Tak Gunakan Sihir atau Bantuan Jin
Mengikuti sukses yang diraup RCTI melalui tayangan The Master, sejumlah
persoalan pun didulang. Salah satunya rekomendasi Majelis Ulama Indonesia se-Jawa dan Lampung agar tayangan itu dihentikan. Bagaimana acara itu sebenarnya dikemas, berikut laporannya.
Setelah sejumlah pondok pesantren berembug di Bojonegoro, dan menduga tayangan itu menggunakan bantuan makhluk halus, giliran MUI yang kemudian mendesak agar acara yang menggelar aksi para pesulap itu segera dihentikan. Mereka khawatir, tayangan itu bakal merusak akidah umat Islam di Indonesia.
Benarkah The Master menggunakan bantuan jin atau sihir? The Master yang memiliki tag line ‘mencari bintang tanpa mantra’ sudah menyelesaikan sesi ke-3. Ketiga sesi meraup jumlah penonton yang luar biasa. Saking suksesnya acara ini, RCTI bahkan kemudian menggelar The Master Junior yang menampilkan aksi para pesulap cilik dari berbagai pelosok tanah air.
Rata-rata para pesulap cilik ini sudah belajar sejak balita dan mulai mahir bermain sulap di awal-awal usia sekolah mereka. ‘’Setelah tayangan The Master sukses, anak-anak sekarang banyak yang ingin menjadi pesulap. Mereka mulai berani bercita-cita untuk kelak menjadi pesulap. Sekolah sulap pun mulai didatangi murid. Kalau dulu yang namanya les itu hanya matematika, bahasa Inggris, nyanyi, menari atau memainkan alat musik, sekarang anak-anak pun ingin ikut les sulap,’’ ungkap Harsiwi Ahmad, Direktur Program RCTI.
Anak-anak boleh jadi mengagumi aksi para pesulap yang begitu piawai menghibur penonton di atas panggung, dengan aksi mereka yang luar biasa. Beberapa bahkan bisa dibilang di luar akal sehat. Bayangkan saja, bagaimana mungkin seseorang bisa tahan mendapat setruman berdaya tinggi, ditusuk benda tajam atau bahkan dilindas traktor, sebagaimana yang dilakukan Limbad.
Para kiai dari sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur beberapa waktu lalu menggelar bahtsul masail (pembahasan masalah) di Ponpes Abu Dzarrin di Kendal, Dander, Bojonegoro.
Dari pertemuan itu diambil kesimpulan tayangan itu dianggap menyesatkan dan haram karena menampilkan atraksi di luar taraf kekuatan manusia biasa. Mereka kemudian juga memutuskan tayangan itu haram dan penontonnya pun dihukumi haram. Para kiai itu menilai tayangan itu menggunakan bantuan makhluk halus.
Tudingan penggunaan makhluk halus dalam tayangan The Master dibantah keras Limbad, Master of Fakir. Ia bahkan mengaku siap beratraksi di depan para kiai untuk membuktikan bahwa atraksinya tidak menggunakan ilmu sihir, bantuan makhluk halus atau sejenisnya.
”Atraksi saya sama sekali tidak ada mistisnya. Semua dilakukan dengan nyali dan keberanian. Saya mampu melakukannya, jadi kenapa tidak. Saya siap beraksi di depan para alim ulama maupun kiai. Mungkin beliau-beliau ini perlu melihat secara langsung, seperti apa sebenarnya aksi saya. Soalnya di televisi kan sudah ada konsepnya, untuk menjadi sebuah hiburan. Tapi kalau melihat secara langsung mungkin jadi bisa memaklumi bahwa atraksi saya sama sekali tidak berbau mistis,” terang Limbad melalui sang istri, Susi Indrawati yang dihubungi Suara Merdeka.
Dalam subkatagorisasi sulap, apa yang dilakukan Limbad termasuk dalam subkatagori sulap extreme, yakni pertunjukan sulap dengan mengandalkan kekuatan otot.
Limbad menegaskan, dia tak pernah mendalami dan menggunakan ilmu sihir atau ilmu hitam untuk melakukan aksi ekstremnya. Teknik-teknik itu dipelajarinya secara otodidak. Ilmu itu disebut dengan ilmu fakir, sebuah aliran magic kuno yang berasal dari India. ”Cuma mas Limbad tidak bisa membuka triknya karena itu rahasia pesulap. Hanya saja Limbad bisa membuktikan bahwa tekniknya tanpa dilandasi ilmu hitam sama sekali. Yang dimiliki mas Limbad hanya keberanian dan nyali yang luar biasa untuk melakukannya. Karena pada dasarnya meski tahu triknya, masih dibutuhkan keberanian untuk melakukannya, karena memang sangat berbahaya,” ungkap Susi kemudian.
Semuanya Ilmiah
Di tempat terpisah, Joe Sandy yang merebut gelar The Master session 2, menjelaskan, sebenarnya seni sulap adalah seni yang sangat ilmiah. Sebagaimana Limbad, dirinya atau magician yang lain, mereka adalah pekerja misteri yang menyajikan magic dengan konsep entertainment. Letak keindahan seni sulap atau magic adalah pada unsur misterinya. ”Saya perlu garis bawahi ya, misteri bukan mistik,” tandas Joe.
Karena letak keindahannya adalah pada misteri, maka tak mungkin bagi para magician untuk membuka trik-trik yang mereka gunakan. Sulap, magic, ilusi akan kehilangan daya takjubnya bila triknya dibuka di depan khalayak. ”Ibarat buku TTS, kalau dijual sudah diisi semua, mana ada yang mau beli? Kalau harus dibuktikan triknya, demi menampik ada mistis atau tidak, ya tidak menarik lagi dong acara ini. Sulap itu kan menghibur. Orang hilang, orang ditusuk, itu gampang. Semua ada caranya, dan kalau dikasih tahu, ya nggak seru lagi,” jelasnya.
Master of Number ini mengaku bisa membuktikan bahwa atraksinya bersifat ilmiah. Sejak awal dengan tag line ‘mencari bintang tanpa mantra’ RCTI sudah memastikan diri, acara ini murni keterampilan tanpa didukung kekuatan jin atau sihir. Menurut Joe, keterampilannya bermain sulap selama ini dilakukan murni berdasarkan ilmu matematika. Ia memiliki kemampuan menghitung cepat yang terus dilatihnya selama ini. Karena itu Deddy Corbuzier, sang master mentalist menamai aksi ini sebagai kekuatan pikiran.
Deddy Corbuzier sekali lagi menegaskan, tidak ada kekuatan mistik di acara The Master. ”Sebenarnya semua yang dipertunjukkan dalam The Master adalah sebuah seni ya. Sulap atau magic itu kan seni, gabungan dari berbagai macam seni seperti seni tari, seni musik, seni rupa dan sebagainya. Magic juga merupakan gabungan berbagai disiplin ilmu yang ada. Misalnya fisika, biologi, kimia, psikologi dan sebagainya. Sama sekali bukan keterampilan yang berbau klenik atau supranatural, karena setiap trik sulap bisa dijelaskan,” urai Deddy. Sulap semata-mata hanyalah permainan ‘kelihaian’ tangan, manipulasi, hasil kerja dari suatu perlengkapan/peralatan ataupun efek yang timbul dari suatu reaksi kimia dan yang telah dilatih sebaik mungkin oleh seorang pesulap sebelum dipertunjukkan kepada orang lain. Oleh sebab itu sulap dapat dipelajari oleh semua orang, asalkan orang tersebut mau berlatih pula dengan baik.
Berdasarkan jumlah penonton dan tempat pertunjukkan, Seni sulap atau magic dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu Close Up Magic yang ditonton dalam jarak dekat dengan jumlah penonton sedikit serta stage/parlor yakni sula untuk konsumsi panggung yang menggunakan alat cukup besar serta teknologi canggih. Di sini pesulap dapat menampilkan ilmusi yang besar dan hebat.
Dari kelompok besar tersebut, seni sulap dibagi lagi dalam subkategori, yaitu sleight of hand yang mengandalkan kecepatan tangan untuk menghilangkan dan memunculkan suatu benda. Ada lagi trik yang mengandalkan peralatan sulap untuk menghilangkan, memindahkan, memunculkan, mengubah dan sebagainya suatu benda.
Illusion membutuhkan kemahiran pesulap untuk menggunakan peralatan ilusi untuk memuat sesuatu yang mustahil seolah-olah benar terjadi. Sementara mentalis, yang merupakan kemahiran kekuatan spesial untuk dapat memprediksi, menemukan, mengubah, menggerakkan suatu benda. Yang dilakukan seorang mentalis adalah berdasarkan prinsip matematika, fisika, kimia, psikologis dan dapat dijelaskan secara logis.
Masih ada escapetology yakni kemahiran membebaskan diri, cardician dengan alat kartu, bizzare yang memiliki keahlian bercerita dengan menggunakan kata-kata untuk menyentuh perasaan penonton secara mendalam. Untuk ini acapkali digunakan alat yang berkaitan dengan hal mistis, alam roh dan alam gaib. Pick pocket yang mampu memindahkan barang yang melekat pada diri seseorang.
Balloon Twisting, kemahiran meniup dan menekuk balon untuk dibentuk menjadi berbagai macam benda seperti binatang, bunga, topi dll. Ventriloquism, lebih dikenal dengan “sulap suara” atau “suara perut”, yang menimbulkan kesan boneka/benda dapat hidup dan berbicara. Yang terakhir adalah extreme.
Jenis sulap yang terakhir inilah yang dilakukan Limbad. Keunggulan Limbad adalah kemampuannya menahan segala rasa sakit akibat hantaman dan tusukan.”Saya bisa buktikan dengan ilmiah. Fakir itu ilmu keterampilan dari Timur Tengah, seperti yang dimiliki Limbad. Tidak ada orang yang kebal, tetapi yang ada itu hanya tahan terhadap rasa sakit dan itu pun hasil latihan. Rasa sakit, nyeri pasti ada, tetapi Limbad bisa menahannya karena dia sudah berlatih untuk itu,” Romy Rafael, yang bersama Deddy Corbuzier bertindak selaku juri di The Master.
Romy memastikan, tidak ada seorang pun yang terlibat dalam The Master yang memiliki ilmu sihir atau ilmu kebal, termasuk dirinya. Ia menguasai ilmu hipnotis berdasarkan latihan dan belajar. Dengan kemampuan hipnotisnya, Romy bahkan membuka klinik untuk menyembuhkan orang-orang dengan berbagai persoalan, sejak depresi hingga ketergantungan pada obat-obatan.
Produser The Master, Fabian Dharmawan, pun menjamin takkan ada ilmu hitam atau mistis atau mantra dalam semua permainan di The Master. ”Kita pasti tahulah, dan bisa lihat, apa Limbad punya keahlian dari dunia lain atau gaib. Kami yakinkan, semua ini adalah keahlian,”tegas Fabian. Yang ditampilkan dalam tayangan itu hanyalah trik. Pintar-pintarnya pemain melakukan itu.(Tresnawati-76)
Sumber: http://suaramerdeka.com/smcetak/inde...itacetak=77102
Wat yg dah menjurus k sara, tlg momod kasi peringatan. Ini semua murni gk ad hubungan ama agama. MUI saja yg berkedok agama.