VIVA.co.id - Pemerintah telah meresmikan tiga proyek pengembangan kilang Cilacap. Dengan tiga proyek tersebut, devisa yang bisa dihemat bisa mencapai belasan juta dolar per hari.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengatakan bahwa ada tiga proyek yang baru diresmikan. Peresmian pengoperasian Refinery Fluid Catylitic Cracking (RFCC), Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Proyek ground breaking (GB) kilang Langit Biru Cilacap.

"Tiga proyek strategis ini pada waktunya akan menghemat devisa US$15,84 juta per hari," ujar Sudirman di Jakarta, Jumat 27 November 2015.
Sudirman mengatakan, proyek pertama yang diresmikan adalah beroperasi sepenuhnya unit RFCC Cilacap. Proyek ini bisa mengurangi impor premium sebanyak 15 persen, solar 30 persen dan elpiji 10 persen. Dari RFCC Cilacap, devisa yang bisa dihemat sebesar US$3,5 juta.

"Sejak beroperasinya RFCC, impor HOMC (High Octane Mogas Component) tidak lagi diperlukan. Artinya, bisa dipenuhi dari dalam negeri, dan memberikan dampak besar," jelasnya.

Proyek kedua yang diresmikan adalah ground breaking (GB) Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC). "Proyek ini nilainya US$392 juta, dan akan dilaksanakan dalam waktu 34 bulan," kata eks Direktur Utama PT Pindad (Persero) tersebut.

Yang ketiga adalah proyek RDMP. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kilang minyak. Dalam hal ini, PT Pertamina (Persero) menggandeng Saudi Aramco untuk merevitalisasi kilang minyak.

"Nilai proyeknya mencapai US$5-5,5 miliar. Mudah-mudahan (proyeknya) tidak sampai lima tahun," ujar Sudirman.