Cerita Baru (Lom ada judul)
Yah, sejujurnya sih idea ini muncul gara2 nonton anime 'Angel Beats'. Sy jd kepikiran ttg hidup dari org2 yg dianggap 'Tidak Bahagia'. Apakah kebahagiaan itu ? Apakah yg disebut 'tidak bahagia' ? Dan mengapakah banyak org yg mencari kebahagiaan, tapi malah menemukan ketidakbahagiaan ? Yah, pertanyaan2 seperti itulah yg membuat sy menulis cerita ini... selamat menikmati ^^
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. An Accident
Pagi itu langit sedikit mendung. Pada sebuah rumah yang cukup besar, tampak beberapa anggota keluarga sedang bersiap-siap untuk sarapan pagi. Dan seorang pemuda menuruni tangga dengan agak terburu-buru.
“Aduduh... !”, pemuda itu berpegangan pada ujung tangga, agar tidak terjatuh.
Seorang wanita setengah baya yang sedang menyiapkan makanan, menggelengkan kepalanya.
“Dasar kamu tuh, Felix ! Padahal mama udah ngebangunin kamu dari tadi, tapi kamu selalu bilang sebentar lagi deh !”
Pemuda bernama Felix itu hanya nyengir saja.
“Abis, cuacanya enak untuk tidur sih.”
Lalu ia duduk di sebuah bangku kosong, di sebelah seorang gadis belia. Gadis itu melirik sekilas ke arah Felix, lalu menghela nafas.
“Kalau kakak begini terus, nanti diputusin sama Cc Miki baru tau rasa lho !”
Felix langsung menatap tajam ke arah gadis tersebut.
“Hey Fiona, jangan sembarangan ngomong ya ! Miki nggak bakalan mutusin aku cuma gara-gara aku telat bangun !”
Fiona tak mau kalah, “Tapi, kalau misalnya kakak telat bangun pas ada janji dengan Cc Miki, pasti...”
Felix-pun segera memotongnya, “Nggak, aku nggak bakalan telat bangun kalau ada janji !”
Dan Sang ibu-pun menengahi keduanya.
“Sudah, sudah ! Kalau kalian terus bertengkar, nanti bisa terlambat ke sekolah.”
Keduanya-pun diam, sibuk dengan sarapan masing-masing. Setelah selesai, keduanya segera bangkit dan berangkat ke sekolah.
“Selamat pagi, Felix !”
Mendengar suara ceria itu dari belakangnya, Felix-pun tersenyum. Sambil berbalik, ia-pun membalas sapaan tersebut.
“Selamat pagi juga, Miki. Kamu tetap semangat seperti biasa.”
Senyum Miki, pacar Felix itu, semakin lebar.
“Iya dong. Kalau dari pagi kita udah nggak semangat, gimana bisa ngadepin tes nanti ?”
Mendengar kata-kata Miki, wajah Felix langsung berubah pucat.
“Eh ? Memang hari ini ada tes ?”
Miki-pun tertegun, lalu menatap Felix dalam-dalam.
“Felix, jangan bilang loe lupa, nanti ada tes matematika...”
Ketika melihat keterkejutan di wajah Felix, Miki-pun menghela nafas.
“Ya ampun, loe bener-bener lupa ya ?”, lalu Miki tersenyum manis, “Untung loe punya pacar yang manis, baik hati dan rajin kayak gue. Nanti di kelas, kita belajar sama-sama ya ?”
Sambil memegang tangan Miki, Felix-pun berkata, “Kamu memang pacarku yang terbaik.”
Miki, yang sudah berjalan mendahului Felix, melirik tajam ke Felix.
“ ‘Pacarmu yang terbaik’ ? Felix, apa maksud loe, loe.. punya cewek lain selaen gue ?!”
“Eh ? Ah, bu.. bukan... maksudku...”
Melihat Felix yang kebingungan, Miki-pun tertawa.
“Iya, iya, gue cuma becanda kok. Yuk cepetan, nanti nggak sempet belajar lagi.”
Siang itu, ketika bel tanda pelajaran berakhir berdering, semua murid segera keluar. Demikian pula dengan Felix dan Miki. Akan tetapi, ketika melewati gerbang, tiba-tiba Miki berhenti.
“Ada apa, Miki ?”
Sambil menunjuk ke arah seberang jalan, Miki-pun bertanya, “Felix, cewek itu.. kayaknya lagi ngeliatin eloe deh. Apa loe kenal ?”
Felix menengok ke arah yang ditunjuk Miki. Di seberang jalan, tepatnya di balik sebuah pohon, tampak seorang gadis dengan rambut hitam panjang, sedang melihat ke arah Felix. Melihat wajah tanpa ekspresi dari gadis tersebut, Felix-pun merasa bingung.
“Nggak, aku nggak kenal gadis itu kok. Tapi kayaknya dia memang melihat ke arahku ya ?”
Tepat pada saat itu, sebuah mobil van lewat dan menutupi arah pandang mereka. Dan setelah van itu lewat, gadis misterius itu sudah menghilang dari tempatnya berada.
“Eh Fel, jangan-jangan cewek tadi.. penguntit ? Kan loe lumayan terkenal di sekolah.”
Awalnya Felix terkejut, tapi kemudian ia tertawa terbahak-bahak.
“Ya ampun Miki, kamu terlalu banyak baca komik tuh ! Aku nggak se-terkenal itu kok, mana mungkin sampai ada yang menguntit-ku segala sih. Lagian, baju yang dikenakan bukan seragam sekolah kita kan ?”
Bola mata Miki terbelalak.
“Kalo gitu, lebih gawat lagi ! Gadis tadi penguntit dari sekolah laen !”
Felix hanya menggelengkan kepala dan mengelus rambut Miki.
“Kamu terlalu mengkhayal. Lagipula gadis tadi sudah menghilang. Yuk pulang.”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau mau jujur, sy jg msh bingung dgn judulnya... kira2 apa ya cocoknya ? Tp karena msh di awal, jd tanyanya nanti aja deh, fufufu...