Politisi Inggris yang terkenal kontroversial, Boris Johnson, memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk menjadi perdana menteri Inggris selanjutnya, menggantikan Theresa May yang mengundurkan diri di tengah kemelut Brexit. Karisma politik Johnson sebagian besar bersandar pada kepribadiannya, kecerdasannya, dan kemauan untuk mengejek dirinya sendiri. Pesona legendaris Johnson bahkan dapat lebih mempengaruhi pemilih Inggris setelah kemunduran Brexit di Brussels dan Parlemen daripada yang bisa dilakukan saingannya.

Oleh: Owen Matthews (Foreign Policy)

Mungkin hal paling aneh tentang kenaikan Boris Johnson di Partai Konservatif―dan dukungan Partai Tory yang luar biasa untuk upayanya menjadi perdana menteri Inggris berikutnya―adalah bahwa prospek jabatan perdana menteri Johnson membuat ngeri banyak anggota partai yang ingin ia pimpin.

Dalam waktu kurang dari sebulan, mantan jurnalis dan menteri luar negeri berambut pirang yang telah menjadi politisi paling dikenal dan kontroversial Inggris tersebut sangat mungkin untuk menggantikan Theresa May. Johnson adalah favorit dari dua pemilih kecil yang akan membuat keputusan itu: 313 anggota Parlemen Partai Konservatif yang berkuasa dan keanggotaan partai berkapasitas 160.000 orang.

Johnson adalah pilihan yang jelas untuk memimpin Partai Konservatif: Jajak pendapat secara teratur menunjukkan bahwa ia cenderung mendapatkan lebih banyak suara daripada pemimpin lain dalam pemilu di masa depan. Kemenangannya yang mengejutkan dalam pemilu walikota London tahun 2008―secara tradisional kota yang condong ke Partai Buruh―membuatnya mendapatkan reputasi sebagai seorang Konservatif yang dapat memohon kepada pemilih yang biasanya loyal kepada partai lain.

Johnson “adalah satu-satunya politikus Inggris yang membuat para pemilih tersenyum,” kata seorang teman dekatnya. “Dia memiliki hubungan nyata dengan orang-orang pada umumnya. Dia benar-benar luar biasa dengan kerumunan.”

Karisma politik Johnson sebagian besar bersandar pada kepribadiannya, kecerdasannya, dan kemauan untuk mengejek dirinya sendiri. Alih-alih mengesampingkan pendidikan istimewanya di Eton College (sekolah swasta paling eksklusif di Inggris) dan Universitas Oxford, Boris―seperti yang biasa dikenal oleh para pemilih Inggris―justru memainkan peran sebagai seorang penyair, sering mengutip ungkapan Latin, dan menyenangkan layaknya Bertie Wooster.

Baca Artikel Selengkapnya di sini