Prabowo Subianto, lawan utama Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 nanti, membahas tentang pelemahan rupiah. Bersama calon wakilnya, Sandiaga Uno, pensiunan jenderal ini mengatakan, rupiah melemah terus menerus bisa membuat rakyat Indonesia yang paling lemah menderita, karena kenaikan barang sehari-hari. Pernyataannya ini keluar satu hari setelah pernyataan dari Luhut Pandjaitan yang berusaha menenangkan masyarakat Indonesia.

Oleh: Francis Chan (Straits Times)

Saingan utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pemilihan presiden tahun depan (Pilpres 2019) menyerang kebijakan ekonomi administrasinya, menyuarakan kekhawatiran tentang melemahnya mata uang Indonesia, di tengah-tengah ketidakstabilan global.

“Kami sangat khawatir dengan pelemahan rupiah yang tak berujung,” ujar pensiunan jenderal Prabowo Subianto dan pendampingnya Sandiaga Uno, dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke The Sunday Times.

“Hal itu telah menjadi beban bagi ekonomi nasional kami (dan) bagi penduduk Indonesia yang paling lemah, yang cepat atau lambat harus mengadapi kenaikan harga komoditas dasar, seperti barang-barang yang mereka konsumsi setiap hari,” ujarnya.

Pernyataan itu, yang dikeluarkan dua minggu sebelum kampanye pemilihan presiden dimulai secara resmi, pada tanggal 23 September, mengikuti pengumuman di hari Rabu (5/9) bahwa Indonesia akan menaikkan tarif impor bagi lebih dari 1.000 barang—mulai dari eletronik sampai mobil mewah—sebagai usaha untuk mengendalikan kenaikan impor dan menahan rupiah melemah lebih jauh.

Baca Artikel Selengkapnya di sini