Penggusuran Warga Penghuni Kolong Tol Di Jakarta
WARGA PENGHUNI KOLONG TOL MASIH BERTAHAN
Metrotvnews.com, Jakarta: Sekitar 500 kepala keluarga penghuni kolong tol Jembatan Tiga, Penjaringan, Jakarta Utara, hingga Rabu (29/8) hari ini atas batas akhir pengosongan masih bertahan di kolong jalan tol. Aktivitas warga korban kebakaran di kolong tol masih berjalan seperti biasa.
Warga masih bertahan dan menunggu pembayaran uang kerohiman Rp 1 juta per kelapa keluarga serta janji pemerintah yang akan memindahkan mereka ke rumah susun (rusun) Marunda. Warga mengaku, sejak terjadinya kebakaran 7 Agustus lalu mereka sudah dua kali menerima surat edaran dari Kotamadya Jakarta Utara untuk melakukan pengosongan. Peringatan terakhir mereka terima 28 Agustus kemarin.
Meski demikian, warga mengaku akan tetap bertahan hingga mereka menerima uang kerohiman yang dijanjikan pemerintah. Warga, kata Ny. Saki, juga masih keberatan dengan pembayaran uang sewa yang dinilai terlalu mahal.(DOR)
WARGA KOLONG TOL JEMBATAN TIGA DEMO DI DEPARTEMEN PU
Metrotvnews.com, Jakarta: Ratusan warga kolong tol dari kawasan Jembatan Tiga, Rawa Bebek, Sungai Bambu, Warakas, Jakarta, Rabu (29/8) melakukan unjuk rasa di depan Kantor Departemen Pekerjaan Umum (PU). Mereka bermaksud menemui Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Mereka meminta Djoko Kirmanto tidak merelokasi mereka dari kolong tol. Warga meminta penataan total pemukiman kolong tol dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong daerah milik jalan tol.
Menurut Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota Wardah Hafidz, mereka tidak akan menghentikan aksi ini apabila tidak diterima Menteri Djoko Kirmanto. Unjuk rasa warga kolong tol ini sempat memacetkan lalu-lintas karena mereka menutup Jalan Patimura, tepat di depan Kantor Departemen Pekerjaan Umum. Unjuk rasa mendapatkan pengawasan ketat dari aparat kepolisian.(DOR)
Warga Kolong Tol Tetap Menolak Digusur
http://static.liputan6.com/200708/07...kolong_tol.jpg
Warga kolong Tol Jembatan Tiga, Pluit, Jakarta Utara menolak digusur. Bentuk penolakan dilakukan dengan berunjuk rasa ke Kantor Departemen Pekerjaan Umum. Ratusan penghuni kolong tol menawarkan alternatif permukiman di kolong tol yang ada di DKI.
Aksi ratusan warga yang akan tergusur ini sempat diwarnai kericuhan. Keributan dipicu karena pengunjuk rasa dilarang masuk ke gedung untuk menemui Menteri pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Selain menolak penggusuran, warga kolong tol juga tak mau diberi uang kerohiman atau ganti rugi Rp 1 juta dan relokasi ke rumah susun. Menurut rencana, pemindahan warga kolong tol akan dilakukan, 4 September nanti. Penundaan ini adalah yang kali kedua.
referensi : http://www.liputan6.com/
200 Warga Tol Gelar Doa Minta Tak Digusur
Sedikitnya 200 warga yang menempati kolong tol sebagai tempat tinggal, menggelar aksi doa bersama di Bundaran Hotel Indonesia. Aksi massa yang dimotori LSM Urban Poor Consorcium (UPC) ini dilaksanakan untuk meminta agar korban tol tak digusur.
"Kita doa supaya penggusuran tidak dilanjutkan," kata aktivis UPC Edi Saidi di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (2/9/2007).
Edi mengatakan, doa bersama bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada pemerintah setempat sehingga mau mengurungkan rencana penggusuran terhadap rumah yang menempati lahan kolong tol.
Edi menambahkan, kebijakan penggusuran lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan. Selain menelan anggaran besar juga menimbulkan pertentangan dari warga. "Dialog jauh lebih baik daripada menggusur," jelasnya.
UPC mengklaim aksi ini diikuti warga dari 9 titik lokasi kolong tol yang tersebar di DKI Jakarta. Daerah itu antara lain Sungai Bambu, Warakas, Papanggo, Kampung Walang, Jalan Tongkol, Rawa Bebek, Muara Karang, Kalijodo dan Jembatan Tiga.
Aksi ini merupakan kelanjutan pascakebakaran di kolong tol Jembatan III pada 7 Agustus lalu. Sejak itu warga terpecah belah ada yang setuju untuk relokasi ke tiga titik rusunawa yaitu di Marunda, Cakung, Kapuk Muara dan uang kerohiman Rp1 juta per keluarga.
Namun ada juga yang menolak dan menggelar aksi penolakan di Gedung Departemen Pekerjaan
Umum (PU).
referensi : http://www.okezone.com/
Sebagian Warga Kolong Tol Menolak Pindah
http://static.liputan6.com/200709/070903cklng_tol.jpg
Sekitar seratus warga penghuni sejumlah kolong tol di Jakarta Utara berunjuk rasa di Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, Senin (3/9). Mereka menyatakan tidak bersedia pindah ke rumah susun. Mereka meminta pemerintah memberi tempat tinggal di tepi jalan tak jauh dari kolong tol tempat mereka sekarang berdiam.
Sebaliknya sebanyak 35 kepala keluarga di kolong Tol Ancol menerima kunci Rusun Kapuk Muara yang sebelumnya telah diundi. Ani dan Agus, misalnya. Mereka tinggal di ruangan berukuran 6 x 5 meter dengan dua kamar. Agus dan Ani membayar sewa Rp 140 ribu per bulan.
Sementara itu pembagian uang kerohiman masih belum merata. Sebanyak 300 warga yang mengambil uang kerohiman tadi siang tak semuanya pulang membawa hasil. Warga yang rumahnya terbakar masih belum diberi karena masih dikoordinasikan dengan pemerintah kota. Sedangkan warga dengan status mengontrak tak mendapat sama sekali.
referensi : http://www.liputan6.com/
Warga Kolong Tol Jelambar Tuntut Uang Kerohiman
http://static.liputan6.com/200709/070917bkolongtol.jpg
Penghuni kolong tol Jelambar tinggal di lantai bawah rusun Kapuk Muara, Jakut.
Hingga Senin (17/9), sebanyak 76 kepala keluarga bekas penghuni kolong tol Jelambar, Jakarta Barat masih menempati lantai bawah Rumah Susun Kapuk Muara, Jakarta Utara. Pasalnya, rusun tersebut sudah penuh sejak dua pekan silam.
Lantaran tidur di tempat terbuka, banyak anak-anak menderita diare dan flu. Warga yang memiliki kartu tanda penduduk Jakarta itu akhirnya berubah pikiran karena tak tahan dengan kondisi seperti itu. Mereka menuntut uang kerohiman sebagai ganti rugi yang akan digunakan untuk mengontrak rumah di sekitar kolong tol Jelambar.
Sekitar 200 warga itu awalnya memang memilih rusun sebagai pengganti tempat tinggal ketimbang menerima uang kerohiman. Namun, mereka telantar di pelataran Rusun Kapuk Muara karena belum mendapatkan kunci.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru memberikan kunci rusun Kapuk Muara kepada 33 kepala keluarga. Sedangkan sisanya dianjurkan menempati rusun Cakung, Jakarta Timur. Namun, usulan itu ditolak warga karena rusun yang dijanjikan tidak layak dihuni.
referensi : http://liputan6.com/
Warga Kolong Tol Pejagalan Digusur
http://static.liputan6.com/200709/070919dkolongtol.jpg
Pembongkaran rumah warga di sepanjang kolong Tol Pejagalan.
Ratusan bangunan liar di bawah kolong Tol Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (19/9) siang tadi, dibongkar. Pembongkaran itu merupakan lanjutan pembersihan terhadap hunian liar di Jakarta Utara.
Tidak ada perlawanan saat para anggota Satpol Pamong Praja membongkar rumah warga di sepanjang kolong Tol Pejagalan. Warga pasrah karena sebagian dari mereka sudah menerima uang kerohiman sebesar Rp 1 juta. Meski demikian, tak semua orang menganggap jumlah uang itu cukup untuk mencari kontrakan baru karena warga kolong Tol Pejagalan tak ada yang memperoleh jatah rumah susun.
Dari total 6.000 kepala keluarga di Kelurahan Pejagalan yang menghuni kolong tol, hampir setengahnya belum mengambil uang kerohiman. Cepat atau lambat, mereka harus menyingkir karena pembongkaran akan terus dilakukan sampai kolong tol di jakarta benar-benar bersih dari permukiman.
referensi : http://liputan6.com/