Rencana pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan penyebutan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, telah memancing reaksi keras di berbagai belahan dunia. Namun walaupun rakyat Palestina berdemonstrasi, dan para pemimpin Arab dan dunia mengecam Trump, tak nampak ancaman dari kelompok-kelompok militan radikal kali ini.

Oleh: Oren Dorell (USA Today)

Dengan adanya pengumuman oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (6/12) untuk memulai proses panjang pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dari Tel Aviv ke Yerusalem, partai yang berkuasa di Palestina mengunggah di Twitter gambar para demonstran yang membakar foto-foto pemimpin AS tersebut di Alun-Alun Manger.

Namun tidak seperti insiden-insiden sebelumnya yang dianggap sebagai provokasi besar di negara-negara Muslim, terdapat sedikit tanda mobilisiasi para Islam radikal yang telah melakukan pawai demonstrasi mematikan yang berkelanjutan di berbagai negara.

Tweet dari akun Twitter resmi Fatah, @fateorg, mengatakan: “Foto-foto Presiden Amerika Donald Trump dibakar di Alun-Alun Manger di Bathlehem. #HandsOffAlQuds”

Fatah menjalankan Pemerintahan Palestina (PA), yang pada tahun 2016 menerima $450 juta dari Kementerian Luar Negeri AS, menurut laporan dari The Times of Israel.

Read More : Keputusan Yerusalem Trump: Bagaimana Reaksi Kelompok Radikal?