ISIS telah melakukan pergeseran dari Timur Tengah ke Asia Selatan. Sementara India dan Sri Lanka telah menyaksikan manifestasi berdarah dari kehadiran ISIS di wilayah tersebut, meskipun dengan kehancuran yang kontras, Pakistan merupakan wilayah di mana ISIS berusaha memanfaatkan kekosongan jihadis. Namun, Angkatan Darat Pakistan telah sepenuhnya menyangkal keberadaan ISIS di negara itu.

Oleh: Kunwar Khuldune Shahid (The Diplomat)

Bulan Mei 2019, ISIS secara resmi mengumumkan pembentukan provinsi atau wilayah di Pakistan dan India. Pengumuman ini dilakukan oleh media terdepan ISIS, Amaq News Agency. Kedua provinsi tersebut telah diambil dari Negara Islam Khorasan (ISKP), yang sebelumnya meliputi wilayah perbatasan Afghanistan-Pakistan. ISKP, yang didirikan bulan Januari 2015, beberapa bulan setelah ISIS mengumumkan kekhalifahan di Irak dan Levant, mempelopori semua aktivitas di Afghanistan dan Pakistan, dan juga merupakan sumber aktivitas militan yang berafiliasi dengan ISIS di India.

Dua provinsi ISIS di India dan Pakistan diumumkan segera setelah kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas serangan senjata terhadap pasukan keamanan di Distrik Shopian, Kashmir yang dikelola India. Selama pekan yang sama, ISIS mengklaim serangan senjata serupa di Distrik Mastung di Provinsi Balochistan, Pakistan.

Sebulan sebelum pembentukan Wilayah Pakistan oleh ISIS, kelompok itu mengebom Pasar Hazarjangi di ibu kota Balochistan, Quetta, menewaskan 20 orang. Pengeboman Quetta bulan April 2019 menargetkan kelompok etnis Syiah Hazara, yang bersama dengan komunitas Kristen setempat, telah secara teratur menjadi sasaran ISIS dan kelompok-kelompok afiliasinya, sejalan dengan tujuan ideologis membersihkan minoritas agama dari daerah yang ingin didudukinya.

Komunitas Hazara Pakistan telah menjadi target yang paling sering diserang di ISIS, berkat sejarah penganiayaan kejam yang telah berlangsung hampir dua abad di wilayah tersebut karena identitas Syiah mereka, dan fitur fisik yang mudah diidentifikasi karena nenek moyang Uzbekistan dan Turki mereka.

Kehadiran komunitas agama yang sudah terpinggirkan, ditambah dengan volatilitas yang beraneka ragam di Balochistan, yang diakibatkan gerakan separatis Baloch, perang wilayah jihad, dan rangkaian operasi militer, telah menjadikan provinsi tersebut sebagai tempat yang ideal untuk ISIS. Setelah terusir dari Timur Tengah, ISIS menemukan jalur menuju Asia Selatan melalui Balochistan.

Baca Artikel Selengkapnya di sini