CHAPTER 1: Rumah Kosong
“Oi Dan! Buru sini! Liat tuh ada rumah kosong.”
“Iye iye, gini-gini cerewet juga lu Gon.”
Dana dan Agon, dua remaja pria berumur 17 tahun ini menemukan sebuah rumah kosong tidak berpenghuni dan berniat untuk bersembunyi di dalamnya. Mereka sudah masuk daftar ‘Wanted Person’. Tidak ada satupun pikiran dalam benak mereka sebelumnya yang pernah menyangka bisa masuk daftar seperti itu.
Rumah yang akan mereka masuki sangat besar, namun tampak sangat usang. Sepertinya sudah lama ditinggal penghuninya. Terlihat inisial huruf K.P. di pagar rumah yang terbuat dari kayu itu. Dana terlihat enggan untuk memasuki rumah itu. Begitu juga Agon. Namun, mereka tidak punya pilihan lain.
“Yakin lu rumah ini aman?” Tanya Dana
“Gue engga tau di sini aman apa engga. Tapi mau gimana lagi, capek gue kita udah lari-lari terus selama dua hari gini. Istirahat dulu lah mumpung yang ngejer kita daritadi udah engga keliatan.”
“Iya sih bener juga lu. Yaudah deh, mending kita cari apa gitu di sini. Haus banget gue.”
Mereka memasuki rumah tersebut dan bergegas menuju dapur yang terletak tidak jauh dari pintu masuk. Satu demi satu lemari mereka buka, namun tidak ada apa-apa di dalamnya selain sarang laba-laba dan dus-dus makanan kosong.
“Apaan dah ini gue buka lemari satu-satu tetep aja kosong kosong dan kosong.” Agon kesal
Ketika itu juga, Dana mulai membuka lemari terakhir yang belom terbuka. Dan ternyata
“Nah ini dia Gon, gue baru aja nemu Aqua, 2 botol lagi, nih buat lu satu.” Dana melempar satu botol ke Agon
“Alhamdulillah...”
Sayangnya, rasa nikmat beristirahat setelah meneguk sebuah minuman berakhir dengan cepat. Pintu masuk rumah tiba-tiba didobrak keras sekali. Muncullah tiga orang pria berbadan kekar beseragam polisi.
“Ketemu juga kalian! Cepat serahkan diri anda sebelum kami mulai menggunakan kekerasan!” Seru salah satu polisi.
Tanpa babibu lagi, Dana dan Agon langsung lari dari dapur mencoba untuk mencari jalan keluar lain. Mereka berlari melewati area ruang tamu yang cukup luas dan bergegas menuju sebuah pintu. Untungnya, dibalik pintu yang mereka buka adalah sebuah garasi yang didalamnya terdapat sebuah mobil yang tidak terkunci. Mereka langsung memasuki mobil dan dengan cekatan, Agon menyalakan mobil dengan mempertemukan 2 kabel di balik setir. Persis seperti seorang pencuri kendaraan bermotor profesional. Dengan cepat, Agon langsung tancap gas dan tiga polisi yang tadi mengejar mereka tampak kesal karena mobilnya sudah terlihat jauh dari penglihatan mereka.
“Wah gila udah sering nyuri mobil ya lu? Tau-tau udah jauh aja dari tiga *****-bengek barusan.” Ucap Dana yang masih terkaget-kaget.
“Ah enak aja, gue cuma baca di buku aja kok caranya.” Balas Agon dengan tenang.
“Ahhhh SIALAN!! Seandainya gue engga ketemu orang aneh itu dua hari yang lalu, kehidupan gue pasti damai-damai aja engga lari-lari terus kayak gini!” Dana mulai meraih memorinya akan kejadian itu dua hari yang lalu.
Next Chapter : Dua Hari Yang Lalu