1.
Hamas nggak mau ngakuin syarat" yang diajuin komunitas internasional (UN lho, UN).
2.
Mayoritas isi parelemen Israel itu dari sayap kanan yang nggak setuju eksistensi Palestina, sementara nggak semuanya bersikap kyk gitu (kalo sayap kiri setuju sama batas tahun 1967, alias batas yg mengecualikan West Bank sama Gaza Strip, tinggal diskusi)
Sementara Israel itu sistem pemerintahannya parlementer... alias parlemen punya influence besar buat segala kebijakan.
Kalo mayoritas isi parlemennya demikian, masih susah sepertinya.
Padahal IMO, two state solution dengan 1967 border udah paling cocok.
Sama" dapet wilayah, tinggal sepakat jgn saling ganggu gugat. (cuma problem Yerusalem yang gw masih nggak ngerti gimana pasnya)
Dan selama USA masih bisa veto macem" (sekutu deket Israel, kita dah sama" tahu), UN juga nggak bisa banyak bertindak