Sepenggal cerita atas kehidupan cinta ini
Ugh..
Sudah pagi ternyata, jam berapa ini? APA!!! Kenapa sudah jam 7 saja aku bisa telat untuk hari pertama sekolah hari ini.
Hampir aku lupa, aku belum memperkenalkan diriku. Hi, namaku adalah Jackson orang-orang biasa memanggilku dengan panggilan "Jack" atau "Son". Aku bersekolah di salah satu sekolah internasional yang ada di Jakarta. Sudah lebih dari 3 tahun aku bersekolah disana, aku bersekolah disana sejak aku kelas 1 SMP. Jujur saja aku saat masuk sekolah itu aku tidak dapat berbahasa inggris dengan baik dan benar. Bahasa inggrisku sangat kurang saat itu.
Ahh.. Hari pertamaku saja aku sudah terlambat bagaimana ini? Hari ini adalah hari pertama untuk masa orientasi, bagaimana ini? Bisa habis aku dimarahi oleh senior-seniorku. Dengan cepat aku mandi dan berlari untuk naik angkot menuju sekolahku yang lumayan jauh dari rumah ku. Aku berharap angkot ini tidak ngetem dulu karena aku sudah terlambat. 15 menitlah kira-kira perjalananku dengan menggunakan angkot. Dan akhirnya aku sampai disana. Aku cukup gugup saat itu karena ini adalah sekolah yang baru lingkungan yang baru, sebuah lingkungan yang baru, orang-orang baru yang akan aku temui, guru baru, teman baru, ya semuanya serba baru. Hari itu aku cukup gugup karena aku telah terlambat dan pikiranku sudah cukup campur aduk karena aku takut terkena omelan senior-seniorku. Saat aku masuk kedalam sekolah dengan wajah yang cukup pucat aku di bimbing untuk langsung bergabung dengan yang lain kedalam GYM. Wajah-wajah baru yang ku temui aku hanya bisa menyapanya dengan senyuman karena aku terlalu kaku untuk menyapa. Jujur saja aku lebih suka tersenyum di banding langsung menyapa orang-orang yang baru aku temui walau nantinya mereka akan menjadi teman sekelasku.
Selama setengah semester aku tidak mengerti apa yang diajarkan oleh guruku ini. Mereka semua berbahasa inggris, aku tidak paham apapun juga. Semua yang mereka jelaskan seperti hanya masuk dari kuping sebelah kiri dan keluar dari kuping sebelah kanan. Aku memahami pelajaran-pelajaranku dengan membaca buku cetak yang ku punya, ya semuanya berbahasa inggris dan itu membuatku cukup kesulitan saat itu. Tapi aku tidak menyerah begitu saja aku terus belajara dan belajara sampai akhirnya aku mengerti apa yang mereka ajarkan. Tak terasa sudah satu semester berlalu dan nilaiku tidak bisa di bilang terlalu buruk untuk seorang pemula, bagiku ini sudah cukup bagus karena aku tahu betapa sulitnya beradaptasi dengan bahasa yang kurang aku mengerti. 1 semester telah berlalu dan kami mendapat suatu kabar yang cukup buruk, salah satu guru dari sekolahku masuk rumah sakit dia terkena penyakit stroke. Dari yang ku dengar beliau tiba-tiba saja kaku dan menjadi sulit berbicara dan setelah di cek beliau terkena stroke. Dari awal semester 2 sampai berakhirnya semester itu beliau belum bisa mengajar kami. Beliau adalah salah satu guru yang sangat baik, dia sangat murah senyum menyapa semua guru dan murid yang dia bepapasan dengan dia. Namanya adalah Mr. Carlos. Sir Carlos begitulah kami memanggilnya. Dia mengajar art di sekolah kami, ide-ide dia sangat bagus kreatifitas beliau untuk membuat sesuatu hal yang baru dari barang bekas koran maupun tissue sangatlah kreatif. Kami di ajakarkan membuat sesuatu yang menyerupai patung dengan kumpulan-kumpulan tissue bekas yang nantinya akan di campurkan dengan air dan di keraskan. Kira-kira saat aku mulai beranjak ke kelas 2 SMA beliau sudah mulai bisa mengajar kembali tapi sayang kami tidak dapat pelajaran art lagi. Tapi waktu begitu cepat berlalu dan kenyataan pahit harus kita dengar, tak lama setelah beliau mengajar kira-kira 1 tahun kemudian beliau meniggal. Banyak sekali yang kehilangan beliau tidak hanya para guru tapi juga para murid dari murid TK hingga 3 SMA.
Waktu berjalan begitu cepat dan aku sekarang duduk di kelas 1 SMA. Aku di percayakan untuk mengorinteasi anak-anak baru. Tapi orientasi kami berbeda dari sekolah lain. Kami tidak terlalu mengharuskan anak-anak baru untuk berdandan yang aneh-aneh ataupun membawa sesuatu yang sulit di dapatkan. Kami hanya membagi mereka dalam beberapa kelompok dan menyuruh mereka memakai baju kaos berkerah yang berwarna pelangi mulai dari merah hijau biru ungu pink. Sesuai dengan kelompok-kelompok mereka. Saat itu aku melihat seseorang yang mengalihkan pandangan ku. Dari kejauhan aku hanya memandangi dia berharap bisa tahu namanya dan berkenalan. Dengan penuh perjuangan aku menggali informasi sampai ku tahu dia biasa di panggil ibii dia anak baru kelas 1 SMA. Dia bertubuh yang cukup ideal tidak gemuk dan tidak kurus, bagiku cukup tinggi untuk seorang perempuan. Apakah mungkin aku jatuh cinta kepadanya? karena sangat sulit bagiku untuk mengucapkan "hi" di saat kami berbapapasan. Dia adalah anak yang cukup pendiam dan biasa mengobrol dengan teman sekelasnya. Kemana-mana selalu ber 2 atau ber 3 dengan sahabatnya. Setelah ku cari tahu sahabatnya adalah temannya dari sejak dia kelas 3sd. Awalnya aku kira dia adalah anak pindahan dari sekolah lain tapi ternyata dulunya dia juga satu sekolah bersamaku. Kenapa aku tidak menyadarinya? Betapa bodohnya diriku ini. Dia sangat manis dan suaranya sangat halus dan pelan. Ya, sepertinya aku jatuh hati kepada dirinya. Butuh waktu yang cukup lama bagiku untuk bisa menyapanya mengobrol sedikit, lama kelamaan aku mendapatkan nomor hpnya awalnya aku sangat jarang mengsms dia tapi lama kelamaan karna semakin dekat hampir tiap hari aku mengsmsnya. Semua berjalan dengan lancar sampai ada suatu saat sebuah penyesalan yang terjadi dalam hidupku. Karna suatu masalah dan ada orang yang menjadi kompor aku layaknya api yang hampir redup tapi tiba-tiba dilemparkan sebuah tabung gas jadi emosiku tak terkendali. Secara tidak sadar aku memarahinya memaki-makinya di twitter aku tak tahu kenapa aku tega dan bisa melakukan hal seperti itu karna jujur saja aku jatuh cinta kepadanya sudah cukup lama dan aku hanya bisa memendam perasaan ku untuk waktu yang cukup lama. Setelah kejadian itu dia mulai menjauh, mungkin dia mulai membenciku setiap kali aku mengsmsnya meminta maaf kepadanya dia tak kunjung membalas sms ku itu. Mungkin saja dia membenciku. Penyesalan itu tidak hanya itu, aku cukup dikenal dengan orang yang keras kepala aku adalah seorang perokok aktif dan seharinya aku mengerokok cukup banyak 2-3 bungkus sehari terkadang bisa 6. Setelah kejadian itu dia mulai mengsmsku karena dia tahu kalau aku mempunyai penyakit paru-paru dan dia juga tahu aku adalah seorang perokok. Dia memintaku untuk menelponnya dia bilang "tolong telepon aku sekarang ada hal penting yang mau aku bicarakan". Setelah membaca sms itu aku langsung menelponnya dan suara halus dan lembut yang biasa ku dengar tiba-tiba berubah menjadi suara yang penuh dengan amarah. Dia memarahiku karena aku merokok padahal aku sudah punya penyakit paru-paru dan aku masih merokok. Dia memarahiku memakiku sampai air matanya menetes sedikit demi sedikit. Terdengar dari suaranya yang mulai serak dan ter isak-isak. Saat itu aku sangat merasa bersalah kepadanya dan aku membuat janji kepadanya bahwa aku akan berhenti merokok. Kira-kira selama setengah tahun aku berhasil tapi lagi-lagi di saat pikiranku sedang kacau seorang yang ku anggap sahabat dia mulai pelan-pelan menusukku dari belakang karena dia juga jatuh cinta kepada ibii dia mulai membuat aku jauh dengan ibii dengan cara memancingku untuk merokok lagi. Karena pikiranku sedang kacau akhirnya aku mulai kembali merokok dan di saat ibii tahu aku dapat melihat kekecewaaan yang tergambarkan dari matanya yang indah itu. Saat itu kata "maaf" sudah tidak berarti apa-apa lagi. Sudah tak ada harganya lagi. Hanya kemarahan kekecewaan dan kesedihan yang tergambarkan dari matanya itu. Dan kami mulai jarang menyapa jarang smsan satu sama lain hingga saat terakhir aku bertemu secara langsung dengannya tiba. Yaitu saat promnite.
Malam itu adalah malam promnite aku menggunakan jas coklat ku beserta dasi coklat dan sepatu fantofel cokelat ya bisa d bilang semua serba coklat. Aku berfikir gaun seperti apa yang akan dia pakai. Acara sudah mau mulai tapi dia tak kunjung datang. Pikiranku mulai kacau aku berfikir bahwa dia tak akan datang. Kira-kira jam 8 malam, dia sampai. Dia turun dari mobil layaknya seorang puteri cantik. Begitu cantik dia malam itu, aku tak percaya apa yang aku lihat. Apakah itu benar dia? Senyumannya yang manis itu menghiasi malam itu. Sampai sebuah penyesalan yang mungkin akan jadi sebuah penyesalan seumur hidupku. Sebuah kesempatan yang ku sia-siakan begitu saja. Saat itu adalah saat dimana para murid berdansa berdua-dua, dan dia ada tepat didepanku. Aku ingin mengajaknya berdansa juga tapi mulutku serasa kaku, aku serasa bisu tak ada 1 pun kata yang dapat keluar dari mulutku. Diiringi lagu "You and Me - Lifehouse" murid-murid dengan santai berdansa. Sudah hampir setengah lagu kami masih saling menatap tanpa kata yang keluar dari mulut kami masing-masing. Saat itu aku tidak tahu mengapa aku begitu tidak berdaya, ketakutan menghantuiku rasa bersalah berada dipundakku. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk pergi dan tidak lama setelah aku pergi ada orang lain yang menemaninya berdansa. Betapa sedih diriku saat itu air mata yang tak dapat ku bendung lagi tiba-tiba saja menetes dari mata ini. Ya kejadian itu tak akan ku lupakan sampai saat ini. Aku masih mengingat dengan jelas penyesalanku itu
Silahkan diberikan komentar tentang tulisan saya yang mungkin masih berantakan ini
