(cerita lucu)Mari masuk dunia DotA
By: Sinchan from emporium gamers
[email protected]
Suara-suara yang begitu gaduh membuatku sulit untuk berpikir dengan jernih lagi. Rasanya ingin kuhempaskan badan yang letih ini ke atas ranjang yang empuk. Namun aku tidak bisa begitu saja mengabaikan ajakan teman-temanku untuk memainkan last game ini. Last game sebelum kami pulang dan mempersiapkan ujian mata kuliah kami esok hari. Namun aku sudah terlalu lama tidak tidur. Entah berapa puluh jam sudah. Aku tak sanggup lagi menahan kelelahan ini sampai akhirnya aku menutup mataku, bermaksud untuk mengistirahatkannya sejenak.
"Hei bangun!! Bangun bodoh!!" Sesosok suara yang begitu tegas dan kasar memaksaku untuk membuka mataku.
"Alakh!! Sebentarlah... ngantuk banget tauk!!" Aku berusaha membela diri atas kebutuhan istirahatku. Namun tak lama setelah aku memperjelas perhatianku mengenai apa yang baru saja memaksaku untuk bangun, sesaat jantungku berdegup kencang. Siapa itu?? Seorang kakek tua dengan kerudung menatapku dengan marah. Ia memanggul sebuah senapan besar di bahunya. Seolah senapan itu bahkan lebih besar daripada ukuran tubuhnya sendiri. Ini pasti dunia DOTA!! Aku saat ini ada di dalamnya!!
"Apa yang kau lakukan anak muda??!! Kau bisa tidur di tengah peperangan ini??!! Kau pasti bercanda... Cepat bawa semua persediaan yang bisa kau bawa kita maju ke medan terdepan."
Sambil kebingungan aku berkata, "Kakek!! Kau pasti bercanda.... Tahun berapa ini?? Masa masih ada perang di jaman modern ini?? Saya seorang mahasiswa binus jurusan Tekhnik Informasi... Saya tidak punya pengalaman sedikitpun mengenai perang!!"
Kakek yang tadinya sudah berjalan beberapa langkah itu berhenti sejenak lalu membalikkan wajahnya ke arahku. Sinar matanya menunjukkan keyakinan dan ketegasan yang begitu kuat, walaupun raut wajahnya sungguh memperlihatkan usia yang sudah tua.
"Jangan khawatir nak... Semua juga demikian, kau akan dapatkan pengalamanmu nanti di medan perang. Sekarang bawa semua yang kau butuhkan untuk perang nanti", ujarnya sambil tersenyum kepadaku lalu berlalu lagi.
"Where is your target??"
Akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti permainan ini. Toh aku yakin ini hanya mimpi. Yah, tidak ada salahnya sesekali aku merasakan peperangan dota dengan agak nyata. Sesosok bayangan mengagetkanku. Kubalikkan pandanganku ke belakang. Wow, Treant Protector berdiri di belakangku!!
"Simpan gold mu nak, jangan kau hamburkan untuk barang-barang yang tidak berguna. Musuh kita telah memasang tak-tik yang begitu rapi untuk segera menghancurkan markas tercinta kita ini. Mungkin kau bisa mencoba ke blackmarket di dalam hutan. Dia menjual banyak barang yang lebih berguna dan harga terjangkau. Dan lagi dalam rangka promo, dia memberikan diskon untuk 5 jam ke depan."
"Hei, pohon... Kenapa kau terdengar seperti seorang sales??"
"Well, dia memberikan sedikit komisi kepadaku apabila aku membantunya mempromosikan produk-produk dagangannya. Kau tahu Multi Level Marketing?? Sebetulnya aku sedang berpikir bagaimana caranya menjadi kaya dalam waktu yang singkat. Yah, bolehlah aku disebut sebagai downlinenya pedagang hutan itu. Kau berminat??"
"Uhh.. MLM?? Not now... Maybe next time", aku menolak tawarannya dengan senyum.
"Ok deh selamat bertempur anak muda."
Akupun segera melangkahkan kakiku menuju pedagang di hutan dengan uang yang secukupnya. Agak sulit menemukan pedagang itu di tengah kegelapan yang menyelimuti hampir seluruh hutan. Namun aku bersikeras untuk segera menemukannya. Perang sedang berlangsung. Aku tidak bisa membiarkan seorang kakek tua berperang sendirian.
Itu dia!! Aku berhasil menemukan pedagang itu.
"Hei anak muda, apa yang kau cari di sini??"
"Bukankah kau seorang pedagang??"
"Kata siapa??"
"Seorang pohon... eh seekor... aduh sebuah... oh no... sebatang pohon mengatakannya padaku..."
"Oh... The Treant Protector. Baiklah, katakan padaku apa yang kau butuhkan."
To the point. Aku suka cara pedagang ini berjualan.
"Aku butuh barang yang bahkan tidak kau jual kepada kubu musuh sekalipun."
"Apa maksudmu??"
"Kau tahu yang ku mau... Sebuah kertas mantra yang bisa membuatku melihat segala pergerakan musuh. Strategi dan tak tik busuk mereka ketika akan melakukan serangan."
"Map Hack?? Kau pasti gila anak muda!! Ribuan tahun barang keramat itu di wariskan oleh leluhur kami sampai akhirnya di tanganku saat ini. Kau pikir alasan ***** apa yang bisa membuatku menyerahkannya kepadamu??"
"Kau yakin tidak akan menyerahkannya??"
"Tidak akan!! Tidak akan!!" Dia menjawabnya dengan begitu tegas.
"Bahkan tidak mau menukarnya dengan DVD Miyabi terbaru??"
"..... Ambillah ini, serahkan DVD nya."
Langsung saja tanpa pikir panjang aku melesatkan lariku ke medan kakek tua tadi bertempur. Aku berlari menembus pepohonan hutan. Sesekali ranting-ranting pohon menyayat kulitku, namun aku tidak peduli. Aku harus segera membantu si kakek tua itu.
Sesampainya di sana aku bisa melihat bahwa Gondar dan Bone Clink sedang mempersiapkan akal bulus mereka untuk membokong si kakek dengan cara yang licik.
"Kakek cepat mundur dari situ !!!", teriakanku berhasil mencuri perhatian si kakek dari perang yang berkecamuk di hadapannya. Keringat dan percikan darah di wajahnya menunjukkan betapa seriusnya ia mendedikasikan dirinya untuk peperangan itu. Untuk kemenangan dan kebanggaan. Untunglah dia mempercayai peringatanku untuk mundur. Dengan segara ia melangkahkan kakinya balik menuju tower. Namun Gondar tidak begitu saja membiarkan si kakek tua lepas. Belum sempat kakek itu berlindung di bawah tower, sebuah backstab tajam dihujamkan ke punggung si kakek. Dan bone clink melanjutkan dengan hujan panah apinya yang membakar tubuh si kakek. Dan semua itu ditutup dengan sebuah lemparan dari Gondar. Sebuah Shurikken di lesatkan menancap tubuh si kakek tua.
"TIDAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!"
Aku tidak dapat mengendalikan emosi pada diriku. Langsung saja aku melakukan burrow ke arah 2 makhluk itu. Membuat mereka sesaat tidak bisa bergerak. Lalu goyangan epicenter sebagai luapan kekesalanku dan menghabisi mereka berdua dengan gempa yang luar biasa. Kalau di battle net biasanya bikin lag sesaat. Benar saja kedua hero itu langsung mati oleh goyangan mautku. Tak perduli mereka menghilang, itu sudah terlambat.
Dan terlambat pula bagi si kakek. Aku menghapirinya dengan tatapan begitu prihatin. Melihat keadaaannya yang begitu tak berdaya. Luka di sekujur tubuhnya dan darah yang bercucuran.
"Kakek, kenapa sendirian melawan 2 hero itu?? Mereka bahkan bisa membuat diri mereka tak kelihatan."
Dengan terputus-putus dan usaha keras, kakek berbicara dalam pelukanku.
"Tadi... uhuk uhuk... aku bertempur dengan seorang Assasin Rikimaru... uhuk... Na... mun berkali-kali ia membuat masalah, sampai aku mengucapkan kata-kata uhuk... yang tidak sepantasnya kuucapkan.. uhuk..."
"Kata-kata apa itu kakek??", tanyaku dengan bingung...
"Ka...Ka.. Kau uhuk... ATM!!! uhuk... aku menyesal mengucapkannya... sungguh... uhuk... seandainya bisa kuputar waktu dan tidak mengatakan hal itu.... uhuk... mungkin dia tidak akan leaver..."
"Kakek!! Berhentilah menyalahkan diri kakek sendiri... Bagi saya kakek seorang pahlawan... Kakek begitu gigih berperang untuk kebanggaan dan kemenangan..."
"Sudah terlambat anak muda... "
"Tidak!! Jangan katakan itu... Kakek pasti bisa sembuh... Aku akan menggendong kakek ke fountain of health!!"
"Tidak perlu... Su... dah... Terlambat... Aku pasti mati..."
"Tidak!!"
"Sampai jumpa 15 detik lagi nak..."
"Apa?? @#%$&^%$*$^&@*&$*%#"
