Protes Hong Kong membuat penyelidikan korupsi semakin kompleks, kata Komisi Independen Anti-Korupsi setempat (ICAC), meskipun ada indikasi penurunan jumlah kasus.

Komisi Independen Anti-Korupsi Hong Kong berjanji untuk memeriksa secara menyeluruh kasus penanganan polisi terhadap serangan Yuen Long, tetapi urung menjelaskan lebih detail soal ini. Tak hanya itu, kasus korupsi yang sebelumnya menjadi praktik jamak di Hong Kong, juga bakal diselidiki.




Masalahnya, terang mereka, protes yang tengah berlangsung di Hong Kong telah membuat investigasi terhadap korupsi menjadi lebih kompleks, kendati ada 14 persen penurunan jumlah pengaduan yang diajukan.

Badan tersebut menolak untuk mengungkapkan rincian penyelidikannya terhadap tuduhan polisi yang gagal melindungi masyarakat dalam serangan massa Yuen Long Juli lalu. Mereka hanya berjanji untuk melihat kasus ini secara menyeluruh. Pernyataan it termaktub dalam laporan tinjauan tahunan yang dibuat Komisi Independen Anti Korupsi (ICAC) pada Selasa (14/1), dan diberikan oleh empat komite penasihat pengawas.

Mereka menggambarkan kerusuhan sipil akibat penerapan undang-undang ekstradisi, yang sekarang ditarik telah memasuki bulan kedelapan protes, sehingga itu “menimbulkan tantangan besar bagi pekerjaan ICAC”.

“Kami memiliki beban kerja yang lebih berat dan pekerjaannya lebih rumit. Angka-angka itu tidak menceritakan keseluruhan cerita,” ujar Benjamin Tang Kwok-bun, ketua komite peninjauan operasi ICAC, yang memantau penyelidikan, dinukil dari South China Morning Post.

Tang mengatakan, lembaga tersebut menerima 2.297, atau 14 persen lebih sedikit pengaduan korupsi non-pemilu tahun lalu dibandingkan dengan 2.665 kasus pada 2018. Sekitar 76 persen dari kasus semacam itu dapat dituntaskan.

Untuk pengaduan berbasis pemilihan yang berasal dari pemilihan dewan distrik pada November, badan tersebut mengatakan telah menerima 518 kasus pada akhir 2019, di mana 95 persen dapat diselesaikan.

Laporan tinjauan dua tahunan ICAC untuk 2015 dan 2016 menunjukkan, ICAC menerima 1.065 pengaduan dari pemilihan dewan distrik saat itu, tetapi tingkat yang dapat diupayakan tidak disebutkan.

“Sebuah kasus bisa jadi lebih rumit dari yang lain. Jumlah kasus yang diterima tidak menunjukkan seluruh beban kerja kami. ICAC menghadapi masalah yang sama dengan masyarakat lainnya di tengah kerusuhan ini,” kata Tang dari statistik terbaru.
Dia tidak mengungkapkan jumlah total pengaduan yang terkait dengan protes, sebab menurutnya itu tidak pantas untuk disampaikan.

Komite itu menegaskan, ICAC telah menerima pengaduan atas tindakan polisi, berpusat pada peristiwa malam 21 Juli, ketika sekelompok pria berpakaian putih dengan tongkat kayu dan tiang logam menyerang penumpang dan pengunjuk rasa tanpa pandang bulu di stasiun MTR Yuen Long, melukai 45 korban.

Polisi dituduh jadi pahlawan kesiangan lantaran terlambat untuk memulihkan ketertiban. Mereka dikabarkan membutuhkan waktu 35 menit untuk tiba.

Petinggi polisi saat itu berdalih, petugas mereka haru berjibaku membelah kerumunan massa karena protes keras di Hong Kong, sementara petugas di Yuen Long sendiri sedang sibuk dalam keadaan darurat lainnya.

Menurut sumber, ICAC telah membentuk kelompok khusus untuk menangani penyelidikan. Namun, Tang menolak untuk mengkonfirmasi pengaturan atau mengomentari kasus ini, hanya mengatakan ada pembagian kerja yang jelas dalam tim.

“Mohon yakinlah, anggota komite kami akan menindaklanjuti setiap kasus. Tim investigasi tidak akan menghentikan penyelidikan tanpa persetujuan kami,” tambah Tang, dilansir dari South China Morning Post.

Secara keseluruhan, sekitar dua pertiga dari pengaduan non-pemilu melibatkan sektor swasta, sementara 28 persen terkait dengan departemen pemerintah dan 7 persen, badan publik.

Semua kategori mencatat penurunan dibandingkan dengan 2018.

Baca Juga: Jurus Bertahan Asia Tenggara Hadapi Teror Trump dan Xi

Pada 2019, 134 orang dalam 86 kasus non-pemilu dituntut. Tingkat hukuman untuk kategori ini turun sedikit dari 80 persen menjadi 79 persen.

Tang mengatakan, alasan penurunan jumlah kasus tidak diketahui, dan ICAC tidak dapat menentukan apakah itu terkait dengan kerusuhan sosial. Dia menambahkan ada banyak faktor yang memengaruhi, seperti kesadaran anti korupsi yang lebih baik di Hong Kong.

Sumber: https://www.matamatapolitik.com/protes-hong-kong-bikin-pengusutan-korupsi-makin-rumit-in-depth/