Ada banyak negara yang terlibat dalam Perang Suriah. Tiga yang paling utama, selain pemerintah Suriah, adalah Iran, Rusia, dan Turki. Ketiganya sempat berusaha melakukan perundingan damai, dan gagal. Sebagai efeknya, kini Idlib, provinsi yang menjadi penghalang terakhir antara pemerintah Suriah dan kemenangan militernya, terancam menjadi tempat pertempuran penuh darah.

Oleh: Mariya Petkova dan Farah Najjar (Al Jazeera)

Tanggal 7 September 2018, KTT tiga arah di Teheran, Iran, gagal menghasilkan kesepakatan yang jelas antara Rusia, Turki, dan Iran mengenai nasib provinsi Idlib di Suriah, benteng terakhir kelompok oposisi bersenjata Suriah. Gencatan senjata yang disarankan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ditolak. Pemerintah Suriah dan Rusia kemudian menggempur Idlib habis-habisan pada Sabtu (8/9).

Idlib merupakan penghalang terakhir antara pemerintah Suriah dan kemenangan militernya melawan pemberontakan yang dimulai lebih dari tujuh tahun lalu. Provinsi barat laut yang berbatasan dengan Turki tersebut merupakan salah satu dari empat “zona deeskalasi” yang disepakati oleh pemerintah Turki, Rusia, dan Iran pada bulan Mei 2017 selama putaran keempat pembicaraan Astana, yang telah diluncurkan pada awal tahun 2017 untuk mengejar solusi politik atas Perang Suriah.

Satu per satu, tiga zona de-eskalasi lainnya, Homs, Ghouta Timur, serta Deraa dan Quneitra, dikuasai oleh pasukan pemerintah Suriah dan sekutu mereka. Ketika pemerintah Suriah merebut kembali wilayah yang dikuasai oposisi, ribuan warga sipil dan pejuang pemberontak dari daerah-daerah tersebut menjadi sasaran Idlib, yang dijuluki sebagai “tempat pembuangan” bagi para pengungsi.

Di tengah ketidakpastian yang terus berlangsung, tiga skenario kemungkinan muncul di Idlib: serangan besar-besaran, serangan yang berlarut-larut, atau pertikaian antara pemberontak yang diikuti dengan kesepakatan rekonsiliasi dengan pemerintah Suriah. Namun, apapun yang terjadi, warga sipil yang saat ini terjebak di provinsi padat penduduk tersebut akan menderita kerugian tertinggi.

NEGARA-NEGARA YANG TERLIBAT DAN TUJUAN MEREKA MASING-MASING

Baca Artikel Selengkapnya di sini