aduh kasian :(
Printable View
aduh kasian :(
Ketika Menkes Bertemu dengan Manusia ”Akar Pohon”
Dede, warga Cililin, Bandung, yang kaki dan tangannya tumbuh bak akar pohon karena kutil ganas, dapat jaminan pengobatan gratis dari pemerintah. Untuk menyembuhkan penyakit sangat langka itu, tim RS Hasan Sadikin Bandung berjanji akan all-out.
KUTIL karena human papiloma virus (HPV) itu telah memenuhi sebagian wajah Dede. Namun, kaki dan tangan yang digerogoti kutil itu paling parah. Tumor tersebut tumbuh sedemikian ganas sehingga kaki dan tangan bapak dua anak itu menjadi mirip akar pohon.
Saat dikunjungi Menkes Siti Fadilah Supari di ranjang RS Hasan Sadikin (RSHS) kemarin sore (25/11), Dede memakai seragam pasien warna biru yang masih baru. Wajah, tangan, dan kakinya yang dipenuhi kutil diperhatikan dengan seksama oleh menteri.
"Bagaimana kabarnya?" sapa Menkes kepada laki-laki berusia 35 tahun itu. Dede yang terlihat malu-malu itu pun hanya menjawab lirih, "Saya baik-baik saja, Bu."
Kunjungan menteri yang juga dokter spesialis jantung itu membawa pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Fadilah, presiden menelepon ketika dirinya masih mengikuti pertemuan tingkat pemerintah di WHO, Jenewa, Kamis (22/11).
"Bapak mengirimkan salam untuk kamu. Beliau bilang tidak usah khawatir, pemerintah akan membantu kamu sampai sembuh," kata menteri. Mendengar ucapan itu, Dede yang kerap dijuluki "manusia pohon" itu lantas tersenyum dan mengangguk-angguk.
Ketika ditanya apa keluhannya, Dede spontan menjawab, "Tidak boleh merokok, Bu." Mendapat jawaban itu, Menkes pun menampakkan wajah serius. "Ya jelas. Kalau kamu terus merokok, nanti daya tahan tubuh kamu merosot," tegas Fadilah.
Kendati menegur dengan tegas seperti umumnya dokter kepada pasien, tak urung Fadilah pun penasaran ingin tahu bagaimana cara pria itu tetap bisa merokok. Sebab, kutil-kutil yang tumbuh liar mengakibatkan jari tangan dan kukunya menjadi panjang tidak beraturan. Warnanya pun cokelat kehitaman, mirip akar pohon. Dengan kondisi itu, Dede mestinya tidak bisa memegang apa pun tanpa bantuan orang lain.
Menjawab rasa penasaran Menkes, Dede mengakui dia merokok dengan menggunakan sebuah pipa panjang yang ujungnya dijepit dengan jempol dan jari telunjuk.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 10 menit itu, Fadilah menyerahkan amplop putih. Tanpa menyebut jumlah isinya, menteri kelahiran Solo itu meminta Dede menggunakan uang itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setelah membesuk Dede, Fadilah menuju ke ruang rapat RSHS di lantai empat untuk memberikan penjelasan.
"Saya sudah melihat kondisinya dan memerintah semua dokter di sini untuk melakukan pemeriksaan lengkap kepada Dede," kata Fadilah didampingi Kepala Dinas Kesehatan Jabar dr Hanny Rono.
Dede sebenarnya sekitar sepuluh tahun silam juga dirawat di rumah sakit tersebut. Lamanya 460 hari. Karena sulit disembuhkan, Dede lalu memutuskan untuk pulang dari rumah sakit. "Lengan bagian atas kanan dan kiri sudah dua kali dioperasi. Jaringan kulit luarnya dibakar untuk menghilangkan kutil, tapi seminggu kemudian tumbuh lagi," tutur fadilah sambil membaca laporan diagnosis Dede.
Dokter-dokter spesialis di RSHS sedang mencari cara penyembuhan penyakit Dede yang didiagnosis mengalami kelainan kulit epidermolysis verruciformis dan giant cutaneous horn (kulit berbentuk keras seperti tanduk) karena human papiloma virus itu. "Di dalam literatur mana pun belum diketahui cara penyembuhan penyakit langka ini," tambahnya.
Langkah terakhir yang mungkin dilakukan, sambungnya, adalah mengamputasi tangan dan kaki Dede untuk menghentikan penyebaran penyakit kulitnya. "Tapi, itu masih kami pertimbangkan karena Pak Dede kan mencari nafkah dari penyakitnya," ujarnya.
Setelah keluar dari rumah sakit pada 1998, Dede kehilangan pekerjaan. Duda yang diceraikan istrinya itu masih punya tanggungan dua anak. Untuk menyambung hidup, Dede saat ini mengikuti sebuah kelompok penghibur yang anggotanya terdiri atas penyandang penyakit-penyakit aneh.
Mereka melakukan pertunjukan, berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Awal bulan lalu sebuah jaringan televisi kabel, Discovery Channel, menemukannya ketika sedang melakukan pertunjukan. Kru televisi Amerika itu pun mendatangi Dede di rumahnya. Saat itu ikut dibawa seorang profesor dermatologis bernama Anthony Gaspari.
Dokter tersebut mengambil sampel darah dan jaringan kulit milik Dede. Kepada keluarga Dede, dia berjanji menyembuhkan penyakitnya. Namun, hingga kini, janji itu hanya tinggal janji. Selain itu, dia juga difoto dan dikontrak untuk menjadi bintang dalam film dokumenter yang diproduksi Fox dan disebarluaskan oleh Discovery Channel.
Menurut keluarga Dede, dalam kontrak itu, laki-laki malang tersebut hanya diberi uang Rp 3 juta untuk beberapa kali pengambilan gambar.
Mendengar cerita yang dituturkan ulang oleh Direktur RSHS Dr Cissy R.S. Prawira, Menkes Siti Fadilah langsung marah. Kepada wartawan lepas Discovery Channel yang hadir dalam jumpa pers itu, dia menanyakan surat kontrak yang dibuat dengan Dede. "Mana suratnya? Apa waktu tanda-tangan Dede didampingi pengacara?" kata Menkes dengan nada tinggi.
Tak hanya itu, dia pun mempertanyakan apakah ada perjanjian transfer material ketika sampel darah dan jaringan tubuh Dede dibawa oleh Profesor Gaspari ke Universitas Maryland, Amerika Serikat. "Saya akan tuntut haknya. Wong yang sakit orang kita kok enak orang asing terus mengomersialkan penyakit yang diderita Pak Dede," ujarnya.
Menkes pun bertambah marah ketika ada wartawan yang mengatakan bahwa televisi lokal harus membayar kepada Fox jika akan mengambil gambar Dede. Mereka beralasan, Dede sedang terikat kontrak dengan mereka.
"Enak aja, jangan mau!" katanya dengan tegas.
Dalam waktu dekat, Menkes segera mengirimkan surat kepada Universitas Maryland untuk menanyakan status sampel darah yang diambil dari Dede. "Kalau tujuannya untuk kemanusiaan, nggak papa. Tapi, kalau komersial, saya tidak mau," lanjutnya.
Sebelum kedatangan menteri, Kepala Bagian Kulit dan Kelamin RSHS Dr Rachmatdinata didampingi Direktur RSHS Dr Cissy R.S. Prawira mengakui, penyakit yang dialami warga Cililin itu memang sangat langka meski bukan yang pertama di dunia. "Kasus yang sama pernah dialami warga Thailand," ujarnya.
Dari catatan medis RSHS diketahui bahwa Dede pertama datang pada November 1997. Saat itu, dia masih berumur 25 tahun. Statusnya duda dengan dua anak. Sakit itu dirasakan saat dia berumur 15 tahun. "Ada luka di kaki kanannya yang kemudian tumbuh kutil," kata Rachmatdinata.
Dede membiarkan sakitnya itu. Dalam kurun lima tahun, dua tangannya menebal dan berwarna kehitaman. Bahkan, sebagian punggung tangan tampak seperti bertanduk.
Berbagai upaya dilakukan. Termasuk melakukan operasi bedah sayat dan listrik, tetapi tetap tidak berhasil. Sekitar tiga bulan setelah operasi, kutil tumbuh lagi. "Kami saat itu merasa frustrasi," kata Rachmatdinata.
Saat ini tim RSHS, kata Rachmatdinata, berencana mendeteksi virus di tubuh Dede dengan pendeteksian lewat DNA. Dulu, saat menangani Dede, rumah sakitnya belum punya alat yang mampu mendeteksi virus tersebut. "Mudah-mudahan kali ini berhasil."
http://jawapos.com/index.php?act=detail&id=9605
cpet sembuh dah!!
ga mau banyak omong kosong wa.
cuma doa cepet sermbuh aja
Obat untuk Manusia Akar Berasal dari India
Sumber : TB Ardi Januar - Okezone
BANDUNG - Sulitnya mencari obat untuk menyembuhkan penyakit kulit yang dialami Dede (37) si Manusia Akar, membuat pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin hilir mudik mencari obat. Pasalnya, obat yang bernama Asetretin tersebut belum beredar di Indonesia.
Beruntung saat ini ada seorang donatur yang akan menyumbangan obat 25 miligram tersebut. Dia adalah Dini Latief, seorang pegawai Departemen Kesehatan yang bekerja untuk WHO di New Delhi, India.
"Dokter Dini adalah teman saya waktu kuliah. Dia akan membantu pemberian obat sebanyak 200 butir atau stok selama 3 bulan. Saat ini saya sedang menguruskan izin obat tersebut ke Badan Pengawas Obat dan Makanan," ujar Direktur Utama RSHS Cissy Prawira saat jumpa pers di RSHS, Bandung, Senin (10/12/2007).
Obat yang bernama Asetretin tersebut beredar di India dengan nama Aciretin. Rencananya obat tersebut akan dibawa langsung oleh Dini dan tiba di Jakarta pada hari Sabtu mendatang.
"Obat tersebut hanya diizinkan untuk Dede. Dan dalam mengonsumsinya, kami hanya diizinkan selama tiga bulan. Itu bukan obat biasa, yang boleh mengkonsumsi adalah mereka yang fisiknya benar-benar sehat," imbuh Cissy.
Saat dijenguk pihak RSHS, kondisi terakhir Dede terus mengalami peningkatan. Saat ini Dede sudah tidak dibatasi lagi dalam mengkonsumsi makanan.
Link : http://news.okezone.com/index.php/ne.../12/10/1/67184
Syukur deh ada yg berbaik hati mau ngasih obat..
Kasian juga nih orang klo keadaannya gini mulu
yup, teknologi pasti bisa menyembuhkannya
Dede 'Manusia Pohon' menjalani operasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jabar. Proses operasi bisa disaksikan melalui layar monitor yang dipasang di ruang pertemuan di lantai I RS.
http://foto.detik.com/images/content.../157/dede1.jpg
http://foto.detik.com/images/content.../157/dede2.jpg
http://foto.detik.com/images/content.../157/dede3.jpg
Semoga Dede Cepat Sembuh Dan Bisa Kembali Beraktifitas :tender: :girl_smile:
Sumber : http://foto.detik.com/index.php/deti...kanal/157/id/3
Selasa, 18/12/2007 - 10:41 WIB
Manusia Akar Mulai Jalani Operasi Tahap I
TB Ardi Januar - Okezone
BANDUNG - Dede si Manusia Akar pagi ini mulai menjalani operasi tahan pertama. Operasi terhadap pria berusia 37 tahun ini dimulai pukul 08.00 WIB, Selasa (18/12/2007).
Hardi Siswo Soejana, dokter ahli bedah plastik yang memimpin operasi ini mengatakan, Dede dibawa dari Ruang Bedah Bawah Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, menuju ruang anestesi pada pukul 05.00 WIB tadi.
"Yang akan dioperasi kedua tangannya dulu," ujar Hardi kepada pers sebelum operasi dimulai.
Operasi ini, menurut Hardi, akan memakan waktu tiga jam. "Nanti akan kita beri penjelasan pukul 11.00 WIB," imbuh Hardi.
Sementara itu, puluhan wartawan bisa menyaksikan jalannya operasi lewat layar besar yang dipasang di ruang pertemuan. Selain wartawan, tampak pula keluarga dan kuasa hukum Dede, Alfis Sihombing.
Di layar itu tampak kutil yang melekat di tangah Dede mulai dipotong menggunakan beberapa alat, seperti gunting, pisau, dan gergaji.
(jri)
Sumber : http://news.okezone.com/index.php/ne.../12/18/1/69025
Selasa, 18/12/2007 - 11:37 WIB
Jalani Operasi, Dede Manusia Akar Minta Restu
TB Ardi Januar - Okezone
BANDUNG - Dede warga Bandung yang dijuluki si manusia akar hari ini menjalani operasi di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Untuk operasi tahap I ini tim dokter akan mengoperasi kutil di bagian tangan Dede.
Sebelum operasi, ayahanda Dede, Abah Ateng (72) mengaku sejak semalam dirinya menemani Dede di ruang perawatan. Dalam kesempatan itu Dede meminta doa restu agar operasi hari ini berjalan dengan baik.
"Semalam sebelum tidur, dede minta doa restu kalau dia mau dioperasi. Dede sangat berharap bisa sembuh," ungkap Abah Ateng, yang ditemui di RSHS, Bandung, Selasa (18/12/2007).
Operasi hari ini diketuai dr Hardi Siswo Soejana, dokter spesialis bedah plastik. Rencananya operasi akan berjalan selama tiga jam.
Sementara itu, puluhan wartawan bisa menyaksikan jalannya operasi lewat layar besar yang dipasang di ruang pertemuan. Selain wartawan, tampak pula keluarga dan kuasa hukum Dede, Alfis Sihombing.
Di layar itu tampak kutil yang melekat di tangah Dede mulai dipotong menggunakan beberapa alat, seperti gunting, pisau, dan gergaji.
(fit)
Selasa, 18/12/2007 - 12:02 WIB
Operasi Manusia Akar
Tak Kuat Saksikan Operasi, Ibunda Dede Keluar Ruangan
TB Ardi Januar - Okezone
BANDUNG - Operasi terhadap Dede si "Manusia Akar" bisa dilihat pihak keluarga maupun wartawan. Pihak rumah sakit menyediakan sebuah televisi untuk menyaksikan langsung jalannya operasi. Namun ibunda Dede Engkar (65) lebih memilih menjauh dari televisi.
"Saya enggak kuat lihatnya," ujar Engkar, yang ditemui okezone, sedang duduk di luar ruangan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Selasa (18/12/2007).
Melihat jalannya operasi terhadap Dede dari layar kaca memang sedikit membuat bulu kuduk merinding. Para wartawan yang menyaksikan, pun kerap mengernyitkan wajah saat tim dokter mulai menggunakan alat bedahnya seperti gunting, pisau dan gergaji.
Bagaimana tidak, tangan Dede terlihat berlumuran darah saat alat-alat bedah itu mulai mencabik bagian-bagian daging yang menyerupai akar pohon itu.
Tim dokter menggergaji, memotong dan mencungkil bagian-bagian itu. Tak lama kemudian, bentuk tangan Dede pun mulai terlihat meski masih masih dilumuri darah.
Berbeda dengan ibundanya, Abah Ateng, ayahanda Dede terlihat tegar. Abah Ateng yang mengenakan baju batik dan peci hitam ini bahkan tak beranjak dari tempat duduknya memperhatikan setiap tindakan yang dilakukan tim dokter terhadap tubuh dede.
Opeasi terhadap Dede ini akan berjalan selama 3 jam. Menurut tim dokter sebelum, melakukan operasi, untuk kali ini operasi baru dilakukan terhadap bagian tangan Dede.
gyahahhaaha,............. PERS di indonesia tuh nga ayal, manusia2 nya yang *****.
Ngak pernah perduli sama keadaan sekitar, tapi mereka cuman bisa nya kjar sana kjar sini artis2 yang ngak jelas,...........
Selasa, 18/12/2007 - 12:41 WIB
Operasi Tahap II Manusia Akar Pekan Depan
TB Ardi Januar - Okezone
BANDUNG - Setelah menjalani operasi tahap pertama, Dede si Manusia Akar akan menjalani operasi tahap selanjutnya pekan depan. Operasi kedua ini dilakukan untuk mencabut kutil di lengan dan paha Dede.
Hadi Siswo, dokter yang memimpin operasi terhadap Dede, operasi akan dilakukan lebih dari empat tahap. "Tadinya akan dilakukan empat tahap, dan mungkin bisa lebih dari empat tahap, karena saking banyaknya kutil," ujar Hadi Siswo di ruang pertemuan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, usai mengoperasi Dede, Selasa (18/12/2007).
Setelah selesai dioperasi pukul 11.45 WIB, Dede kemudian dipindah ke ruang pemulihan.
Diberitakan sebelumnya, Dede si Manusia Akar selesai menjalani operasi tahap pertama pada pukul 11.45 WIB. Operasi ini molor 45 menit dari jadwal semula selama 3 jam, sejak pukul 08.00 WIB.
Seberat lima kilogram kutil di tangan pria berusia 37 tahun itu berhasil diangkat tim dokter.
(jri)
Selasa, 18/12/2007 - 12:38 WIB
5 Kg Kutil di Tangan Manusia Akar Diangkat
TB Ardi Januar - Okezone
Dede sebelum dioperasi (ist)BANDUNG - Dede si Manusia Akar selesai menjalani operasi tahap pertama pada pukul 11.45 WIB. Operasi ini molor 45 menit dari jadwal semula selama 3 jam, sejak pukul 08.00 WIB.
Seberat lima kilogram kutil di tangan pria berusia 37 tahun itu berhasil diangkat tim dokter. Ada enam dokter yang turun mengoperasi Dede, yaitu Hadi Siswo (spesialis bedah plastik), Ira Rubianti (spesialis bedah kulit), Lisa Hasibuan (spesialis bedah kulit), Luki (spesialis ortopedi), Widi (spesialis ortopedi), dan Kuswara (spesialis bedah kulit).
"Pendarahan terjadi cukup banyak pada kulit dan tanduk (kutil). Itu semua yang membuat operasi lama," ujar Hadi Siswo yang memimpin jalannya operasi, di ruang pertemuan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, usai mengoperasi Dede, Selasa (18/12/2007).
Operasi tahap pertama ini dilakukan terhadap kedua tangan Dede. Namun, belum seluruh kutil di tangah Dede berhasil diangkat. "Tangan belum beres semuanya. Kita sudah berhasil angkat lima kilogram kutil," beber Hadi.
Namun begitu, saat ini jari-jari Dede yang semula dipenuhi kutil menyerupai akar pohon sudah mulai terlihat. "Tapi kulitnya sudah nggak normal lagi, antara kuku dan tanduk (kutil) menempel," ungkap dia.
Pemotongan kutil di tangan Dede dilakukan dengan menggunakan beberapa alat, di antaranya gergaji listrik, pisau, gunting, dan cutter.
Saat ini kedua tangan Dede dibungkus perban. "Dua atau tiga hari lagi bungkusan dibuka dan diperkirakan satu pekan bekas operasinya sudah kering," jelas Hadi.
http://news.okezone.com/images-data/...rLyztdz2vh.jpg