Gempa Guncang Segitiga Emas
Saturday, 26 March 2011
Image
http://www.seputar-indonesia.com/edi...10326inter.jpg
Sepanjang jalan di Kota Tachilek di kawasan timur laut Myanmar, kemarin, terlihat retak setelah semalam sebelumnya diguncang gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter. Gempa itu telah menewaskan sedikitnya 75 orang di Myanmar dan Thailand. Korban diperkirakan terus bertambah.
YANGON– Ketika Jepang belum juga pulih dari bencana gempa bumi dan tsunami yang mengguncang mereka pada Jumat (11/3), gempa bumi kembali terjadi. Kali ini di Myanmar. Getaran gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR) yang mengguncang Myanmar pada Kamis (24/3) malam itu juga dirasakan hingga Bangkok,Thailand, yang berjarak sekitar 800 km dari pusat gempa, Hanoi, dan sebagian kawasan China.
Warga di seluruh kawasan itu panik dan melarikan diri dari rumah mereka. Sementara gedung- gedung bergoyang dan rumah sakit serta sekolah dievakuasi. Gempa yang berpusat di 90 km arah utara Chiang Raid dan 235 km arah utara-timur laut Chiang Mai,Thailand,itu telah menyebabkan 74 orang tewas dan 111 lainnya luka-luka di lima kawasan di Myanmar yang dekat dengan episentrum gempa itu. Gempa juga menyebabkan 400 bangunan roboh di empat desa dan kota dekat episentrum. Sementara sembilan kantor pemerintah di Tarlay, Myanmar, hancur dan 14 biara juga rusak. Korban tewas diperkirakan bertambah.
“Kami berusaha mencapai kawasan terpencil,” ujar seorang pejabat Myanmar kepada AFP.“Militer, polisi, dan petugas lokal berusaha mencari orang-orang yang terluka di kawasan paling parah dihantam gempa, tapi jalanan masih ditutup.” Di Thailand,pejabat setempat mengungkapkan, seorang wanita tewas di Distrik Mae Sai setelah sebuah tembok di rumahnya roboh. Hingga kemarin, gempa susulan berkekuatan 5,5 SR mengguncang Thailand dan menyebabkan kepanikan warga.
Namun tidak ada laporan terjadinya kerusakan bangunan meski warga di sekitar episentrum itu disarankan untuk mengungsi. Menurut Reuters, gempa awalnya mengguncang kawasan “Segitiga Emas” di mana Myanmar,Thailand, dan Laos bertemu.Guncangannya terasa keras di ibu kota Thailand dan Myanmar hingga Vietnam di mana orang-orang yang tinggal di gedung tinggi dievakuasi.
Pusat gempa berada di 10 km bawah permukaan tanah, tapi hanya menyebabkan kerusakan ringan di Thailand.Kota Tachilek di Myanmar mengalami kerusakan berat akibat gempa itu. Orang berlarian dari rumah mereka dan jalanan terlihat mengalami keretakan. Palang Merah memaparkan, sebuah rumah sakit di Tachilek rusak dan sukarelawan lokal yang terlatih telah dikerahkan untuk memberikan pertolongan pertama.
DiYangon,Chris Herink,Direktur Yayasan World Vision di Myanmar,memperkirakan tak ada kerusakan infrastruktur besar di kawasan Tachilek dan Kengtung meski gedung-gedung retak dan suplai air di beberapa kawasan terganggu.Dia memaparkan,timnya menemukan bahwa Tarlay dan Mong Lin adalah kawasan yang terparah terkena guncangan gempa. “Kekhawatiran sesungguhnya adalah kawasan perdesaan.
Saya khawatir akan banyak informasi yang tidak menyenangkan datang dari sana,” ujarnya kepada AFP. World Vision membantu merawat sekitar 7.000 anak yang disponsori pendonor asing di kawasan yang dihantam gempa. Menurut Herink,Pemerintah Myanmar tampaknya berusaha memberi informasi kepada warganya mengenai gempa dengan update jumlah korban dan kerusakan. BBC melaporkan, Myanmar dinilai sebagai negara yang tidak siap menghadapi bencana.
Sistem komunikasi dan infrastrukturnya buruk,sementara pemerintahan militer cenderung membatasi aliran informasi. Ben Phillips dari Save the Children di Bangkok menuturkan, organisasinya sedang menyisir kawasan yang terguncang gempa di wilayah Thailand dekat perbatasan dan berusaha menaksir situasi di Myanmar. “Ini lebih sulit karena kawasan yang terguncang gempa itu sangat terpencil.
Keterpencilan itu mungkin membatasi dampak gempa,juga membuat usaha mendapatkan informasi mengenai dampak gempa itu lebih sulit. Mungkin akan memakan waktu beberapa hari,” paparnya kepada AFP. Gempa itu terjadi dua pekan setelah Jepang dihantam gempa berkekuatan 8,9 SR dan tsunami yang menyebabkan sekitar 27.000 orang tewas atau hilang dan memicu krisis di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima. Myanmar dan Jepang terletak di lempeng tektonik berbeda,yang dipisahkan oleh lempeng Eurasia yang luas. susi susanti
