Results 1 to 2 of 2
http://idgs.in/776690
  1. #1

    Join Date
    Nov 2017
    Posts
    167
    Points
    165.40
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default Donald Trump ‘Akan Segera Meledak’

    Tindak tanduk Presiden Amerika Serikat Donald Trump makin tak terkendali, bahkan cenderung membahayakan, dengan memperjelas sikap anti-Muslim-nya, dan terus menyulut konflik dengan Korea Utara dengan menghina pemimpinnya. Michelle Goldberg dalam opininya menyebut Trump sebentar lagi ‘akan meledak’ dan membakar seluruh dunia dalam apinya.


    Paul Joseph Watson adalah seorang editor dan penulis staf untuk Infowars, situs web yang diterbitkan oleh konspirator kelas kakap Alex Jones. Cerita di situs tersebut mengklaim bahwa penembakan Sandy Hook adalah tipuan. Mereka juga mengklaim bahwa para “deep state” (sekelompok orang, biasanya anggota badan pemerintah atau militer yang berpengaruh, yang diyakini terlibat dalam manipulasi rahasia atau kontrol terhadap kebijakan pemerintah –red) yang mengatur kekacauan rasial pada bulan Augustus di Charlottesville, Virginia.

    Pada hari Rabu (29/11), ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump me-retweet video anti-Muslim dari organisasi fasis asal Inggris Britain First, Watson berpikir Trump sudah kelewatan. Dia menulis di Twitter: “Ya, seseorang mungkin ingin memberitahu siapa pun yang mengoperasikan akun Twitter Trump pagi ini bahwa me-retweet Britain First bukanlah langkah yang hebat.”

    Menjelang sore, Trump dikutuk oleh Perdana Menteri Theresa May dari Inggris, yang dia tanggapi dengan menyebut Theresa May yang lain di Twitter—membuat seorang wanita tak dikenal yang pada saat itu hanya memiliki enam pengikut menjadi pusat perhatian. Dalam tweet lain, dia menyindir bahwa pembawa acara televisi Joe Scarborough membunuh seorang karyawan magang pada tahun 2001, saat dia menjadi anggota kongres.

    Ini terjadi sebuah berita menginformasikan bahwa Trump masih merupakan seorang birther— orang yang meragukan legitimasi kepresidenan Barack Obama karena teori konspirasi bahwa Obama bukanlah warga negara kelahiran AS—dan bahwa dia tidak lagi mengakui bahwa suara rekaman “Access Hollywood” yang terkenal itu adalah suaranya sendiri. Sepertinya dia akan segera ‘meledak’ karena emosi.

    Ada perdebatan mengenai apakah Trump tidak menyadari kenyataan atau hanya acuh tak acuh terhadapnya. Dia mungkin menjadi delusional, atau mungkin saja dia menyatakan kekuatan untuk menebus kebenaran dengan kejam, yang merupakan hak istimewa seorang lalim. Tapi laporan dari pemerintah semua memberi gambaran bahwa presiden kini semakin tak seimbang secara mental dan kacau.

    Para ajudan Trump mencoba untuk mengubah perilakunya, yang jelas-jelas mereka harapkan menjadi lebih buruk, sebagai tanda kepercayaan diri yang meningkat. “Para pejabat mengatakan kepada kami bahwa Trump tampaknya lebih percaya diri, lebih rentan terhadap persekongkolan dan fantasi liar, lebih cepat terprovokasi daripada saat dia menikmati Wild West di 100 hari pertamanya menjabat,” Mike Allen melansir Axios.

    Ini harus dilihat sebagai situasi darurat. Tapi sekarang dengan kenyataan bahwa Partai Republik akan mendapatkan potongan pajak mereka, tampaknya mereka memutuskan bahwa tidak masalah apakah presiden itu waras atau tidak.

    “Seorang senator yang mendengar presiden menyampaikan kembali keraguannya tentang akte kelahiran Obama terkekeh pada hari Selasa saat dia mengingat percakapan tersebut,” lapor jurnalis Maggie Haberman dan Jonathan Martin di The New York Times minggu ini. Di Politico, Rich Lowry yang konservatif mengemukakan argumen bahwa di balik permukaan yang menggelora, kepresidenan Trump berjalan relatif baik, mempekerjakan hakim sayap kanan dan menghapus semua kebijakan yang dicanangkan oleh Barack Obama. Di CNN, Senator Lindsey Graham mencela pers karena memperlakukan Trump seperti “semacam ‘orang sinting’ yang tidak layak menjadi presiden,” yang merupakan sorotan serius dari seorang pria yang sebelumnya menyebut Trump “gila,” “orang *******,” dan “tidak layak menjabat presiden.”

    Pesan di sini jelas: Partai Republik tidak akan menentang pemimpin mereka yang gila karena sesuatu yang “lunak dan tak berbentuk” seperti norma, rasionalitas, atau kehormatan nasional yang demokratis. Memang, apakah Trump sakit mental atau hanya tidak terikat, provokasinya bisa menjadi tujuan Partai Republik, membuat negara tersebut kebal terhadap gelombang protes yang kurang flamboyan.

    Menteri Keuangan Steven Mnuchin, misalnya, tampaknya telah mengada-ada ketika dia berkata bahwa analisis komprehensif agensinya menunjukkan bahwa tagihan pajak Republik akan terbayar dengan sendirinya melalui pertumbuhan ekonomi. Menurut The Times, tidak ada analisis semacam itu. Ini seharusnya menjadi skandal, tapi bila sebuah pemerintahan selalu berbohong setiap waktu, bentuk-bentuk kebohongan seperti ini sudah tak lagi mengejutkan.

    Kurang dari sebulan yang lalu, Thomas Wright, seorang rekan senior di Institusi Brookings, memperingatkan bahwa adalah suatu kesalahan untuk menyimpulkan bahwa apa yang telah kita lihat sejauh ini dari pemerintahan Trump akan “seburuk itu.” Seiring berjalannya waktu , dia menulis, “Trump akan menemukan orang yang akan memberdayakannya, alih-alih mencoba menahannya. Beberapa di antaranya akan menjadi pejabat junior yang mendapatkan pengalaman. Yang lainnya mungkin oportunis yang melihat kesempatan untuk mendapatkan jabatan tinggi dengan berjanji untuk lebih loyal daripada kabinet saat ini.”

    Salah satu tokoh tersebut, Wright menulis, mungkin Senator Tom Cotton, seorang kader partai Republik di Arkansas, yang sebelumnya mengatakan bahwa anggota kabinet yang tidak bersedia untuk menjalankan visi presiden tanpa syarat harus mengundurkan diri. Pada hari Kamis (30/11), The Times melaporkan bahwa Cotton, yang menyukai presiden karena membela waterboarding, mungkin saja akan menjadi kepala CIA. Dia akan menggantikan Mike Pompeo, yang diperkirakan akan menggantikan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson.

    Langkah-langkah ini akan membuat Amerika lebih dekat kepada peperangan dengan Iran, sebuah risiko yang nyaris diterima oleh Cotton. Dalam pidato Oktober di Dewan Hubungan Luar Negeri, dia mengatakan: “Jika kita dipaksa untuk bertindak, Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk menghancurkan sepenuhnya infrastruktur nuklir Iran. Dan jika mereka memilih untuk membangunnya kembali, kita bisa menghancurkannya lagi, sampai mereka mendapatkan gambarannya.”

    Sementara itu, Trump telah menempatkan Amerika pada jalur menuju konflik bersenjata dengan Korea Utara; pada hari Kamis dia terus menghina pemimpin Korea Utara yang mudah marah itu di Twitter, menulis, “Utusan China, yang baru kembali dari Korea Utara, tampaknya tidak mampu mempengaruhi Little Rocket Man (Kim Jong Un).”

    Jika Anda pikir tahun 2017 buruk, bayangkan Amerika tanpa sekutu yang bertarung dalam perang dua front, namun kali ini melibatkan senjata nuklir, di bawah kepemimpinan presiden paling dibenci dalam sejarah modern, sementara seorang yang menggemari kekejaman memimpin CIA.

    Dunia sekarang ini adalah bagaikan satu tong mesiu. Trump, seorang maniak yang lepas kendali, sedang duduk di atasnya, menjentikkan korek api yang bisa saja disingkirkan oleh Partai Republik di Kongres, tapi mereka enggan melakukannya. Jika semuanya sudah meledak dalam api yang membakar, kita tak bisa mengatakan bahwa kita belum pernah diberi peringatan sebelumnya.

    Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis sendiri dan tidak mencerminkan kebijakan editorial Mata Mata Politik.

    sumber: Donald Trump ‘Akan Segera Meledak’

  2. Hot Ad
  3. #2
    CAlliStAMiRA's Avatar
    Join Date
    Apr 2017
    Location
    CAlifORNiA
    Posts
    222
    Points
    988.95
    Thanks: 11 / 5 / 5

    Default

    Go to World War 3

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •