PDI-P Masuk Koalisi, Demokrat Bahas dalam Rakornas
JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana merapatnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P ke partai penguasa memang bukan sekadar isu. Buktinya, hal tersebut telah lama dibicarakan dalam rapat-rapat DPP Partai Demokrat. Hal ini disampaikan Ketua DPP Partai Demokrat Djafar Hafsah kepada para wartawan, Selasa (23/3/2010) di Jakarta. "Nanti juga akan dibicarakan di rakornas," ujarnya.
Rakornas Partai Demokrat akan berlangsung pada akhir Mei 2010 di Bandung. Merangkul PDI-P, partai besar yang telah beroposisi selama lebih dari setengah dasawarsa ini tentunya bukanlah tanpa risiko. Berkaca pada pengalaman Partai Demokrat berkoalisi dengan Partai Golkar, tentunya ada peluang bagi "Partai Moncong Putih" tersebut untuk membelot setelah resmi bergabung.
Djafar mengatakan, Partai Demokrat menyadari hal ini dan telah membahasnya. Kendati demikian, partai pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut akan menekankan soal komitmen kepada PDI-P seandainya partai itu resmi bergabung. "Dalam koalisi, yang penting adalah komitmen," ujarnya singkat.
Selama berinteraksi dengan PDI-P di Parlemen, Partai Demokrat menurutnya lebih merasa nyaman dengan partai senior tersebut karena memang sejak awal telah mengambil posisi sebagai oposisi. Hingga saat ini, PDI-P belum pernah secara resmi mengatakan akan bergabung dengan Partai Demokrat. Hal ini akan dibahas pada Rakernas PDI-P yang digelar pada April mendatang di Bali.
http://nasional.kompas.com/read/2010...dalam.Rakornas.
Selasa, 23 Maret 2010 | 03:09 WIB
Jakarta, Kompas - Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Daerah Istimewa Yogyakarta berharap, ketua umum terpilih dan pengurus hasil kongres Bali tidak pragmatis menghadapi pilihan untuk tetap menjadi oposisi atau menjadi mitra koalisi dengan Partai Demokrat. Namun, pilihan tetap diserahkan sepenuhnya kepada pengurus terpilih.
”Namanya politik, hari ini A, besok bisa B, bisa C, dan lainnya. Perkembangannya sangat dinamis sekali. Karena itu, soal koalisi atau oposisi, kami serahkan kepada ketua umum terpilih,” ujar Idham Samawi, Ketua DPD PDI-P DIY sekaligus Bupati Bantul, Senin (22/3) di Yogyakarta.
Sampai sekarang, suara di akar rumput di DIY terbelah antara tetap menjadi oposisi dan menjadi mitra koalisi Partai Demokrat. DPD PDI-P DIY tidak mau gegabah mengambil keputusan terkait dua pilihan yang mengemuka itu.
Idham berpendapat, pilihan berkoalisi dengan Partai Demokrat atau oposisi tidak perlu jadi keputusan kongres karena dapat menjerat partai sehingga tidak bisa lincah bergerak sesuai dengan dinamika politik. Pilihan itu cukup menjadi keputusan ketua umum atau DPP.
Menurut Idham, apa pun keputusan yang diambil DPP jangan sampai karena alasan pragmatis, seperti tawaran uang, jabatan, atau konsensi lain yang sifatnya sesaat dan merugikan partai. Keputusan haruslah menguntungkan partai, tidak hanya jangka pendek, tetapi juga jangka panjang. ”Akan lebih baik jika kongres lebih berkonsentrasi pada pembesaran partai untuk pemenangan Pemilu 2014,” katanya.
Idham mengatakan, pihaknya mewanti-wanti munculnya kemungkinan pragmatisme politik di kongres Bali. Untuk itu, pihaknya akan mengawasi secara ketat 18 utusan dari DIY dalam kongres Bali agar tidak terjebak dan larut dalam kepentingan sesaat itu.
Terkait calon ketua umum, Idham menegaskan, PDI-P DIY dalam konferensi daerah sudah bulat memutuskan kembali mengusung Megawati Soekarnoputri menjadi ketua umum. ”Tidak ada nama lain selain Bu Mega. Sejak rapat tingkat PAC, sudah final memilih beliau,” katanya.
Ketua DPP PDI-P Maruarar Sirait, Minggu di Jakarta, mengatakan, dari berita acara konferensi daerah di sejumlah daerah, hampir pasti Megawati akan kembali memimpin PDI-P. ” Tanpa beliau, PDI-P mungkin sudah dilikuidasi,” katanya.
http://cetak.kompas.com/read/xml/201...dak..pragmatis
Kira2 bagaimana yah kalau pdip masuk koalisi? Dan bagaimana dengan perkembangan pemerintahan kedepanny nanti?