Dewa Buaya” Sepanjang 12 Centi
http://i820.photobucket.com/albums/z...2010-buaya.gifMeski kecil tapi hewan ini bukan anak buaya. Panjangnya tidak lebih dari 12 sentimeter. Usianya diperkirakan sudah puluhan tahun. Bentuk fisiknya, dari ekor, kaki, punggung dan perut tak ubahnya seperti buaya pada umumnya. Hanya saja, kepalanya berbentuk segitiga, dengan mata besar mirip mata burung. Moncognya mirip dinosaurus.
Entah sebutan apa untuk binatang jenis reptil ini. Si empunya, Ki Rogo Sejati, menyebutnya sebagai buaya mini. “Kepalanya seperti pakai topeng, seperti alien,” katanya, saat ditemui di kediamannya, di Perumahan Bintang Lestari, Seipanas, kemarin.
Untuk meyakinkan binatang itu bukan anak buaya, penjelasan di beberapa situs, seperti Wikipedia menyebutkan, anak buaya minimal ukurannya 15 sampai 20 centimeter saat baru menetas dari telurnya. Bentuk kepalanya pun tidak serupa. Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih erat dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya.
Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh besar dapat tumbuh lebih panjang dari lima meter. Sedangkan buaya terbesar yang masih hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006 silam, rekornya 7,1 meter itu masuk ke catatan The Guinness Book of World Records sebagai buaya terpanjang. Sedangkan buaya terkecil, ditulis dalam books.google,con adalah Dwarf Caiman (Paleosuchus palpebrosus) yang hanya memiliki panjang 1,45 meter.
Terlepas dari pengertian buaya menurut pengetahuan dan sumber-sumber dari beberap situs internet tadi, buaya mini milik Ki Rogo ini baru diperolehnya sekitar empat bulan silam. “Saat itu saya sedang cari ular albino di kawasan Kupang, NTT,” Ki Rogo menceritakan.
Ditawar Rp200 juta
Singkat cerita, buaya itu ia dapatkan di salah satu rawa di kawasan Atambua. Kawasan itu terletak di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Atambua adalah ibu kota Kabupaten Belu, NTT.
Untuk menangkap buaya mini itu pun, Ki Rogo tidak mudah. Paranormal Batam itu mengaku membutuhkan waktu satu hari dua malam untuk membekap buaya berwajah alien itu. “Awalnya harus melawan binatang besar mirip komodo dulu,” katanya. Usai menaklukkan kadal raksasa, masih menurut cerita Ki Rogo, barulah ia melihat buaya mini muncul di permukaan rawa-rawa.
Kepercayaan adat setempat, buaya mini ini disebut sebagai Dewa Buaya. Binatang ini bisa digunakan untuk menyantet, sihir, guna-guna dan berbagai ilmu hitam lainnya. “Oleh dukun ilmu hitam di sana, darahnya diambil bisa untuk guna-guna,” kata Ki Rogo. Sementara duku-dukun berilmu putih sebaliknya, menginginkan binatang itu musnah. “Tapi saya bukan dukun ilmu hitam. Cuma untuk koleksi. Hewan ini termasuk langka,” jelas Ki Rogo.
Begitulah Ki Rogo mendapatkan hewan yang disebut buaya berkepala alien itu. Sejauh ini, menurut Ki Rogo, sudah ada para kolektor hewan-hewan unik yang menawar buaya mini tadi. “Paling tingga ada yang minta dua ratus tujuh puluh juta. Tapi ini cuma koleksi saya,” jelas Ki Rogo.
Nah, tak ubah dengan buaya yang besar lainnya, buaya mini Ki Rogo itu juga diberi makan daging. “Ya kadang jakrik, hati ayam, kepala ayam, ada daging-daging juga,” katanya.
Buaya itu ditempatkan Ki Rogo di dalam kotak kaca yang hanya diberi air bagian dasarnya saja. Buaya itu juga telihat tidak banyak bergerak, hanya sesekali menggerakkan kakinya saat Ki Rogo mencoba mengangkatnya. Ikan-ikan kecil juga terlihat menemani buaya itu di dalam akuarium.
Memang Ki Rogo juga meyakini, buaya mini ini bisa mengobati beberapa penyakit medis dan nonmedis. Menurut Ki Rogo, buaya besar lainnya tidak berani mendekati buaya mini yang diyakini dewanya buaya itu. “Paling dekat berani cuma jarak lima atau tujuh meteran. Kalau usianya sudah puluhan tahun,” kata Ki Rogo.
(nur syahrullah)