Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dari OPM menjajah rumah warga. Di bawah todongan senjata, mereka merampas makanan dan membikin teror. Lebih dari tujuh ratus warga Tembagapura pun akhirnya terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Papua lagi-lagi mencekam. Ratusan warga Tembagapura, Mimika Papua berlarian berhamburan menyelamatkan diri lantaram diintimidasi dan diteror oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Sebanyak 790 orang masyarakat di yang tinggal di Distrik Tembagapura pun terpaksa mengungsi. Mereka yang angkat kaki dari rumahnya, mengaku tak nyaman dengan ulah KKB dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu. Tak hanya menciptakan teror, menurut warga, KKB juga merampas makanan di rumah-rumah sembari menodongkan moncong senjata api.

“Di kampung kami sudah tidak aman, akibat gangguan kelompok OPM yang meneror kenyamanan. Sebelumnya beberapa barang dan bahan makanan diambil oleh OPM,” ungkap Septinus Magal, warga Kampung Kimbeli yang tiba di Polsek Tembagapura untuk boarding ke Timika, Minggu (8/3), dilansir dari Pojok Satu.

Septinus Magal menjelaskan, dia bersama keluarganya terpaksa meninggalkan kampung halaman usai bahan makanan mereka diambil paksa.

“Kami meninggalkan kampung untuk keselamatan nyawa kami. Selain itu bahan makanan kami juga sudah tidak ada, sehingga kami akan ke Timika tinggal di rumah keluarga,” tuturnya lagi kepada sumber yang sama.

Sementara itu, Kapolsek Tembagapura AKP Hermanto menyampaikan, sebanyak 790 orang mengungsi akibat teror OPM. Mereka terdiri dari 100 anak-anak, 370 perempuan, dan 320 laki-laki. Rerata berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kampung Kimbeli.

“Setelah memverivikasi setiap warga dengan mendatakan tanda pengenal, selanjutnya hasil koordinasi dengan CLO PT Freeport Indonesia disiapkan sebanyak 13 bis PT Freeport yang akan digunakan untuk masyarakat ke Timika,” terang Hermanto, Sabtu (7/3).

Setelah sampai ke Timika, ratusan warga tersebut akan diantar dengan kendaraan truk yang sudah disiapkan, dan akan mengantar masyarakat hingga ke kediaman mereka di Kota Timika seperti ke Sp5, Sp 12, Kwamki, dan daerah lainnya.

HANYA TIGA YANG PEGANG SENJATA
Aksi teror yang dilancarkan KKB OPM di rumah warga hanya berselang sebentar setelah aksi penyerangan KKB di sekitar kawasan PT Freeport, Papua.

Kepada Kumparan, Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi menerangkan, terdapat 33 kelompok separatis di Papua. Namun, hanya tiga kelompok yang punya senjata api. Siapa saja mereka?

“Berdasarkan informasi yang didapat dari sumber yang dekat dengan Lekagak (Kelompok KKB), ada 2 kelompok yang berasal dari luar wilayah Mimika yang saat ini termonitor bergerak menuju Tembagapura. Sedangkan 1 kelompok lagi memang adalah kelompok separatis lokal di Mimika pimpinan Johny Botak, yang selama ini dikenal dengan kelompok Kali Kopi,” ungkap Dax, Minggu (8/3).

Terkait pernyataan TPNPB OPM yang menyebut 33 kelompok separatis bergerak mengepung Freeport, Dax menudingnya sebagai klaim semata. Faktanya, ujar Dax, kelompok itu bergerak masing-masing tanpa koordinasi dalam satu komando.

“Sepanjang sejarah aksi OPM hampir tidak pernah ada aksi gabungan. Penyatuan organisasi mereka dalam organisasi TPNPB OPM sebenarnya tidak lebih pada bentuk solidaritas sesama kelompok bersenjata dibandingkan sebagai bentuk integrasi organisasi yang valid dan operasional,” ujar Dax lagi kepada sumber serupa.

Dax menjelaskan, ada persaingan antar kelompok KKB. Salah satu contohnya, yakni persaingan kelompok Johny Botak, Lekaga, dan Militer Murib. Mereka berebut posisi di area Tembagapura.

“Pada dasarnya, Johny ingin mengawasi sepak terjang kelompok dari luar Mimika. Baginya harga diri suku adalah segalanya. Tidak boleh ada kelompok dari luar Mimika yang menguasai Mimika,” pungkas Dax.

Sumber: https://www.matamatapolitik.com/situasi-mencekam-pasca-teror-operasi-papua-merdeka-original-news/