Results 1 to 3 of 3
http://idgs.in/777975
  1. #1
    OlO_mbre's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    depok
    Posts
    316
    Points
    306.97
    Thanks: 2 / 5 / 5

    Default Amerika di Afghanistan: Menambah Lebih Banyak Pasukan Tidak Akan Menangkan Perang

    Konflik yang terus berlangsung di Afghanistan setelah 16 tahun intervensi Amerika, menimbulkan pertanyaan serius mengenai kebutuhan dan kemampuan militer Amerika Serikat untuk mengatasi akar masalah keamanan internal Afghanistan. Namun menambah lebih banyak pasukan di Afghanistan tidak akan membuat Amerika memenangkan apa pun. Pertanyaannya adalah, bagaimana jumlah keseluruhan 15 ribu tentara AS saat ini, tiba-tiba dapat “melawan” Taliban, ketika lebih dari 100 ribu tentara terbaik Amerika gagal melakukannya pada tahun 2011-2012? Berikut adalah opini dari Mayor Danny Sjursen.

    Oleh: Mayor Danny Sjursen (The Hill)

    Terdapat laporan bahwa Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) sedang menyiapkan sekitar seribu pasukan tambahan untuk ditempatkan di Afghanistan, di mana mereka akan terhubung dengan sekitar 14 ribu anggota dinas AS lainnya yang bertugas dengan misi yang tidak mungkin untuk diraih.

    Pada saat yang sama, berita ini tenggelam oleh serangan bencana terbaru, yaitu sebuah pengeboman mengerikan yang menyebabkan lebih dari 100 orang tewas—Komandan Komando Pusat Amerika Jenderal Votel bahkan berada di dekat area tersebut—di pusat distrik “yang aman” di Kabul.

    Kekerasan yang terus ada tersebut, setelah 16 tahun intervensi AS, menimbulkan pertanyaan serius mengenai kebutuhan dan kemampuan militer Amerika Serikat untuk mengatasi akar masalah keamanan internal Afghanistan yang semakin terputus dari kepentingan keamanan utama Amerika.

    Saya tidak asing dengan perang salib yang tidak dapat dimenangkan ini. Pada awal tahun 2011, unit saya sendiri terbang ke Kandahar—yang merupakan bagian dari beberapa ribu tentara terakhir yang diberi wewenang di bawah “gelombang operasi” Obama.

    Pembicaraan tentang penguatan, eskalasi, dan “lonjakan” bukanlah hal baru. Ini adalah sejarah yang berulang.

    Seribu tentara selanjutnya tersebut yang akan memasuki kekacauan di Afghanistan, tidak akan lebih sedikit dari gelombang kelima yang dilakukan oleh ahli strategi militer dan politik, yang jelas-jelas kehabisan ide (mungkin karena tidak ada solusi militer terhadap masalah politik yang mendasar).

    Operasi pertama adalah pada tahun 2008, saat Taliban menguasai daerah pedesaan, Presiden George W.Bush “dengan tenang melakukan operasi” dengan beberapa brigade tempur—sekitar 8.000 tentara—ke Afghanistan, sebelum meninggalkan jabatannya. Tak lama setelah mengambil alih tahun 2009, Presiden Obama memerintahkan tambahan 21 ribu tentara lagi.

    Selanjutnya, setelah setidaknya tiga tinjauan strategi, Obama mengumumkan penyebaran 30 ribu bala bantuan tambahan. Pada puncak kekuatannya, lebih dari 100 ribu tentara Amerika bertempur di sana. Setelah beberapa kali penarikan, Obama meninggalkan jabatannya dengan jumlah pasukan yang menunggu sekitar 10 ribu personel.

    Trump kemudian mulai menjabat, dan meskipun “naluri” awalnya adalah untuk “menarik diri,” dia menyerah pada para jenderal, dan justru memproklamirkan strategi eskalasi “baru”—4.000 atau 5.000 anggota pasukan tambahan.

    Yang membawa kita pada potensi eskalasi saat ini, dari 1.000 tentara yang lebih berani dengan “Operasi 5.0” yang tidak bernilai.

    Menurut sebuah laporan Washington Post baru-baru ini, 1.000 tentara tambahan akan berkontribusi pada “strategi” Amerika saat ini, untuk “mendukung” pasukan Afghanistan sehingga mereka dapat “melawan” Taliban pada pertempuran di musim semi ini.

    Lalu bagaimana—seorang pengamat yang masuk akal mungkin bertanya—jumlah keseluruhan 15 ribu tentara AS saat ini, tiba-tiba “melawan” Taliban, ketika lebih dari 100 ribu tentara terbaik Amerika gagal melakukannya pada tahun 2011-2012?

    Terlepas dari gagasan permusuhan, mari kita lihat beberapa fakta sulit dan tidak menyenangkan, yang disajikan oleh laporan Layanan Riset Kongres Washington sendiri:

    Sejumlah provinsi dan distrik Afghanistan berada di bawah kendali Taliban atau diperebutkan oleh Taliban saat ini—setelah usaha AS selama lebih dari 16 tahun.
    Kematian Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan (ANSF) mencapai 6.700 jiwa pada tahun 2016—sebuah tingkat di mana para komandan AS menyebutnya “tidak dapat dipertahankan.”
    Taliban selalu dan akan selalu bisa mengandalkan perlindungan di negara tetangga Pakistan. Itu adalah rumus untuk melakukan pemberontakan terus-menerus.
    Perekonomian Afghanistan masih belum bisa mendukung dirinya sendiri. Pada tahun-tahun tertentu, militer dan bantuan asing menyumbang sekitar 95 persen dari total PDB, yang berarti keamanan Afghanistan tidak dapat dipertahankan tanpa para pembayar pajak AS yang mendanai sejumlah porsi yang signifikan (mungkin selamanya?).
    Terlepas dari dua dekade yang penuh dengan upaya pemberantasan narkoba yang pasang surut, pada tahun 2017, produksi opium Afghanistan mencapai tingkat rekornya. Keuntungan heroin yang dihasilkan bagaikan ‘durian runtuh’, dan tidak hanya mendanai Taliban, tapi juga “istana poppy”—rumah-rumah mewah yang dibangun oleh para pejabat pemerintah yang tidak jujur.
    Pemilihan presiden Afghanistan tahun 2009 dan 2014 sangat korup dan tercemar. Legitimasi pemerintah Afghanistan yang bekerja sama dengan Amerika Serikat sangat meragukan.
    AS telah berusaha untuk menggagalkan sebuah kepresidenan dan pemerintah pusat yang kuat di Afghanistan, yang telah dibangun secara historis di seputar otonomi pedesaan dan devolusi. Mungkin Washington suatu hari akan menyadari alasan mengapa Afghanistan tidak memiliki pemerintah selama berabad-abad, adalah karena Afghanistan tidak dapat diatur, bukan karena kurangnya kehadiran Amerika.

    Lebih jauh lagi, dasar hukum dari konflik tersebut pun dipertanyakan. Tentara Amerika berperang dalam pertempuran yang tidak dideklarasikan, yang diberi wewenang oleh Otorisasi Penggunaan Pasukan Militer (AUMF) pasca-9/11.

    AUMF—yang memberi wewenang untuk menggunakan pasukan militer untuk “melawan negara, organisasi, atau orang-orang yang ditetapkan telah berencana, berwenang, berkomitmen, atau membantu serangan (9/11), atau melindungi organisasi atau orang semacam itu”—tampaknya sama sekali tidak memadai untuk membenarkan pembangunan negara selama hampir satu setengah dekade.

    Sebagai permulaan, sebagian besar pejuang “Taliban” di Afghanistan saat ini, adalah nasionalis Islam yang hanya berusaha mengusir tentara asing dari tanah mereka. Mereka tidak memiliki hubungan sama sekali dengan 9/11, dan tidak menghadirkan ancaman teror transnasional ke Amerika Serikat. Dan fakta yang mengganggu adalah, bahwa tentara AS berusia 18 tahun yang merekrut para tentara patroli Afghanistan hari ini, adalah seorang balita pada saat 9/11.

    Beberapa pembuat kebijakan militer dan kongres kemudian menunjuk pada cabang ISIS yang baru—kekhalifahan “provinsi Khorasan”—yang bercokol di Afghanistan Timur.

    Kecuali ISIS di Irak dan Suriah, baik ISIS di Mesopotamia maupun Afghanistan belum ada pada tahun 2001, sehingga mereka hampir tidak dapat jatuh di bawah payung AUMF yang sudah ada.

    Kongres memiliki tugas yang konstitusional dan etis untuk: 1) menyusun, membuat kerangka, dan meloloskannya menjadi undang-undang, sebuah AUMF baru yang komprehensif, yang mencakup operasi kontemporer di Afghanistan; atau 2) membawa prajurit Amerika dan para wanita pulang, sebelum ada lagi yang terbunuh dalam konflik yang sia-sia itu, yang sebenarnya bukan kepentingan strategis yang vital.

    Gedung Putih Presiden Trump sekarang merupakan pemerintahan ketiga yang menerapkan gelombang operasi ini, dan memerintahkan tugas-tugas yang tidak mungkin diselesaikan oleh mereka yang berseragam.

    Ini sudah melewati batas waktu yang lama, untuk berhenti percaya pada gelombang operasi, perubahan kepemimpinan, dan pendekatan lama lainnya, dari elit Washington yang senang ikut campur urusan dalam negeri negara lain. Dan dalam kebijakan Afghanistan, tidak ada yang baru.

    Realisme kebijakan luar negeri yang bijaksana menuntut para ahli strategi untuk menyadari bahwa ada beberapa perang yang tidak dapat dimenangkan, setidaknya dengan komitmen dan pengorbanan yang berkelanjutan. Penasihat Keamanan Nasional H.R. McMaster telah mengatakan semua ini, dan mengakui bahwa “ada beberapa masalah yang mungkin sangat sulit dan menarik bagi masyarakat Amerika, tapi itu tidak membenarkan investasi darah dan harta.”

    Saya setuju, dan, dalam kasus ini, ketika berbicara soal Afghanistan—sama seperti di Vietnam—mungkin pertanyaan yang lebih menonjol adalah, bukan apakah perang dapat dimenangkan, tapi, apakah perang ini layak dipertarungkan.

    Danny Sjursen adalah seorang pengamat di Defense Priorities. Dia bertugas pada tur tempur dengan unit pengintai Angkatan Darat AS di Irak dan Afghanistan, dan kemudian mengajar sejarah di almamaternya, West Point. Dia adalah penulis sebuah memoar dan analisis kritis tentang Perang Irak, Ghostriders of Baghdad: Soldiers, Civilians, and the Myth of the Surge. Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis, yang dinyatakan dalam kapasitas tidak resmi, dan tidak mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Departemen Angkatan Darat, Departemen Pertahanan, dan pemerintah AS, serta tidak mencerminkan kebijakan editorial The Hill dan Mata Mata Politik.


    Sumber : Amerika di Afghanistan: Menambah Lebih Banyak Pasukan Tidak Akan Menangkan Perang

  2. Hot Ad
  3. #2

    Join Date
    Feb 2018
    Posts
    25
    Points
    14.80
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    mungkin disini banyak unsur politik yang berkembang
    https://www.monsterar.net/

  4. #3
    OlO_mbre's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    depok
    Posts
    316
    Points
    306.97
    Thanks: 2 / 5 / 5

    Default

    Quote Originally Posted by monsterar View Post
    mungkin disini banyak unsur politik yang berkembang
    https://www.monsterar.net/
    Ya pasti lah, bukan mungkin lagi SWT -_-

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •