China Persiapkan Pengganti Hu
China Persiapkan Pengganti Hu
BEIJING - Pemimpin Partai Komunis dan pengusaha menggelar pertemuan tertutup, kemarin. Media pun menyoroti dua kandidat pemimpin masa depan China, Li Keqiang dan Xi Jinping.
Kongres itu akan memilih kembali Presiden China Hu Jintao sebagai pemimpin partai bersama sejumlah pemimpin lain dalam struktur partai yang baru. Perubahan komposisi tersebut untuk menggantikan sejumlah pemimpin senior dengan pemimpin-pemimpin muda untuk lima tahun ke depan.
Karena Kongres berlangsung tertutup, sejumlah wartawan masuk ke ruang pertemuan di Balai Agung Rakyat di mana pemimpin partai komunis Provinsi Liaoning, Li Keqiang, dan pemimpin partai komunis Provinsi Shanghai, Xi Jinping, bertemu delegasi daerah.
Kedua pria tersebut merupakan calon utama yang akan dipromosikan masuk ke Komite Biro Politik (PSC) dan kemungkinan menggantikan Presiden Hu dan Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao setelah merampungkan masa lima tahun sejak sekarang.
Ketika ditanya wartawan tentang apa sumbangsih terbesarnya dalam Pemerintahan China, Li menjawab, "Pencapaian besar di Provinsi Liaoning, saya pikir, terwujud karena kepemimpinan pusat partai dan kerja keras segenap warga provinsi kami." "Kami telah mengambil langkah maju untuk mengeksplorasi dan meluaskan penerapan teori pembangunan sistematis dan membuatnya berhasil secara penuh," ungkap Li.
Pembangunan sistematis merupakan ideologi pembangunan seimbang yang dicetuskan Presiden Hu dan bertujuan meningkatkan pembelanjaan negara untuk kesejahteraan sosial. Sementara Xi, yang pendahulunya dijatuhkan karena skandal korupsi, lebih berhati-hati dalam menjawab pertanyaan tersebut.
Mendiskusikan promosi kekuasaan atau masalah seorang pejabat sangat berbahaya di China yang memiliki sistem otoriterisme. Semua pembicaraan tentang masalah tersebut selalu dilakukan demi menghindari kesalahan dan kritik terhadap pemimpin senior. Mereka sangat berhati-hati karena sejumlah pemimpin China harus turun jabatan setelah melakukan reformasi yang terlalu keras dan tegas.
Wajar jika pada Senin (15/10), sejumlah pemimpin partai komunis provinsi yang dicalonkan menduduki posisi di PSC mencoba menghindari membuat pernyataan apapun. "Itu tidak berdasar. Seperti teman-teman bilang, itu rumor dan jika itu rumor, saya tidak ingin meresponsnya," ungkap pemimpin partai Provinsi Jiangsu Li Yuanchao.
Sementara Li Keqiang atau Xi Jinping dipastikan mendapatkan kursi di PSC yang berjumlah 9 kursi, sejumlah kandidat lain belum diketahui hingga hari terakhir Kongres nanti. Ini menunjukkan bahwa Kongres sangat berhati-hati dan merahasiakan para kandidat PSC dan jajaran pemimpin baru dalam partai komunis.
Transisi kepemimpinan di China merupakan masalah sensitif di tengah meningkatnya kemarahan publik atas merebaknya korupsi, polusi, dan kesenjangan antara rakyat miskin dan kaya. Kongres akan berakhir pada Minggu (21/10) dan kesuksesan acara ini merupakan ujian bagi kemampuan politik Presiden Hu. Dia dipastikan terpilih untuk kedua kali dan akan mengakhiri masa jabatannya untuk lima tahun ke depan.
Namun, Presiden Hu diuji atas kemampuannya memberikan pengaruh dalam memasukkan para pendukungnya ke posisi kunci. Sementara Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi mendorong kelanjutan situasi tenang di Myanmar. Menlu Yang menegaskan, China ingin memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis di negara yang juga disebut Burma tersebut. (sindo)