Para analis mengatakan bahwa Rusia kini menjadi eksponen utama dari jenis perang informasi baru. Sebuah jaringan aktor negara Rusia, media yang dikontrol negara, serta pasukan bot dan troll media sosial diberitakan bekerja serempak untuk menyebar dan memperkuat banyak narasi dan konspirasi di sekitar kasus-kasus seperti keracunan Sergei Skripal. Tujuannya tidak lagi untuk menolak atau menyangkal versi resmi dari suatu peristiwa, melainkan membanjiri dengan begitu banyak versi berbeda yang tampaknya tidak masuk akal.

Oleh: Joel Gunter dan Olga Robinson (BBC)

Ketika pihak berwenang Inggris mengumumkan pada hari Rabu (5/9) bahwa mereka mencurigai dua orang yang diduga merupakan agen Rusia yang terlibat dalam insiden keracunan bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury, mereka merilis tangkapan layar CCTV para tersangka yang tiba di Bandara Gatwick.

Kedua gambar yang dibingkai berdampingan mulai menyebar di media sosial, didorong oleh ahli teori konspirasi pro-Rusia dan beberapa akun troll yang dicurigai. Gambar-gambar tersebut menunjukkan kedua orang yang diduga merupakan agen Rusia, Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov melewati gerbang non-return di bandara. Gambar-gambar itu memiliki stempel waktu identik. Bagaimana bisa kedua orang berada di tempat yang sama pada saat yang sama? Demikian pertanyaan banyak orang lewat Twitter.

Ketika berbicara di televisi negara, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengklaim bahwa “tanggal dan waktu yang tepat dapat ditumpuk pada gambar” atau bahwa para perwira intelijen Rusia telah “menguasai keterampilan berjalan secara simultan.”

Pernyataannya digemakan oleh akun pro-Kremlin di Twitter dan di aplikasi pesan Telegram yang populer di Rusia. Para pengguna berpendapat bahwa gambar CCTV tersebut telah dimanipulasi. Mereka mengejek pihak berwenang Inggris dan menduga hal itu adalah operasi MI6.

Hal tersebut segera tidak banyak berarti bahwa latar belakang gambar CCTV tidak identic, kamera mengarah pada sudut yang berbeda, Google Maps menunjukkan bahwa gerbang non-return di Bandara Gatwick adalah serangkaian koridor hampir identik yang dapat dengan mudah dilewati dua orang lelaki yang berdekatan satu sama lain dan pada saat yang sama.

Suatu hal yang penting ialah bahwa beberapa orang yang mengikuti kisah ini akan mulai mempertanyakan apa yang nyata dan yang tidak. Beberapa orang bahkan mungkin mulai mempertanyakan gagasan bahwa terdapat versi kejadian yang benar-benar dapat dipercaya sama sekali.

Baca Artikel Selengkapnya di sini