SBY: Kenaikan Harga Pangan Dunia Bukan Petaka, Tapi Berkah
SBY: Kenaikan Harga Pangan Dunia Bukan Petaka, Tapi Berkah
Eko Widianto - DetikSurabaya
Pasuruan - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak para petani dan gerakan pemuda (GP) Ansor untuk meningkatkan produksi pertanian. Diharapkan tahun 2008 mendatang produksi pangan di Indonesia mengalami surplus.
"Kenaikan harga pangan dunia bukan sebuah petaka, tapi justru menjadi berkah," kata Presiden SBY dihadapan ribuan anggota GP Ansor, saat memperingati hari lahir GP Ansor ke-74 di GOR Sasana Krida Anoraga, Raci, Bangil, Pasuruan, Minggu (27/4/2008).
Dengan posisi Indonesia sebagai negara agraris, sangat diuntungkan dengan kenaikan harga pangan dunia itu. Namun, rakyat Indonesia harus sadar mengelola lahan
pertanian secara optimal.
"Lahan yang tumpang tindih dibereskan, yang terlantar dikelola. Saya yakin, bila ke depan produksi beras, kedelai, jagung, gula, daging dan telor meningkat, kita akan mampu keluar dari krisis," jelas SBY. Untuk itu, SBY mengajak menteri terkait, gubernur dan bupati untuk melakukan gerakan peningkatan produksi pertanian ini.
SBY menambahkan, bagi negara miskin, lahan pertanian kenaikan harga bahan pangan ini akan menjadi masalah. Tapi, di Indonesia lahan pertaniannya sangat subur dan bisa memproduksi bahan pangan secara maksimal.
Presiden berharap tahun ini produksi beras mengalami surplus seperti dua tahun sebelumnya. Di Jawa Timur saja, produksi beras telah mengalami surplus 3 juta ton.
"Tiga tahun lalu, banyak yang pesimis Indonesia mampu swasembada beras. Buktinya, justru mengalami surplus," tuturnya.
Presiden SBY hadir dalam peringatan harlah GP Ansor ke 74 bersama Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Mensekneg Hatta Radjasa, Menteri Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, Menkominfo Muhammad Nuh dan Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asy’ari. (bdh/bdh)
www.detiksurabaya.com
Moga moga aja harapan si Sby terkabul "Presiden berharap tahun ini produksi beras mengalami surplus seperti dua tahun sebelumnya. Di Jawa Timur saja, produksi beras telah mengalami surplus 3 juta ton.
"Tiga tahun lalu, banyak yang pesimis Indonesia mampu swasembada beras. Buktinya, justru mengalami surplus," tuturnya."