Pemilu Australia yang diperkirakan akan berlangsung ketat, akan digelar hari ini, Sabtu (18/5), untuk menentukan parlemen dan perdana menteri negara itu. Dari isu perubahan iklim yang masih menjadi masalah besar di Australia, hingga denda bagi orang yang tidak memberikan suara, berikut empat hal yang perlu diketahui tentang pemilu Australia yang kontroversial menjelang pemungutan suara hari ini.

Oleh: Eric Kleefeld (Vox)

Masyarakat Australia akan menuju ke tempat pemungutan suara hari ini, Sabtu (18/5), untuk memberikan suara dalam pemilu Australia, dan ini akan menjadi pertarungan yang ketat.

Pemerintah konservatif Perdana Menteri Scott Morrison menghadapi persaingan ketat dengan Partai Buruh Australia yang demokratis sosial, yang dipimpin oleh Bill Shorten. Shorten adalah mantan pemimpin serikat yang sebelumnya memimpin partainya dengan kekalahan kecil pada tahun 2016.

Morrison telah menjadi perdana menteri sejak Agustus tahun lalu, setelah kaukus parlementernya memilih untuk menggulingkan pemimpin sebelumnya, Malcolm Turnbull. Partai Buruh telah unggul dalam setiap pemungutan suara nasional sejak paruh kedua tahun 2017, tetapi kampanye kali ini telah menyaksikan perlombaan yang semakin ketat.

Hari-hari terakhir kampanye juga berakhir dengan catatan yang suram, dengan kematian mantan Perdana Menteri Bob Hawke baru-baru ini pada usia 89 tahun. Hawke—yang menjabat sebagai Perdana Menteri Australia dari tahun 1983 hingga 1991—memimpin deregulasi ekonomi Australia pada tahun 1980-an, menggabungkan kebijakan dari perdagangan bebas dan arus modal global dengan cita-cita progresif seperti perawatan kesehatan universal, lingkungan, dan kesetaraan perempuan.

Berikut adalah empat hal yang perlu diketahui tentang pemilu Australia yang kontroversial menjelang pemungutan suara hari ini.

1) TANTANGAN POLITIK AUSTRALIA SANGAT MIRIP DENGAN AMERIKA
Bagi kebanyakan orang Amerika yang mungkin tidak berpengalaman dalam sistem politik Australia, ada beberapa aspek yang mungkin tampak agak aneh.

Misalnya, partai konservatif utama disebut Partai Liberal (mereka juga merupakan bagian dari koalisi yang lebih besar, tetapi kita akan membahasnya nanti). Dan walau orang Australia umumnya menggunakan ejaan Inggris untuk kata-kata seperti “Labour” (buruh), namun kekuatan progresif utama dalam politik Australia bernama Labor Party (Partai Buruh), menggunakan ejaan Amerika.

Jadi ingat saja: Buruh = progresif, Liberal = konservatif.

Australia memiliki sistem politik federal, dengan enam negara bagian dan dua wilayah, yang memiliki populasi lebih kecil. (Wilayah Ibu Kota Australia adalah tuan rumah bagi ibu kota negara, Canberra.)

Tetapi ada banyak hal lain tentang Australia yang akan terdengar tidak asing: Negara ini didirikan oleh penjajah Inggris yang menganggap Australia sebagai perpanjangan dari Kerajaan Inggris, tetapi pada akhirnya beroperasi dengan caranya sendiri dan berbeda dari ‘ibu negaranya’, Inggris.

Namun, tidak seperti Amerika Serikat (AS), ini terjadi melalui proses evolusi politik yang lambat selama abad ke-20, bukan perang kemerdekaan. Bahkan, Ratu Elizabeth II masih menjadi kepala negara resmi, dan wajahnya ada di koin dolar dan uang kertas $5 AUD.

Baca Artikel Selengkapnya di sini