oleh Shin~ pada 23 Februari pukul 17.30
sore hari ini di ruangan kerja saya tinggal beberapa orang staf dan atasan., dari pada bengong nunggu atasan pulang saya bukan forum.indogamers.com lalu :
curhatan saya dengan hari ini mungkin sedikit tidak jelas
saya cuma sekedar memuaskan batin dan hati saya dengan corat coret di lembaran new thread forum curhat...
..hanya keledai dungu yang akan terperosok dua kali ke dalam lubang yang sama..
Karena saya adalah manusia yang dikaruniai oleh akal dan nurani yang sehat, maka saya tidak akan mau terperosok dalam kesalahan yang sama yang pernah saya buat sebelumnya.
Cukup satu orang saja yang harus bertingkah kemanja-manjaan.
Cukup satu orang saja yang berpikir bahwa ia adalah manusia yang paling benar di dunia ini.
Cukup satu orang saja yang hidupnya dipenuhi dengan keluhan-keluhan tanpa batas.
Cukup satu orang saja yang sebenarnya sudah dewasa dan mampu berpikir atau merasa tapi memilih untuk bertingkah layaknya anak-anak.
Dan cukup satu orang saja yang harus membuat saya menyesal karena terlambat untuk bertindak.
Dalam kasus ini, saya menemukan satu kesimpulan: kenyamanan yang diperoleh seseorang dari suatu hal berkorelasi positif dengan sifat manja (atau kurang ajar mungkin sebutan yang lebih tepat), dengan tambahan konsep 'miskin inisiatif' sebagai variabel intervening. Saya tidak perlu menyebarkan instrumen berupa kuesioner, kemudian mengolah data yang ada dengan analisis statistik super canggih seperti SPSS untuk mendapatkan kesimpulan seperti itu. Satu-satunya hal yang perlu saya lakukan cuma menjadi pengamat dari sebuah fenomena yang ada. Mungkin lebih tepat kalau saya bilang kesimpulan ini saya dapat dengan menggunakan metode penelitian post-positivis.
Jika mau berpikir ala filsuf, mungkin sekarang ini manusia memang harus banyak-banyak merenungkan apa yang sudah didapatnya dari Tuhan. Tak usah langsung memikirkan hal-hal yang sifatnya tidak terlihat, cukup dari hal-hal kecil yang selalu bisa kita lihat setiap hari kala kita bercermin. Contohnya, alat indera kita.
Buat apa Tuhan memberikan mata kepada kita..?? Tentunya untuk melihat. Untuk melihat banyak hal, termasuk diantaranya melihat perbuatan baik orang lain. Tapi itupun tak bisa lantas berhenti sampai di situ. Tak akan ada gunanya kalau kita tidak menggunakan otak atau hati untuk berpikir dan merasa. Tak bisa cuma melihat tanpa ada sedikitpun keinginan untuk mencontoh perbuatan baik itu. Atau sebagai contoh lain, buat apa Tuhan memberikan telinga pada kita..?? Tentunya untuk mendengar. Untuk mendengar banyak hal, termasuk diantaranya mendengarkan kalimat-kalimat baik yang diungkapkan oleh orang lain. Tapi lagi-lagi, semuanya tidak bisa hanya berhenti sampai di situ. Otak dan hati harus terus-menerus didayagunakan. Tak ada manfaatnya kalimat-kalimat baik itu hanya didengarkan, tapi harus pula diimplementasikan dalam perbuatan kita. Jika hal-hal positif yang kita lihat atau yang kita dengar ternyata tidak berhasil menjadikan kita sebagai individu yang lebih baik, mungkin sudah saatnya kita mempertanyakan (atau meragukan lebih tepatnya) kemampuan otak kita untuk berpikir dan kemampuan hati kita untuk merasa.
jika otak dan hati Anda sudah tumpul, maka Anda harus benar-benar mengasihani diri Anda sendiri. Mengapa..?? Karena sudah pasti Anda tidak disukai oleh lingkungan Anda . Lingkungan Anda akan serta-merta menganggap Anda sebagai benalu semata, yang hanya bisa merepotkan dan menjadi beban, tanpa sedikit pun memberikan kontribusi aktif dalam lingkungan pergaulan Anda .
INGAT: ANDA SEHARUSNYA MALU JIKA TANGGUNG JAWAB YANG SEHARUSNYA ANDA EMBAN JUSTRU DILAKSANAKAN OLEH ORANG LAIN.
*kecuali jika Anda ingin semakin mempertegas kedudukan diri Anda sebagai parasit bagi orang lain*
ini kisah ku hari ini di ruangan kerja ku tercinta...
apa cerita mu hari ini kawan" IDgs Mania .???
semoga tidak salah tempat ...
untuk momod mohon ijin kali ini saya harus coret coret lagi di sini ..
semoga bahagia selalu kita semua...
