aion lore (cerita) : The origins of Atreia and the endless war

Lore dibalik penciptaan Atreia

Penciptaan Atreia memang masih merupakan misteri, keberadaan Aion sebagai entitas yang menciptakannya, adalah fakta yang tak terbantahkan atas terjadinya segala persitiwa di Atreia. Dewa yang memiliki wewenang mengendalikan alam semesta, yang mengambil wujud sebagai menara megah yang fondasi berdirinya Atreia. mahluk pertama yang dia ciptakan yaitu Draken, kemudian membangun gunung-gunung dan benua-benua, pulau-pulau di planet tersebut

Kemudian terbentuklah planet dengan pemandangan yang indah yang dimana kemudian Aion memposisikan dirinya sendiri sebagai bangunan yang megah yang dinamai “tower of eternity”

Kemudian menara tersebut menghubungkan kehidupan, yang dimana bangsa Draken pun ikut hidup didalamnya. Namun ternyata Draken bukan merupakan satu-satunya mahluk yang hidup didalam Atreia, ada pula mahluk hidup lainnya yang disebut dengan sapiens (manusia) yang hidup diseluruh penjuru Atreia. Manusia melayani Aion dan diberikan segala yang mereka butuhkan dengan cara memelihara menara tersebut. Kehidupan berjalan sejahtera selama ribuan tahun dengan cara mempertahankan kebiasaan tersebut.

Sampai pada akhirnya muncul hari dimana bangsa Draken merasa lelah dengan peran mereka yang hanya sebagai pelayan dari planet tersebut. Sebagai mahluk yang lebih superior dibandingkan manusia, para Draken kemudian menguji kesabaran seluruh mahluk Atria dengan perilaku mereka yang tiba-tiba menjadi liar dan dominan.

Kemudian para draken bersatu dan melakukan kampanye pemberontakan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaann diri mereka untuk menguasai Atreia. Para Drakenpun kemudian mengkhianati kreator mereka dan kemudian membentuk ras yang lebih otonom, yang dipimpin “five balaur lords”. Kemudian pada drakenpun meninggalkan nama lama mereka yang diberikan Aion dan menggunakan nama baru yaitu “balaur”.
Kemudian para manusiapun bersatu menentang pemberontakan balaur yang mencoba menguasai Atreia dan menghancurkan “the tower of Eternity” . namun manusia tidak mampu memberikan perlawanan yang kuat kepada para balaur, yang pada akhirnya menimbulkan pembantaian manusia yang menewaskan ribuan nyawa. Karena putus asa, aionpun kemudian menciptakan “ twelve Elite Guardian” untuk membantu manusia mempertahankan “Tower Of Eternity” , para guardian itu dikenal sebagai “The Empyrean Lords”. Aionpun menciptakan “Aether” yang dapat memberikan kekuatan kepada siapapun yang bisa memanipulasinya.

Millennium war
Ke 12 “empyrean lords”, yang ditunjuk aion untuk melindungi seisi Atreia, bertarung dengan gagah berani melawan Balaurselama bertahun-tahun. Berwujudkan sebagai mahluk bersayap yang suci, semua “Empyrean Lords” dikagumi dan dipuji oleh manusia karena keberanian dan kesetiaan mereka kepada Aion. Kedua pimpinan “Empyrean Lords” -Siel dan Israphel- bersumpah melindungi “Tower Of Eternity”, meskipun mereka berbeda baik dari segi pemikiran maupun sifat, Siel dan Israphel bersatu untuk melindungi menara tersebut.

Untuk membantu melawan Balaur, Aion memberikan kekuatan bernama “Aether” kepada para Empyrean Lords. Sebuah sumber energi dengan potensi tak terbatas, pemeberian Aether hanya terbatas bagi mereka yang loyal dan juga jujur. Manusiapun kemudian diberikan kesempatan untuk mempelajari cara mempergunakan Aether tersebut. Para Empyrean Lordspun kemudian akan mencari lalu memilih manusia-manusia yang dianggap layak untuk melalui sebuah ritual evolusi yang disebut sebagai “Ascension”, kemudian setiap manusia yang melalui ritual tersebut akan diberikan kekuatan Aether. Sebagai bagian dari proses “ascension”, sebuah sayap besar akan muncul dari punggung setiap kandidat tersebut.

Kemudian lebih banyak lagi manusia yang mengalami Ascension dan mendapatkan berkah untuk terbang. Para manusia terpilih tersebut kemudian disebut sebagai “Daevas”, yang kemudian dikagumi oleh semua pengikut Aion. Manusia yang tidak mengalami “Ascension” percaya bahwa para daevas dikirim oleh Aion untuk membinasakan Balaur dan melindungi dunia. Jumlah daevapun semakin meningkat dibawah pengawasan “Empyrean Lords”, yang memimpin para Daeva melawan pasukan Balaur siang dan malam.

Tetapi para Balaur menunjukan perlawanan yang kuat, di organisir dan dipimpin oleh “Five Balaur Lords” – Fregion sebagai pimpinan mereka, yang diikuti oleh Meslamtaeda, Ereshkigal, Vritra, dan Tiamat – Balaur berhasil memukul mundur manusia dan Daeva, konflik yang terjadi antara Balaur dan Daeva meningkat dari pertempuran kecil sampai menjadi perang besar-besaran. Pembantaian yang tak terbayangkan menghantui Atreia yang sebelumnya damai selama beberapa dekade. Dengan maksud melindungi dirinya sendiri dari Balaur yang semakin mengganas, Aionpun kemudian melepaskan “Aetheric Field” disekitar menara dan area sekitarnya.

Aetheric Field tersebut kemudian berhasil menahan serangan balaur yang terkuat, sekeras apapun Balaur berusaha memecah perisai tersebut, mereka tidak berhasil. Tetapi perisai ini memiliki kelemahan, yang dimana kelemahan tersebut akan dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh musuh aion. Perisai ini pada dasarnya dapat melindungi segala macam hal yang berada didalamnya, tetapi tidak untuk yang berada diluarnya, hal ini disadari oleh Balaur, dan Balaur tidak akan menunjukan pengampunan kepada siapapun yang berada diluar perisai tersebut. Kemudian Segala hal yang berada diluar perisai itu kemudian dihancurkan dibawah kekejaman dan kebencian para Balaur. Sungai-sungaipun kemudian berubah merah oleh darah dan gunung-gunungpun menyala-nyala oleh api.

Peperanganpun kemudian pecah diluar perisai dimana para Daeva dan Empyrean Lords bertempur gagah berani melawan musuh mereka. Disamping keberanian dan keganasan dari masing-masing pihak, masing-masing pihak tersebut mulai sadar betapa sia-sianya perang tersebut. Balaur tidak dapat memasuki “aetheric Filed” untuk menghancurkan menara tersebut, lalu daeva dan Empyrean Lords tidak dapat cukup lama keluar dari Aetheric Field untuk mencapai kemenangan mereka.

The Epic Cataclysm

Millennium war berlangsung terus dan menimbulkan korban yang tidak sedikit dari kedua pihak. Untuk mengorganisir daeva-daeva tersebut agar dapat bertarung melawan Balaur dengan lebih baik, Empyrean Lords mensucikan sebuah tubuh baru yang bernama Nobelium. Nobelium tersebut kemudian bergerak menuju para daeva dan mengorganisir mereka menjadi kelompok petarung yang lebih baik, yang dikenal sebagai Legions. Kelompok petarung tersebut kemudian berhasil menyudutkan Balaur dan membantu membangun tahun-tahun kedamaian didalam Aetheric Field, yang dibangun untuk melindungi Tower of Eternity.

Dan selama beberapa lama, kehidupan manusiapun berjalan dengan baik di Atreia. Dilindungi oleh Aetheric Field dan Legion Daeva, manusiapun melanjutkan kehidupan mereka dan mencoba untuk melupakan kawanan Balaur yang pernah menjajah daerah mereka. Setalah bertahun-tahun kekejaman dan pertumpahan darah, kedamaian seperti ini merupakan tanda meningkatnya kesejahteraan di Atreia. Tetapi kedamaian tersebut dibayar dengan bayaran yang sangat mahal yang dibayar oleh para Daeva dan Empyrean Lords. Sementara kehidupan sejahtera didalam Aetheric Field, ribuan Daeva kehilangan nyawa mereka dalam upaya mempertahankan Aetheric Field tersebut, sementara peperangan berlanjut tanpa tanda akan berakhir. Harga yang harus dibayar atas peperangan tersebut mulai menghantui para Balaur, selama “Five Dragon Lords” terus melakukan penyerangan kepada para Daeva.

Kedua pihak menyadari bahwa perang tidak akan berakhir apabila seperti ini terus dibiarkan tak berubah. Kemudian, ide “pedamaian” mulai muncul dipikiran para Empyrean Lords. Diawali oleh Israphel, salah satu dari Lords yang berpengaruh, gagasan perdamaian kemudian meningkat menjadi usulan penuh yag ditawarkan kepada para Lords lainnya. Meskipun bijaksana, usulan tersebut kemudian memecah pengikut Aion untuk pertama kalinya. Salah satu pihak menginginkan perdamaian, pihak lainnya menginginkan agar Balaur dan Five balaur lords sebaiknya disingkirkan dari Atreia karena mereka hanya merupakan penyakit bagi Atreia. Israphelpun percaya bahwa perdamaian merupakan satu-satunya cara untuk mengakhiri peperangan, melihat tidak ada alternatif lainnya, Israphel mencoba membujuk Empyrean Lords lainnya agar mau ikut dengan usulan perdamaiannya.

Debat dan perselisihan mulai mewarnai pembicaraan tersebut, ada yang setuju, ada pula yang tidak. Salah satu dari mereka, yaitu Asphel, adalah yang paling tidak setuju diantara yang lainnya, dia lebih memilih terus berperang sampai ada salah satu yang memenangkan peperangan tersebut. Menyadari betul bahwa sementara mereka berdebat, daeva dan Balaur sedang sekarat diluar sana, Israphel dan Siel mencoba mengajukan usulan damai kepada Balaur tanpa persetujuan Empyrean Lords lainnya.

Tak lama kemudian, para Dragon Lords dan pengikutnya berdiri didepan Aetheric Field, menyatakan menyetujui usulan damai tersebut. Mereka hanya berdiri dan menunggu, perasaan khawatir masih menghantui para Empyrean Lords, meskipun para Balaur masih menunjukan niat baik mereka dengan cara hanya muncul dengan jumlah tentara elite yang sedikit. Para Empyrean Lords kemudian menurunkan Aetheric Filed dan membiarkan Balaur masuk. Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, “Tower of Eternity” berpotensi terhadap serangan, sebagai ujian berikutnya mengenai niat baik mereka, Dragon Lords diminta masuk sendirian.

Mereka setuju dan kemudian masuk, diskusi berlangsung dengan damai. Dragon Lord Fregion dan lady Siel memulai membicarakan mengenai cara memulihkan Atreia setelah berabad-abad peperangan melalui diplomasi. Masing-masing pihak mengajukan persyaratan mereka selama diskusi berlangsung. Dan untuk beberapa saat, Atreia merasakan kedamian untuk pertama kalinya sejak terakhir kali senua orang dapat mengingatnya. Apa yang selanjutnya terjadi masih merupakan misteri, sementara masing-masing pihak masih penuh dengan kecurigaan antara satu sama lain. Satu-satunya hal yang diketahui adalah bahwa kekerasan muncul ditengah prosesi perdamaian tersebut, dimulai dari pecobaan pembunuhan terhadap salah satu Balaur Lord. Dalam sekejap pertarunganpun pecah ditengah-tengah menara tersebut. lebih buruknya lagi adalah bahwa Siel dan Asphel telah gagal mengaktifkan Aetheric Field tersebut.

“tower of Eternity” yang m,erupakan jantung dari Atreia, mulai retak dan runtuh sementara Dragon Lords dan Empyrean Lords bertarung mempertahankan hidupnya. Lord Asphel pergi ke ujung utara menara sementara lawannya, Lady Ariel, berlari ke selatan, masing-masing mencoba ambil bagian dalam menyelamatkan dunia. Disamping keberanian mereka, dunia akan hancur terkecuali apabila Tower tersebut selamat. Kedua pelaku utama usulan perdamaian, Ispraphel dan Siel, menanggung senidiri beban untuk menyelamatkan Tower tersebut. Sebagai tindakan dari penyesalan dan keputus asaan mereka, mencoba menyelamatkan apapun yang tersisa, dan menghabiskan energi Aether mereka dalam prosesnya. Tindakan mereka, meskipun mengorbankan nyawa mereka, berhasil mempertahankan Aetheric Field. Kedua Empyrean Lord tersebut berhasil menyelamatkan planet tersebut.

yo dah di tunggu secepat nya...
:llaugh:
keren neh kek na... semoga sesuai dengan harapan....
:llaugh:

MANTAAAAFFFFFFFFFFFFF........... LANJUTKAN

GueGeh....



Ajib pokok e....

keren coi wkwkwkkw mantab2.. lanjutkan perjuanganmu kk wkkwkw

waaaaa, kentang nih...wkwkwwk
tp gpp kk tetep setia menunggu 2 slotnya terisi :P

Woi maen ke - net!! malah bikin crita mesum lg...wkwk

akhirnya selese neh.... FIUH... dah lama ga maen Aion jadinya baca lore doank di net.. ternyata menarik.. hohohoho..

Quote:

---

Originally Posted by golit

akhirnya selese neh.... FIUH... dah lama ga maen Aion jadinya baca lore doank di net.. ternyata menarik.. hohohoho..

---

setuju kk....ceritanya emang keren...heheheheehe...nice!!

hohoho bukan gua seh yang bikin.... aku cuma selaku penterjemah saja... itu cerita NCsoft yang buat... tapi tengkyu tengkyu..

hehehe...gw dukung deh jd penterjemah...biar bisa baca2in cerita2 seru AION lg...hehehehe

nice story gan :D