ada. Ah masa bodoh, mendingan lanjut bersihin filter.

    "Udah? Lama amat!" tanya Ren tiba-tiba di belakangku
    "Kyaa!!" teriakku kencang

    Ren langsung membungkam mulutku

    "Ssst"
    "Lepaskan, tanganmu kotor dan jangan ngagetin bisa gak sih!" aku kesal

    Aku langsung memberikan filter tadi dan pergi meninggalkannya. Aku berpapasan dengan Hana yang sedang di ruang tamu.

    "Kak kenapa teriak?" tanya Hana lembut
    "Lupakan" kataku masih menahan kesal
    "Oh, kak Ren ya?" sahut Hana
    "Ya, udah ah aku mending di kamar aja" balasku

    ***
    Di garasi...
    "Kak itu kakak Lyn kamu apain sih kok jadi galak?" tanya Hana
    "Biasa anak muda, suka labil" jawab Ren
    "Aku dong kalo gitu?" tanya Hana polos
    "Mungkin" canda Ren
    "Ah kak Ren jahat, perlu ak bantu?" tanya Hana
    "Kamu bukain pintu garasi aja, nanti tutup lagi ya" jawab Ren
    "Hem" Hana mengangguk dan bergegas membuka pintu garasi

    ***
    Di kamar...

    Apa-apaan sih itu Ren, selalu...


    Spoiler untuk Chapter 14 :
    Apa-apaan sih itu Ren, selalu bikin kaget terus. Coba aku punya penyakit jantung, sudah mati dari kemarin. Daripada bete aku mending chat sama Kai.

    *****
    19:07
    Lagi d rmh Kai - Lyn
    Iya ne, np? - Kai
    Gpp cm nanya, ganggu y? - Lyn
    O, gk. Btw cowo d rmh lu gk yakin klo dia karyawan lo - Kai
    Knp? - Lyn
    Ati2 jgn2 ada maunya dia - Kai
    Mungkin... - Lyn
    Lu gk diapa2in kan? - Kai
    Engga - Lyn
    Bagusla, gw curiga dia pgn ngelakuin sesuatu ma lu klo ad ksmpatan - Kai
    Iya, hati" selalu kok ^^ - Lyn
    Btw, gw mo brb dlu - Kai
    Ok - Lyn
    *****

    Di suatu tempat....

    "Pak pinjem motornya ya" kata Ren
    "Oh boleh silahkan" balasnya

    Di jalanan terlihat ada segerombolan anak muda, sepertinya ada yang kecelakaan. Ren memarkirkan motor lalu mencoba melihat apa yang terjadi. Terjadi cekcok dan salah satu yang ikut cekcok adalah Kai. Ren hanya diam dan melihat percakapan antara Kai dengan orang
    yang tersungkur di jalan

    "Lu tau gak sih, udah gw bilang jangan deketin dia. Sekarang lu tau akibatnya kan?!" bentak seseorang

    Ren meninggalkan mereka dan mengembalikan motor yang dipinjam tadi

    "Kok cepet amat?" tanya bapak itu
    "Iya, ada urusan tadi. Makasi pak" jawab Ren

    *****
    Beberapa waktu yang lalu....
    "Ampun Kai ampun, gw ga ngulangi lagi"
    "Maksud lu apaan ngasi bunga ke dia? Gw liat lu 2 minggu yang lalu"
    "Gw hanya mau ngasi kenang-kenangan aja ke dia"
    "Bullsh*t!! Mulai sekarang jangan deketin dia lagi atau gw bikin lo masuk rumah sakit"
    *****

    Di rumah...


    Spoiler untuk Chapter 15 :
    Di rumah, ternyata Hana menunggu Ren pulang

    "Kakak Ren pulang hore" sambut Hana
    "Nih bubble kesukaan kamu" balas Ren sambil memberi Hana bubble
    "Beli di tempat biasa ya? Enak kak" tanya Hana senang
    "Ya" jawab Ren
    "Eh kak, kakak Lyn daritadi di kamar, mungkin udah bobok" ucap Hana
    "Biarin, pasti capek" sahut Ren
    "Siapa bilang udah tidur Hana sayang" kata ku sambil menuruni tangga
    "Eh kak Lyn, habisnya di kamar terus" balas Hana
    "Di kamar si di kamar, tapi mobil belum balik gimana bisa tidur" kataku
    "Nih kunci, tadi aku isi bensin juga full. Pertamax Plus" kata Ren sambil memberiku kunci
    "Tunggu Ren, kok tau isinya Pertamax dan kamu punya duit darimana?" tanyaku penasaran
    "Dari..." jawab Ren menggantung
    "Dari aku kak Lyn" sahut Hana memotong tiba-tiba
    "Lalu, isi Pertamax?" tanyaku lagi
    "Dari pegawai SPBU" jawab Ren

    *****
    Di SPBU...
    "Selamat malam ada yang bisa dibantu?" sapa petugas
    "Isi full" balas Ren
    "Bukannya ini mobilnya neng Lyn? Biasanya sih diisi Pertamax" tanya petugas
    "Oh bapak tau ya, silahkan isi penuh" balas Ren
    *****

    "Ohh, aku mengerti, aku langganan disitu deket rumah. Makasi ya" kataku
    "Ya" balas Ren

    Tumben dia balas ucapanku, apa karena ada Hana ya? Ah lupakan, mending aku tidur

    "Aku tidur duluan ya, udah malam. Besok kita jaga kedai juga" kataku
    "Malam kak" sahut Hana

    Aku...


    Spoiler untuk Chapter 16 :
    Aku hampir lupa set alarm, kira-kira jam 5 cukup. Bentar, kira-kira apa yang dilakuin mereka waktu aku tidur ya? Jangan-jangan mereka
    merencanakan pencurian. Dikira aku ramah lalu dengan semudah itu jadi lengah.

    *****
    Di dalam pikiran Lyn...

    "Hana, aku udah duplikat kunci waktu tadi pinjem mobil, nanti kita kabur pakai itu. Kamu angkut barang berharga di rumah ini yang bisa dibawa. Ngerti?"
    "Ok"
    "Jangan lupa hapus jejak, nanti ketahuan"
    "Siap kak"
    *****

    OMG!! Aku lebih baik cek mereka sekarang juga. Aku langsung buru-buru keluar kamar dan...

    "Kenapa buru-buru?" tanya Ren tiba-tiba di luar kamar
    "Setannn!!" aku berteriak
    "Hai kak Lyn" sapa Hana dengan senyum

    Aku langsung menutup mulut dengan kedua tanganku

    "Kalian kok disini?" tanyaku heran
    "Kami sudah menduga kak Lyn bakalan keluar kamar karena khawatir kami akan mencuri atau berbuat hal gak wajar, tapi tenang aja kak. Aku emang baru sih, tapi aku mengerti kok kekhawatiran kakak" ucap Hana senyum
    "Eh, engga kok Hana. Aku gak berpikir aneh-aneh" balasku biar tidak ketahuan khawatir
    "Aku menang Hana, kamu tidur bareng cewe yang suka kaget itu" kata Ren sambil ninggalin aku dan Hana
    "Ngomong apa kamu Ren?" tanyaku sambil narik lengan dia
    "Lepaskan!" bentak Ren
    "Dah kak, tidur yuk" ajak Hana lembut

    Kami masuk kamar, malam itu aku tidur bareng Hana. Rasa khawatirku jadi hilang.

    "Hana, boleh aku nanya sesuatu?" tanyaku ke Hana sambil rebahan di kasur
    "Silahkan kak" balas Hana
    "Kamu sama Ren itu pacaran ya?" tanyaku agak gugup
    "Hah? Kata sapa kak?" tanya balik
    "Ya kan aku nanya ke kamu" balasku
    "Oh, kiraen. Kak Ren itu bukan pacarku. Kok kakak nanya gitu, naksir ya?" ejek Hana sambil tertawa
    "Ah engga, masa aku jatuh cinta sama orang yang gak aku kenal" balasku
    "Lho, namanya jatuh cinta gak memandang perbedaan kak" kata Hana menggoda
    "Mending tidur aja yuk, besok bangun pagi. Dahh Hana" ajakku
    "Dah kak Lyn, sweet dream" balas Hana

    Sementara itu....


    Spoiler untuk Chapter 17 :
    Sementara itu di luar kamar Ren sedang menguping pembicaraan antara Lyn dan Hana. Ren lalu meninggalkan kamar itu setelah mereka mengakhiri pembicaraan.

    ***
    "Apa ini kok tangan dan kakiku terikat?" aku panik
    "Kak Lyn, serahkan hartamu atau kamu akan kami siksa sampai ngaku" kata Hana
    "Apa maumu? Lepaskan!!" teriakku
    "Lepas? Sebelum kamu memberikan semua harta, kami tidak akan melepasmu" sahut Ren
    "Sudah kuduga, sengaja nyuruh Hana tidur bareng supaya waktu lengah bisa mengikatku" kataku
    "Hana, bungkam mulutnya. Lalu kita geledah rumah ini dan angkut yang berharga" suruh Ren
    "Ok kak. Kak Lyn maaf ya" kata Hana sambil membungkam mulutku

    Setelah membungkamku, mereka lalu keluar kamar. Aku hanya bisa pasrah dengan kedaan seperti ini. Kenapa dari awal aku percaya sama mereka? Sekarang aku yang harus menanggung akibatnya. Papa, Mama, cepatlah pulang... Aku rindu kalian
    30 Menit kemudian hanya Ren kembali ke kamarku
    "Cukup capek juga menggeledah barang-barang di rumah sebesar ini" kata Ren di depanku
    "Mm..mmm" aku masih terbungkam
    "Teriaklah!!! Dasar gadis lemah dan bodoh!!!" bentak Ren
    .....
    "Hmm, tubuh kamu indah, sayang kalo tidak dinikmati dulu. Tapi aku tidak punya banyak waktu" kata Ren sambil mengelus perutku
    "Kak Ren sudah selesai?" tanya Hana dari pintu kamar
    "Tunggu dibawah aku akan menyusul" balas Ren
    .....
    "Tinggal kita berdua, aku ingin menikmati tubuhmu dulu walau sebentar" kata Ren penuh nafsu

    Melihat Ren seperti itu, aku hanya pasrah. Mungkin ini takdirku...

    *****
    "Lyn..."
    "Kak Lyn..."
    *****

    Apa yang terjadi....



    Catatan: text di dalam tanda ***** berarti sedang berpikir, percakapan beda lokasi, flashback, dll
    Last edited by ringo; 24-08-16 at 19:17.
    Ringo means apple in Japanese

    林檎 ちゃん

  2. Hot Ad
  3. The Following User Says Thank You to ringo For This Useful Post:
  4. #2

    Join Date
    Aug 2009
    Location
    AppLe♥
    Posts
    104
    Points
    258.10
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    Trivia:
    Judul "Can I Say..." dipilih karena bersifat menggantung Can I Say Good Bye? Can I Say I Hate You?
    Nama Jona dan Nesa ketika digabungkan menjadi JONES
    Hana berarti bunga
    Last edited by ringo; 10-08-16 at 21:03.
    Ringo means apple in Japanese

    林檎 ちゃん

  5. #3

    Join Date
    Oct 2011
    Location
    【Mes♥】
    Posts
    89,679
    Points
    4,328.20
    Thanks: 0 / 1,049 / 845

    Default

    Open

  6. #4

    Join Date
    Aug 2009
    Location
    AppLe♥
    Posts
    104
    Points
    258.10
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    Chapter 1


    Pagi ini aku menemani orang tuaku ke bandara, mereka ada urusan bisnis di luar negeri selama beberapa minggu.

    "Dek, gak apa-apa kan mama sama papa ninggalin adek sendirian di rumah sambil ngawasin kedai?" tanya mama
    "Iya" kataku
    "Kalo kenapa-kenapa kamu tinggal di tempat nenek aja" balas mamaku seraya tangannya di pundakku
    "Ngga usah, aku sudah besar, bisa mandiri, gak mau repotin nenek juga" sahutku
    "Yasudah kalo begitu, anak mama emang sudah besar" kata mama sambil mengusap-usap rambutku
    "Iya, hati-hati ya" kataku sambil memeluk mama
    "iya dek, peluk papamu juga tuh" balas mama memelukku
    "Pa, hati-hati ya, jangan lupa oleh-olehnya" kataku setelah melepas pelukan mama dan gantian memeluk papa
    "Adek hati-hati juga ya selama mama dan papa gak ada di rumah" kata papa sambil memelukku dan mengusap-usap kepalaku

    Mereka lalu masuk ke pemeriksaan tiket bandara. Aku melambaikan tangan ke mereka. Aku sudah terbiasa ditinggal orang tuaku pergi sibuk bisnis. Mereka memang pekerja keras, tidak mau anaknya hidup dalam kesusahan. Walau begitu mereka tetap mengajariku mandiri sejak kecil supaya tidak terlena dengan kekayaan. Bagi mereka kekayaan hanyalah semu yang dapat membutakan mata orang.

    Sepulang dari bandara, aku langsung menuju kedai untuk melihat kondisi kedai. Kedai ini memang kecil, tapi harus tetap terjaga. Ya, walau kami sudah menjadi orang berada, kami tidak pernah melupakan kedai ini. Bermula dari sini keluargaku membangun kedai kecil ini, dari hidup kesusahan sampai berkecukupan, kedai ini tetap menjadi kenangan.




    Kritik n Saran aku terima
    Maaf kalo chapter-nya kependekan
    Ringo means apple in Japanese

    林檎 ちゃん

  7. #5
    Mastertayung's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    DiLobang Pantat Gue
    Posts
    3,992
    Points
    26.43
    Thanks: 23 / 35 / 31

    Default

    Maaf nanyaa dong.. ini real life or Just Karangan?

  8. #6

    Join Date
    Aug 2009
    Location
    AppLe♥
    Posts
    104
    Points
    258.10
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    Hahah, menurutmu apa?

    *****

    Chapter 2


    Setelah memarkirkan mobil, aku langsung masuk ke kedai. Kedai ini mempunyai 2 karyawan, maklum hanya kedai kecil. Mbak Jona dan mbak Nesa adalah nama kedua karyawan yang bekerja disini. Oh ya, nama kedai ini adalah Kedai Laris. Laris yang berarti laku. Di kedai ini keluargaku memulai berjualan jus.

    Berawal dari gerobak dorong, sekarang sudah bisa membeli bangunan yang cukup untuk berjualan disini. Kedai ini menjadi favorit anak remaja maupun kuliahan untuk sekedar nongkrong dan melepas dahaga. Seiring mengikuti jaman, kedai ini dilengkapi Wi-fi gratis bagi pelanggan. Bila ramai pembeli aku biasanya membantu karyawan mengantar jus ke meja pelanggan.

    "Lho mbak Lyn tumben pagi-pagi sudah kesini?" tanya mbak Nesa yang sedang membersihkan lantai
    "Iya, tadi habis nganter ortu ke bandara. Aku bantu sini mbak biar cepet selesai" sahutku sambil mengambil lap meja
    "Wah saya jadi ngga enak ngrepotin mbak" kata mbak Nesa yang terlihat sungkan
    "Gak apa-apa lha mbak, tanpa kamu kedai ini juga gak berjalan" kataku
    "Eh mbak Lyn sudah disini aja" sahut tiba-tiba mbak Jona dari luar kedai
    "Iya nih mbak" kataku

    Setelah membantu mereka beres-beres kedai aku pamit pulang, karena belum mandi. Aku buru-buru pulang, bau keringat membasahi tubuhku. Setibanya di rumah aku sedikit terkejut, pintu utama tidak terkunci!! Aku takut rumahku kemasukan maling. Aku mencoba menelepon polisi, tapi hapeku mati karena lowbat. Seketika aku menjadi panik, tapi aku memberanikan diri mencoba masuk. Tiba-tiba...
    Ringo means apple in Japanese

    林檎 ちゃん

  9. #7

    Join Date
    Oct 2011
    Location
    【Mes♥】
    Posts
    89,679
    Points
    4,328.20
    Thanks: 0 / 1,049 / 845

    Default

    JOna + NESa = JONES



    lanjutkan TS

  10. #8
    Mastertayung's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    DiLobang Pantat Gue
    Posts
    3,992
    Points
    26.43
    Thanks: 23 / 35 / 31

    Default

    Cerita nya nge gantung truss buat penasaran

    update nya cepetan qq penasaran akoeehh

  11. #9

    Join Date
    Aug 2009
    Location
    AppLe♥
    Posts
    104
    Points
    258.10
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    Penasaran ya?

    Iyakkk JONES
    Ringo means apple in Japanese

    林檎 ちゃん

  12. #10

    Join Date
    Aug 2009
    Location
    AppLe♥
    Posts
    104
    Points
    258.10
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    Chapter 3


    Tiba-tiba alarm mobilku berbunyi!! Sontak aku terkejut. Buru-buru aku matikan alarmnya. Diam-diam aku masuk lewat pintu garasi untuk mengecek isi rumah. Terdengar suara orang lagi makan dari arah dapur. Aku intip, terlihat seorang pria sedang makan. Lalu aku mengambil alat pukul di dekat pintu dan mengendap mendekati pria tersebut. Ketika aku mengangkat tanganku, tiba-tiba pria itu menoleh ke arahku. Malah aku yang terkejut dan ingin berteriak!!

    "Sstt" kata orang itu sambil memegang tanganku dan tangan satunya membungkam aku
    "Mm, mmaa aa? (kamu mau apa?)" tanyaku kurang jelas karena mulut terbungkam tangan orang ini
    "Mm" senyum orang aneh ini dan mengambil alat pukul yang aku pegang

    Senyumannya bikin aku meleleh. Tanpa sadar aku menutup mataku dan membayangkan hal-hal romantis. Aku terlena, badanku serasa melayang, tiba-tiba aku serasa tiduran di sofa dengan mulutku terbungkam plester dan tanganku terikat. Aku mencoba membuka mataku dan melihat dia menatapku dengan dingin.

    "Oh kamu sudah membuka mata, aku sengaja membungkam kamu supaya tidak teriak. Aku akan mengajukan pertanyaan, jika kamu ngerti silahkan mengangguk, bila tidak ngerti silahkan menggelengkan kepala. Ngerti?" tanya orang itu

    Aku cuma bisa mengangguk atau menggeleng, karena dia tidak mau membuka plester di mulutku

    "Bolehkan aku tinggal disini sementara waktu, aku tidak butuh harta kamu, dan janji tidak akan bercerita apapun tentangku kepada orang lain" tanya orang itu kepadaku masih dengan tatapan serius

    Aku mencoba memberontak tapi apa daya tenaga dia lebih kuat

    "Kamu mau berontak? Cepat jawab" kata dia

    Terpaksa aku hanya bisa mengangguk, karena tidak punya pilihan lain. Bila aku menggelengkan kepala, aku tidak tahu nasibku selanjutnya.

    "Bagus" kata dia sambil mengelus pipiku

    Sontak aku kaget dan mengeluarkan air mata. Panik takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    "Tenang" kata dia sambil mengusap air mataku

    Beberapa saat kemudian dia melepas plester dan ikatan tanganku. Buru-buru aku langsung mendorong dia dan kabur, tapi tanpa sepengetahuanku ternyata kakiku terikat tali dan terhubung ke kaki sofa. Aku langsung terjatuh. Aku merintih kesakitan. Ada sedikit lebam di kaki kananku. Uh, sakit...

    "Mau mencoba kabur ya?" tanya dia
    "Tolong!!" teriakku
    "Percuma" senyum orang itu
    "Lalu kamu mau apain aku? Ambil aja hartaku dan lepaskan aku" kataku dengan tersedu
    "Ga butuh" sahut dia
    "Lalu?" tanyaku sambil menahan sakit
    "Mm" kata dia sambil melepas tali kakiku dan menggendongku ke kamar di lantai 2
    "Kamu siapa?" tanyaku
    "Mm" sambil berjalan keluar kamar

    Beberapa saat kemudian, dia kembali lagi sambil membawa handuk kecil dan baskom isi air hangat. Kakiku yang lebam diusap-usap air hangat. Selama ini, tidak pernah ada yang melakukan hal seperti ini kecuali aku sendiri atau mama. Aku diliputi rasa penasaran. Siapa dia? Mengapa disini? Kenapa tidak mau harta?

    "Uh, sakit" kataku lirih
    "Mm" lirik dia
    "Bolehkah aku tau siapa namamu?" tanyaku penasaran

    Dia masih diam, lagi-lagi berjalan keluar kamar sambil membawa handuk dan baskom tadi. Kesel rasanya ditanya malah dicuekin. Perutku lapar, bunyi keroncongan dari pagi belum makan. Mau ke dapur tapi kaki masih nyeri. Aku hanya bisa pasrah berbaring di kamarku. Terdengar suara langkah orang itu menuju ke kamarku. Ternyata...

    *****
    Ternyata... panjang juga yah Chapter 3
    Ringo means apple in Japanese

    林檎 ちゃん

  13. #11
    never-sleep's Avatar
    Join Date
    Mar 2016
    Posts
    441
    Points
    0.75
    Thanks: 10 / 0 / 0

    Default

    ceritanya bagus + rapih ditunggu selanjutnya
    saran knp ga coba buat novel/kumpulan cerpen aja kk

  14. #12

    Join Date
    Aug 2009
    Location
    AppLe♥
    Posts
    104
    Points
    258.10
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    Quote Originally Posted by never-sleep View Post
    ceritanya bagus + rapih ditunggu selanjutnya
    saran knp ga coba buat novel/kumpulan cerpen aja kk
    Hwaa ~
    Makasi ya

    Ini aku buat sekedar iseng aja, yah moga-moga lancar sampai tamat
    Ringo means apple in Japanese

    林檎 ちゃん

  15. #13

    Join Date
    Oct 2011
    Location
    【Mes♥】
    Posts
    89,679
    Points
    4,328.20
    Thanks: 0 / 1,049 / 845

    Default

    bolehlah ada podjok author :v

    ternyata......
    bikin penasaran pfft

  16. #14

    Join Date
    Aug 2009
    Location
    AppLe♥
    Posts
    104
    Points
    258.10
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    Halo pembaca, mohon maaf ya hari ini tidak ada update

    Podjok Author
    Pembaca: Yah kok gak apdet thor... Itu ternyata kek gimana gantung amat sih, bikin penasaran gak bisa tidur
    Author: Ternyata... tunggu update selanjutnya lha, sabar yakkk ~ *tawa ala penjahat
    Pembaca: Wuuu... Deportasi aja ni author *lempar tomat
    Author: Kabur!!
    Lyn: Woii jangan kabur lo thor, itu nama cogan kasih tau kek namanya siape?!
    Author: Wadoh, sampai sekarang aja belum kepikiran mau dikasih nama apa? *keringat dingin
    Lyn: Pantes aja pembaca mau deportasi elu
    Author: Mwahahahah!! *ketawa penjahat (lagi)

    *****

    Kira-kira seperti itu pasti ya respon para pembaca *kidding
    Ok, sebagai bocoran Chapter 4 nanti ada kalimat "Pink polkadot"

    Pembaca; Muka lo polkadot thor!
    Author: Ih jahat kalo mukaku polkadot berarti kena cacar, cacar itu penyakit, sakit itu bikin gak bisa lanjutin yeyeyey ~
    Lyn: Suka-suka lo aja dah thor *lempar tomat
    Author: Kyaa ~

    *****

    Tunggu ya para pembaca
    Ringo means apple in Japanese

    林檎 ちゃん

  17. #15
    Mastertayung's Avatar
    Join Date
    Jun 2011
    Location
    DiLobang Pantat Gue
    Posts
    3,992
    Points
    26.43
    Thanks: 23 / 35 / 31

    Default

    LANJUTKANNN CHAPTER 4 OIII....
    INI CERITA ASLIII BUAT PENASARANN...
    INI CERITA KYK ADA 18+ TERNYATA....kgk ada lemes udah naik jd turun lg..

Page 1 of 6 12345 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •