Kepala badan intelijen Prancis mengatakan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) mungkin berada di balik kematian mantan Presiden Mesir Mohammed Morsi. Morsi sebelumnya dilaporkan meninggal karena serangan jantung pada Senin (17/6) selama sesi pengadilan. Televisi pemerintah Mesir melaporkan pada Selasa (18/6) pagi, bahwa Morsi “menderita tumor jinak, menderita kondisi medis berkepanjangan, dan kematiannya disebabkan oleh serangan jantung.” Namun klaim itu dibantah oleh beberapa pihak, di mana mereka mengatakan bahwa kematian Morsi adalah pembunuhan.

Oleh: Daily Sabah

Tahnoon Bin Zayed Al Nahyan—saudara lelaki Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) dan penasihat keamanan nasionalnya—mungkin terkait dengan kematian mantan Presiden Mesir Mohammed Morsi yang mencurigakan, di mana Morsi adalah Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis dan satu-satunya, menurut mantan kepala badan intelijen Prancis dalam sebuah tweet pada Rabu (19/6).

Bernard Bajolet—mantan kepala badan dinas rahasia Prancis, Directorate-General for External Security (DGSE)—mengatakan bahwa kunjungan Tahnoon bin Zayed dari UEA ke Kairo pada 16 Juni 2019 dapat dikaitkan dengan kematian Morsi.

Morsi dilaporkan meninggal karena serangan jantung pada Senin (17/6) selama sesi pengadilan. Televisi pemerintah Mesir melaporkan pada Selasa (18/6) pagi, bahwa Morsi “menderita tumor jinak, menderita kondisi medis berkepanjangan, dan kematiannya disebabkan oleh serangan jantung.”

Dia dimakamkan di Nasr City, sebelah timur Kairo, pada Selasa (18/6) dini hari.

Ikhwanul Muslimin menuduh pemerintah Mesir bertanggung jawab atas “kematian Morsi yang lambat dan disengaja”.

Baca Artikel Selengkapnya di sini