Sebuah kapal perusak bergerak menuju Libya, dan sebuah unit operasi khusus disiagakan di Yunani, dalam persiapan untuk kemungkinan misi penyelamatan sandera.

Menurut kantor kepresidenan pada Kamis (2/8), unit anti-pembajakan Angkatan Laut Korea Cheonghae, telah dipindahtugaskan dari Teluk Aden dan menuju ke negara Afrika Utara tersebut.

Seorang warga negara Korea Selatan—bersama dengan tiga warga negara Filipina—diculik di Libya oleh para gerilyawan bersenjata pada tanggal 6 Juli, kata Kementerian Luar Negeri Seoul.

"Negara dan presidennya tidak akan pernah melupakannya," kata Juru Bicara Presiden Kim Eui-kyeom, menurut kantor berita Yonhap. Langkah Seoul tersebut rupanya didorong oleh tersebarnya rekaman video, satu hari sebelumnya, yang menunjukkan tawanan Korsel yang tidak disebutkan namanya, memohon kepada Presiden Moon Jae-in untuk membantu membebaskannya.

"Pemerintah telah mempertahankan sistem kerja sama yang erat dengan pemerintah Libya dan sekutu lainnya, seperti Filipina dan Amerika Serikat (AS)," tambah Kim.

Menurut media lokal, sandera Korea tersebut telah bekerja untuk sebuah perusahaan pengelolaan air di Libya. Perusahaan-perusahaan Korea telah lama aktif di negara ini, khususnya dalam manajemen konstruksi dan saluran pipa.

Identitas dan motif para penculik tidak diketahui.

Kapal perusak 4.000-ton Munmu yang Agung—yang memiliki helikopter Lynx bersenjata mesin di atasnya—sedang dalam perjalanan ke Libya, Yonhap melaporkan. Dan unit operasi khusus Korea Selatan sedang disiagakan di Crete, Yunani, menurut surat kabar Korea Selatan Joongang Ilbo.

Ini bukan pertama kalinya unit Cheonghae melakukan tugas yang sama.

Pada bulan April, Munmu yang Agung dan UDT/SEAL Korea Selatan ditugaskan untuk mengamankan pembebasan tiga warga Korea—kapten, rekan, dan kepala insinyur kapal penangkap ikan Marine 137—yang telah ditangkap oleh para perompak dari Afrika Barat pada tanggal 26 Maret.

Namun, pada tanggal 27 April, ketiganya dibebaskan setelah negosiasi di Ghana, menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan. Tidak ada aksi militer yang terjadi.

Walau angkatan bersenjata Korea Selatan yang berkekuatan 618 ribu orang dianggap sangat efektif oleh sekutu dan mentor AS mereka, dan telah mengambil peran konsisten dalam operasi anti-pembajakan, namun mereka hanya memiliki sedikit pengalaman tempur luar negeri sejak berakhirnya Perang Vietnam.

Namun begitu, mereka telah ikut ambil bagian dalam satu operasi berprofil tinggi.

Pada tahun 2011, UDT/SEAL melakukan misi penyelamatan sandera yang sukses di Teluk Aden. Menyerang kapal Korea yang disita oleh para perompak Somalia, komando tersebut menyelamatkan 21 sandera, meskipun kaptennya terluka parah dalam baku tembak. Delapan perompak tewas, dan lima lainnya ditangkap dalam operasi itu.

Sumber: Korea Selatan Kerahkan Pasukan untuk Selamatkan Sandera di Libya