Sejumlah orang di Hong Kong tetap memberikan suara, Minggu (24/11), dalam pemilihan distrik yang dipandang sebagai barometer dukungan bagi pemimpin Carrie Lam.

Kelompok pro-demokrasi di Hong Kong meminta masyarakat tak mengusik pemilihan lokal yang berlangsung hari ini. Pemilu itu dihelat di tengah kemelut demonstrasi yang berlangsung selama lebih dari lima bulan di Hong Kong.

Pemilu ini diharapkan bisa mengirim pesan kepada pemerintah pusat China di Beijing, yang mengancam bakal menunda pemungutan suara jika terdapat gangguan serius di tempat pemungutan suara.

BBC melaporkan, pemilu kali ini akan menentukan 452 anggota dewan distrik Hong Kong, dari 1.000-an kandidat. Selanjutnya 27 kursi dialokasikan untuk perwakilan kabupaten pedesaan.

Pemilu dibuka pukul 07:30 waktu setempat (23:30 GMT), Minggu, dengan rekor 4,1 juta orang terdaftar untuk memilih. Hong Kong sendiri mempunyai populasi 7,4 juta.

Saat ini, partai pro-Beijing memegang mayoritas kursi di dewan distrik Hong Kong.

Dewan distrik sebenarnya punya kekuatan aktual yang sangat kecil, sehingga biasanya pemilihan ini berlangsung di tingkat yang sangat lokal. Namun, pemilu sekarang berbeda. Sebab, ini menjadi pemilu pertama sejak protes anti-pemerintah melanda Hong Kong sejak Juni lalu.

“Orang-orang di Hong Kong telah mulai memandang pemilihan ini sebagai alternatif jalan untuk mengartikulasikan dan mengekspresikan pandangan mereka tentang keadaan Hong Kong secara umum, dan pemerintahan Carrie Lam,” tutur Kenneth Chan, profesor di Hong Kong Baptist University pada Reuters.

Menurut BBC, ada sejumlah nama terkenal yang mencalonkan diri dalam pemilihan yang berlangsung di Hong Kong. Misalnya, anggota parlemen pro-Beijing Junius Ho – salah satu politisi paling kontroversial di kota itu.

Ho sempat ditusuk awal bulan ini oleh pria yang berpura-pura menjadi pendukungnya.

Ia secara terbuka menyatakan dukungannya untuk kepolisian Hong Kong pada beberapa kesempatan. Ho, pada Juli, bahkan kedapatan berjabatan tangan dengan sekelompok pria – yang diduga sebagai gangster triad – yang ikut menyerang para demonstran pro-demokrasi.

Selain Ho, ada Jimmy Sham, seorang aktivis politik yang baru-baru ini dikenal sebagai pemimpin Front Hak Asasi Manusia – kelompok kampanye yang bertanggung jawab untuk mengatur protes massa. Ia maju dalam pemilu untuk pertama kalinya.

Sham konon juga telah diserang dua kali. Foto-foto yang beredar menunjukkan, dia terbaring di jalan berlumuran darah usai diserang oknum tak dikenal menggunakan palu.

“Kita bisa melihat warga Hongkong merindukan kesempatan untuk mengekspresikan pendirian mereka,” kata Sham.

“Kami belum tahu, pada akhirnya, apakah kelompok pro-demokrasi dapat memenangkan mayoritas, tetapi saya berharap warga Hong Kong kami dapat memilih masa depan Hong Kon,” urainya.

Sayang, aktivis pro-demokrasi lainnya, Joshua Wong, yang memimpin gerakan protes payung 2014, dilarang ikut dalam pemilu, dengan alasan “penyaringan politik”.

Di sisi lain, ada beberapa kekhawatiran bahwa pemungutan suara dapat dihentikan jika kekerasan meledak di tengah jeda protes kekerasan pro-demokrasi yang telah mengguncang kota selama berbulan-bulan. Hanya ada kehadiran sedikit polisi pada Minggu (24/11), berbeda dengan laporan bahwa polisi anti huru hara berencana untuk menjaga semua TPS dan hampir seluruh pasukan 31.000 orang akan bertugas.

Lam yang didukung Beijing melemparkan surat suara di depan kamera televisi dan berjanji bahwa pemerintahnya, yang secara luas dianggap tak membumi, akan mendengarkan lebih intensif pandangan dewan di tiap distrik.

Dia juga berharap, ketenangan selama beberapa hari terakhir bisa terus bertahan. Protes anti-China telah memaksa pemerintah kelimpungan, karena harus menutup bisnis dan meliburkan sekolah.

“Saya berharap stabilitas dan ketenangan seperti ini tidak hanya untuk pemilihan hari ini, tetapi untuk menunjukkan bahwa semua orang tidak ingin Hong Kong jatuh ke dalam situasi kacau, berharap untuk keluar dari dilema ini, dan mari kita memulai awal yang baru,” tutur Lam.

Sumber