kumpulan crita surfing on d net
Beberapa Hari yang lalu suamiku berjanji mengantarku ke arisan, tapi dia pulang kerumah setelah aku menunggu tiga jam, make up Ku sudah cemot sana-cemot sini, dia minta maaf karena mengantar salah seorang anak buahnya kerumah sakit karena tiba-tiba pingsan dikantor. Dan Hari ini kejadian itu terulang lagi, padahal tadi pagi sebelum dia berangkat kerja, aku sudah mengingatkan bahwa nanti sore aku mau ke tempat Mama Dan dia menyanggupi Dan berjanji akan pulang lebih awal.
Aku sama sekali tidak menyangka, kalo sore ini dia kembali membatalkan janji mengantarku ke rumah Mama!! Karena pikirku, dia begitu menyayangi Dan menghargai orang tuaku jadi sudah pasti dia akan mengutamakan jadwal kami sore ini tapi ternyata aku salah, dia lebih memilih mengantar anak buahnya kerumah sakit.
Sambil menangis, aku menelpon mama dan minta maaf tidak bisa datang, karena Mas Beno baru pulang jam 8 malam. Aku sedikit lega karena nada suara mama tidak menunjukkan rasa kekecewaan tapi dia justru memuji Mas Beno yang begitu baik memperhatikan dan menolong anak buahnya. [sebel ngak sih .. . ..]
Aku berharap Mas Beno merayuku atau setidaknya menenangkanku dan meminta maaf kalau dia ingkar janji, tapi kupikir sia-sia aku berharap dia merayuku dan yang dia lakukan hanya diam, tapi sebelum saat teduh dia memegang tanganku dan minta maaf karena sudah mengecewakanku. [suamiku, selalu punya waktu untuk komunikasi dengan Tuhan, di awal pernikahan sesekali aku ikut itupun kalau aku lagi mood, dan kenyataannya aku lebih sering tidak mood. Tak pernah sekalipun aku mendengar dia mengomel dengan kemalasanku ini, dia paling hanya berkata padaku sambil tersenyum,"papa sabar menanti Tuhan mengetuk pintu hati mama", dan aku pura-pura tidak dengar apa yang dia katakan].
Benar apa kata mama, Seharusnya aku bangga memiliki suami yang baik dan perhatian seperti Mas Beno tapi sering kali aku jengkel karena dia tega mengorbankan rencanaku untuk membantu orang lain.
Rumah yang kami miliki cukup besar, dan kami punya kamar khusus untuk DOA, Mas Beno menyebutnya Mezbah Doa. Setiap Sabtu pagi, sekitar jam 4:00 subuh Mas Beno masuk ke Mezbah Doa dan baru keluar setelah jam 6:00 pagi, aku bingung selama DUA jam, kira-kira apa saja yang dia doakannya!! Buat aku pribadi, boro-boro dua jam, untuk DOA 10 menit saja aku sudah kehabisan kata-kata untuk berdoa.
Dan setelah DOA, dia selalu mengantarku ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur selama satu minggu, tapi saat waktu sudah menunjukkan pukul 6:30 belum ada tanda-tanda bahwa ritual yang mas Beno lakukan selesai.
Aku belum mampu melupakan kejadian tadi malam, dengan sedikit menahan marah aku mendatanginya di kamar di mana mas Beno berdoa, saat tanganku siap-siap membuka pintu kamar, langkahku tertahan!! Aku mendengar mas Beno MENANGIS!! Sayup-sayup aku mendengar namaku disebut di doanya dan apa yang dia ucapkan dalam doanya membuat kakiku tak mampu menahan tubuhku untuk tetap berdiri aku terduduk lemas, air mataku mengalir dan tak mampu untuk berkata sepatah katapun.
Dalam doanya aku dengar dia berkata :
"Tuhan Yesus, terimakasih sudah mempertemukanku dan mengikatku dalam pernikahan kudus bersama Icha, dia adalah wanita terbaik yang Engkau ijinkan untuk mendampingiku untuk menopangku dalam suka dan duka, seorang wanita yang tidak hanya cantik secara phisik tapi juga memiliki hati yang luar biasa yang begitu mencinku dan mengasihiku" Ajar aku Yesus untuk menjadi suami yang baik bagi dia, bertanggung jawab ! Sesuai dengan janjiku dihadapan jemaat dan khususnya padaMu saat kami diberkati di Rumah Tuhan."
Dan setelah mengucapkan DOA itu, aku dengar dia menangis sepertinya mas Beno tak mampu lagi mengucapkan sepatah katapun juga.
Aku berlari kekamar Dan mengunci diri, oh .. . .Tuhan Yesus, istri macam apa aku ini, selama ini aku terlalu egois dan terlalu banyak menuntut.
Emang benar dia beberapa kali membatalkan janjinya untuk menemaniku arisan, shopping atau kerumah mama dan lebih memilih membantu orang-orang disekitarnya, tapi bukankah dia lebih dulu menelphoneku untuk menyampaikan bahwa dia tidak bisa mengantarku tapi dia akan usahakan untuk menjemputku.
Dan kenapa aku harus egois dengan berharap dia yang selalu memperhatikanku, bukankah aku bisa naik taxi ketempat mama atau ke arisan atau mengendari Mobil sendiri karena aku juga mempunyai Mobil dirumah.
Aku teringat banyak teman-temanku yang punya suami egois lebih memilih menghabiskan waktu di pub atau mancing bersama teman-temannya diakhir minggu dibanding dengan keluarga atau suami yang salah menyalurkan bakat tinjunya sedikit saja Ada kesalahan atau telat melayani suami maka kepalan tinju sudah mendarat di tubuh is istri.
Bukankah aku begitu beruntung mempunyai suami yang luar biasa mengasihi sesama dan punya kecintaan dan kesetiaan yang luar biasa pada Yesus ?.
Aku tidak mau kehilangan BELAHAN JIWA'ku yang telah Tuhan berikan, . . . Dengan langkah mantap aku melangkah ke garasi Mobil, dimana mas Beno sudah siap mengantarku ke pasar.
Setelah aku masuk Mobil sambil menjalan kan Mobil dengan suara lunak Mas Beno berkata, "Maaf 'ma, papa doanya lebih lama dari biasanya .. ".
Sambil tersenyum aku menjawab, "tidak apa-apa sayang kira-kira boleh ngak nanti malam, besok malam .. ..dan besoknya lagi mama ikutan saat teduh dengan papa?"
........................... Citttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt tttttttttttttttttttt
[karena kaget, Mobil di REM dengan mendadak ], Dan aku lihat Ada air Mata menetes dipipi suamiku . . . .tapi aku tau bahwa pagi ini itu bukan air mata duka cita ......tapi SUKA CITA
:sweet:
cara TUHAN menjawab doa kita
Cara Tuhan menjawab doa kita
Ada seorang tentara Amerika yang melayani Tuhan berdiri di pinggir jalan untuk mencari tumpangan ke kota Chicago di Illinois. Sebenarnya perbuatan "hitchhiking" ini melanggar hukum dan sangat berbahaya, tetapi tidak ada alternatif lain bagi tentara ini kecuali melakukan hal itu.
Tiba-tiba sebuah limousine warna hitam menghampiri tentara itu dan memberikan tumpangan.
Tentara dan pemilik limousine tersebut saling berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana, kerja di mana, dsb) dan tiba-tiba Roh Kudus membisikkan dalam hati tentara ini untuk membagikan berita mengenai keselamatan di alam Kristus kepada pemilik limousine ini. Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena pikirnya, masakan saya habis melanggar hukum tiba2 memberitakan Kristus, dan terlebih lagi karena tentara ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan diturunkan di tengah jalan.
Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat sehingga tentara ini tidak tahan lagi dan berkata kepada pemilik limousine ini, "Pak... boleh nggak saya menanyakan masalah pribadi?"
"Oh, boleh saja," jawab Bapak ini, "Pertanyaan apa?" "Kalau misalnya Bapak meninggal dunia besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk surga atau masuk neraka?" "Kamu tahu nggak?" jawab Bapak ini, "Sesaat sebelum saya memberimu tumpangan, saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya pikir kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka." "Bapak mau nggak saya beritahu caranya masuk surga?" tanya tentara ini. "Oh, tentu saja mau," jawab Bapak itu.
Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan mengenai Yesus Kristus dan menantang Bapak ini untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bapak itu bersedia menerima Yesus, dan ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak tentara itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Air mata meleleh di pipi Bapak ini. Ia mengatakan, "kamu tahu nggak? Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa yang kamu sudah lakukan bagi hidup saya Chicago, ketika tentara ini mohon diri (turun dari mobil), Bapak itu memberikan satu kartu nama sambil berkata, "Ketahuilah... hari ini anda sudah melakukan hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan-kapan kalau main ke Chicago hubungilah saya di alamat ini." dan tak lama kemudian mereka berpisah.
Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini kemudian kembali berkunjung ke kota Chicago, dan ia ingat akan kartu nama yang diberikan oleh Bapak pemilik limousine ini kepadanya. Tentara ini ingin tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke alamat yang tertera di kartu nama tersebut, dan ia sampai ke sebuah gedung pencakar langit kantor pusat sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam itu sangat terkejut dan bertanya, "Dari mana kamu dapatkan kartu ini?" Tentara itu menjawab, "Yang empunya kartu itu sendiri yang memberikannya kepada saya." sehingga satpam itu menjawab, "Kamu naik ke lan paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu tanya pada sekretaris yang ada di sana."
Tentara itu naik ke lan paling atas dan memberikan kartu nama itu kepada sekretaris yang ada di sana yang juga sangat terkejut, "Dari mana anda dapatkan kartu ini?"
Jawab tentara itu, "Wah... panjang ceritanya... tapi beliau sendiri yang memberikannya kepada saya." "Bapak ini sekarang tidak ada di sini...apakah anda ingin bertemu dengan istrinya?" "Boleh", jawab tentara itu, dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut. "Dari mana kamu peroleh kartu ini?" tanya ibu (istri) tersebut.
Tentara itu menceriterakan ihwal pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana Bapak itu menerima Yesus sebagai penyelamatnya. Mendengar itu semua meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia menceriterakan bahwa tak lama sesudah menurunkan tentara itu, limousine tersebut memperoleh kecelakaan yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut. Ibu itu mengatakan bahwa bertahun-tahun ia berdoa supaya suaminya diselamatkan, dan ia mengira bahwa suaminya meninggal tanpa diselamatkan, sehingga ia begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja dan pelayanannya.
Apa yang dilakukan oleh tentara itu adalah hal yang paling penting yang pernah terjadi dalam hidup Bapak itu, tetapi hal yang tidak kalah penting lagi ialah CARA Allah mengabulkan doa ibu itu.
Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa2 yang disampaikannya TANPA memberitahu Ibu tersebut bahwa doanya TELAH DIKABULKAN TUHAN.
Dari kisah ini kita bisa belajar:
HARUSKAH Tuhan itu memberitahu kita apabila Ia bekerja dalam rangka mengabulkan doa-doa kita?
TIDAKKAH mata iman kita itu bisa melihat bahwa di balik doa yang SEPERTINYA tidak dikabulkan oleh Tuhan itu TERNYATA Tuhan bekerja untuk mengabulkan doa2 kita?
Sedemikian cepatnyakah kita MENUDUH bahwa Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu berbohong, Tuhan itu tidak menjawab doa-doa kita, dan Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita?
HARUSKAH Allah itu mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI dengan cara yang kita sodorkan kepada Tuhan? Apakah kita sudah sedemikian "dijangkiti" oleh "doa instan" yang "harus dikabulkan hari ini juga","harus dikabulkan tahun ini juga" dan lain sebagainya?
::dance::