Seorang Gamers Bunuh Diri Lantaran Mengira Bisa `Respawn`
"Gamers don't die, They Respawn", mungkin kata-kata meme tersebut sudah pernah kita dengar khususnya bagi anda yang sering melihat fanpage/situs meme. Kata-kata tersebut mungkin masuk akal jika kita berada di dalam game tapi tidak didunia nyata. Tidak ada namanya istilah "respawn" atau hidup kembali didunia nyata. Tapi kata-kata tersebut ternyata menjadi sebuah pemicu dari perlakuan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang gamers yang masih muda.
Karena mengira bahwa dirinya bisa "respawn" atau hidup kembali layaknya didalam game, seorang gamers asal Hongkong yang masih berumur 7 tahun mengakhiri hidupnya. Sungguh tragis!
Menurut informasi dari Game in Asia, Gamers yang masih berumur 7 tahun tersebut merupakan seorang gamers gadis yang begitu terobsesi dengan video game. Dia melihat bahwa setiap karakter yang dia mainkan ketika berulang kali mati bisa hidup kembali dengan cepat.
Awalnya sang gadis cilik ini tidak begitu terobsesi dengan video game, hingga suatu saat dia mendapat tekanan dari orang tuanya karena nilai sekolahnya yang begitu buruk. Menurut keterangan dari media lokal Wen Wei Po, gadis cilik tersebut awalnya ditekan orang tua nya dan disuruh belajar secara keras. Merasa tidak tahan dengan tekanan orang tua, gadis cilik tersebut melampiaskannya kepada video game dan menjadikannya pelarian.
Gadis cilik tersebut terus bermain game tanpa pengawasan orang tuanya. Dia bermain game dengan konten game yang tidak diperbolehkan untuk anak seumurnnya. Tanpa bimbingan orang yang lebih dewasa, seorang anak dapat mengimplementasikan berbagai hal di dalam video game secara salah. Pengetahuan yang mereka miliki umumnya belum sesuai dengan konten video game yang ia mainkan. Merasabegitu terobsesi dengan game akhirnya gadis cilik ini pun mencoba hal yang anak didalam game yaitu ingin membuktikan dirinya bisa "respawn" kembali. Tetapi apa yang didapat kini nyawanya tidak terselamatkan dan tidak bisa hidup kembali selamanya.
Kini gadis cilik tersebut tidak bisa lagi menikmati masa kanak-kanaknya yang begitu indah. Tentunya sebagai orang tua wajib mengawasi dan membatasi apa saja yang dilakukan oleh buah hati. Tidak perlu menekan begitu keras, berilah media pembelajaran yang menyenangkan dan pasti mereka akan belajar dengan senang dan riang hati tanpa ada tekanan.
Source
