Bulan,
Tak apa kan bila suatu saat nanti Sang Bintang jatuh dan hilang dari pandangmu?

Bulan,
Sunyinya malam lebih mengerti tentang dirimu dibanding suara sumbar ku dari kejauhan

Bulan,
Aku tak pernah berambisi ingin menjadi bintang dan hanya ingin menjadi aku sajalah.

Namun, dengan cara apa agar aku dapat disampingmu tanpa aku menjadi bintang?

Bulan,
Bila nanti memang aku jatuh dan hilang dari pandangmu,

Masihlah banyak bintang lain yang bisa hibur dirimu saat bermuram seperti kemarin senja.

"Jika aku hanya nyaman bersamamu, lalu kenapa aku harus mencari bintang yang lain?" Ujarmu.

Jatuh dan hilangnya aku dari pandangmu bisa membuat jatuh pula air matamu ke bumi.

Jangan tambah kegelapan dengan air matamu lagi.

Namun, beberapa orang menaruhkan harapan serta kegembiraan saat aku jatuh dan mereka menamakan nya dengan Bintang Jatuh.

Setidaknya, aku masih bisa membahagiakan segelintir orang disaat sebelum hilangnya aku.

"Memang engkau mau hilang kemana?" Ujarmu.

Ketempat yang aku sendiripun tidak tahu dimana itu nantinya

"Lantas mengapa harus hilang?" Ujarmu lagi.

Bukankah semua ini tidak ada yang kekal kecuali Sang Pencipta?

Aku hanya ciptaan-Nya yang suatu saat nanti akan jatuh dan hilang dari pandangmu.

"Lalu, bagaimana bila ternyata bulan yang lebih dahulu terbelah sebelum jatuhnya bintang?"

Bulan, itu tak mungkin. Karna bila memang engkau akan hilang, pastilah aku terlebih dahulu.

Bulan, aku tahu kalau jangkrik pun enggan bersua saat ditanya tentang apa yang terjadi.

Bulan, tetaplah ada walau nantinya aku tiada...