SURYA.co.id | MALANG – Kepala Suci Anin Nastiti (20) terus merunduk ketika polisi membawanya ke halaman Polresta Malang, Selasa (11/8/2015) sore. Dia tidak sekalipun memandang atau menggandeng tangan kekasihnya, Gama Mulya (24) yang saat itu disampingnya.
Anin, panggilan akrab Suci Anin Nastiti, adalah satu dari dua pelaku kasus penculikan, penganiyaan, serta pemerkosaan atas WW (20), mahasiswa Universitas Brawijaya pada Kamis (7/8/2015) malam.
Ia berperan besar dalam kasus ini, walaupun semua tindakan tersebut dilakukan atas keinginan Gama. Di sini, Anin adalah orang yang merayu WW untuk pergi bersama. Selain itu, ia juga yang membius WW dalam mobil Grand Max milik Gama Mulya.
Dalam pemeriksaan polisi, Anin warga Kota Batu ini, mengatakan semua tindakan tersebut dilakukan karena terpaksa, sekaligus cinta. Keterpaksaan itu disebabkan ancaman foto bugil dirinya yang bakal disebar oleh Gama.
Informasinya, Gama pernah menyebar foto bugil kekasihnya di sebuah media sosial, namun Wakapolresta Malang, Kompol Dewa Putu Eka Darmawan mengaku bahwa polisi sedang menyelidiki informasi tersebut.
Dewa Putu menambahkan ancaman ini membuat Anin menuruti permintaan Gama, yaitu mencari seorang perawan untuk disetubuhi. Anin mencari korbannya secara acak dengan berdalih menemaninya tidur di kos.
“Setelah cukup lama mencari, korban pun menuruti keinginan ini,” kata Dewa Putu.
Dalam pemeriksaan, juga diketahui bahwa kisah asmara pasangan ini sudah kebablasan. Keduanya diketahui sering bersetubuh, dan sering mempraktekkan fantasi seksual masing-masing selama dua tahun menjalani masa pacaran.
Tak perlu dipaparkan, bagaimana fantasi seksual tersebut, namun yang pasti, saat pertama kali bersetubuh, Anin sudah mengaku tidak perawan. Gama, mungkin kecewa karena kenyataan itu. Meski begitu, hasrat seksual Gama tak pernah pudar selama dua tahun berpacaran.
Apabila hasrat itu pudar, keduanya memilih meminum obat perangsang. Obat kuat pun mereka minum untuk meladeni hasrat keduanya. Obat-obat seperti ini juga ditemukan polisi dalam kediaman Gama di Perum Asrikaton Indah, Kecamatan Pakis.
Dewa Putu mengaku masih menelusuri kasus ini. Polisi juga berusaha mendatangkan Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Perempuan, serta psikolog untuk menelusuri berbagai dugaan kasus ini.
“Belajar dari kasus ini, kami meminta agar masyarakat berhati-hati dengan ajakan seseorang, meskipun ajakan itu dari teman sendiri,” tambahnya.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/...ah-tak-perawan
Share This Thread