lah ga msuk akal kan
lgian yng gw liat ga ada org indo yng pgang tu spanduk smua org luar...
Printable View
ga hoax itu bro. krn emang ada bbrp pengusaha Indonesia yg kebetulan lagi diluar negeri juga pecinta sepakbola Indonesia yg berniat memajang spanduk itu saat Liverpool Vs MU
Di indo mah . SApa punya duit sapa menang.
ada uang Loe pasti menang d. .
Makanya hidup di indo klu kaya mah enak banget suuka2 elo smua. bisa ditutup dengan uang smuanya. klu dinegara laen jah loe maw kaya mau apa terserah loe peraturan ttep peraturan. Ga bisa dihapus dgn uang.
Masalahnya wasit itu kan harus memperbaharui lisensi nya (udah kayak SIM aja) nah untuk memperbaharui lisensi itu tiap2 wasit harus ikut kursus, yg lebih kaco kalo disini kursus itu harus keluar duit dan duitnya harus dari wasit sendiri. Padahal PSSI harusnya ikut membantu membiayai kursus perpanjangan lisensi wasit. Makanya gak heran kalo wasit2 kita yg sekelas internasional (punya lisensi AFC/FIFA) itu cuma 2-3 orang saja, Dan ini berimbas sama pengetahuan mereka tentang Laws of The Game nya FIFA.
Sebaliknya untuk para pemain harusnya juga dikasih pengetahuan tentang Laws of The Game (bagi yg suka langganan koran BOLA, di halaman terakhir biasanya disisipkan Laws Of The Game) biar mereka juga gak banyak2 protes tentang keputusan wasit.
Itulah mengapa persepakbolaan indonesia gini2 aja, segala lahan dijadikan ladang politik
saatnya yang muda yang berusaha..
dukung darius jadi ketum PSSI :Sip:
KOMPAS.com - Ada hal yang tak biasa terjadi pada Kongres Tahunan PSSI di Bali, 21-24 Januari 2011. Pengurus PSSI menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan 2010 dan rencana anggaran 2011, meskipun belum detail dan tidak diaudit oleh akuntan publik.
Pemasukan PSSI tahun lalu mencapai Rp 54,561 miliar, antara lain berasal dari sponsor penyelenggaraan Liga Super Indonesia Rp 20,86 miliar, dana dari FIFA 250.000 dollar AS (Rp 2,3 miliar), serta denda pelanggaran disiplin dan iuran pendaftaran pemain asing Rp 2,98 miliar.
Sementara itu, total pengeluaran PSSI tahun 2010 mencapai Rp 56,635 miliar. Alokasi pengeluaran terbesar dari dana tersebut dipakai untuk biaya operasional Badan Tim Nasional sebesar Rp 20,749 miliar, anggaran Kesekretariatan Jenderal PSSI Rp 14,48 miliar, Badan Liga Sepak Bola Amatir Indonesia Rp 8,053 miliar, dan Badan Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Rp 3,189 miliar.
Untuk 2011, PSSI merencanakan penerimaan sebesar Rp 98,303 miliar. Tambahan pemasukan diharapkan berasal dari Kementerian Pemuda dan Olahraga serta KONI sebesar Rp 50 miliar. Porsi tiket pertandingan dalam pos penerimaan ditargetkan Rp 5 miliar. Alokasi dana dari sponsor kompetisi ditargetkan naik menjadi Rp 38,4 miliar. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengatakan, pemasukan organisasi yang mencapai Rp 75 miliar-Rp 90 miliar belum mencukupi pengeluaran sebesar Rp 100 miliar-Rp 125 miliar. Namun, ia mengklaim PSSI sudah cukup mampu memperbaiki kesejahteraan pemain ataupun wasit.
”Pemain kita dulu bergaji Rp 5 juta-Rp 25 juta. Hari ini, gajinya dari Rp 25 juta-Rp 150 juta. Wasit kita, yang dulu bawa pulang uang Rp 5 juta-Rp 10 juta sebulan, sekarang membawa Rp 25 juta-Rp 35 juta per bulan,” kata Nurdin.
Sihar Sitorus, pemilik Klub Medan Pro Titan yang berlaga di Divisi Utama, tidak memungkiri pembinaan sepak bola membutuhkan biaya besar. Sebuah klub besar membutuhkan biaya sampai Rp 10 miliar-Rp 25 miliar untuk menggaji pemain, pelatih, sampai menyewa lapangan.
Namun, ia menyesalkan minimnya dukungan PSSI untuk mendorong klub mandiri. ”PSSI dan Badan Liga Indonesia, penyelenggara kompetisi di bawah PSSI, juga tidak memberi apa-apa. Ibaratnya orang belanja, ya, tolong dong kami dikasih penunjuk jalan, posisi kami sekarang ada di mana dan mau dibawa ke mana,” ujar Sihar.
Ia mencontohkan dari setiap kali siaran laga kandang, klub memperoleh jatah Rp 35 juta sebagai bagian dari hak siar. ”Di Divisi Utama ada 18 klub, berarti ada 17 laga kandang. Kalau dikali Rp 35 juta, pendapatan tim selama satu musim mencapai Rp 595 juta. Dana sebesar itu tidak cukup kalau klub mau serius membina pemain, belanja pemain baru. Jadi, harus ditutup dari tiket pertandingan atau sponsor,” jelas Sihar.
Untuk menarik penonton dan sponsor, pertandingan yang disajikan harus berkualitas. Namun, lagi-lagi BLI dan PSSI tidak juga memberi lingkungan yang mendukung klub untuk berkembang hingga berpeluang ditaksir sponsor. Lingkungan yang dibuat justru mendemotivasi klub. Sebagai contoh, jadwal Divisi Utama sudah dua tahun ini tidak pernah jelas, tidak ada kepastian apakah ada degradasi atau tidak, dan wasitnya pun tidak sportif.
Pentingnya kualitas kompetisi ini diakui pula oleh Fatih Chabanto, Business Development PT Arena Zentha selaku konsultan marketing yang mengurus kontrak sponsor Djarum dengan PSSI. Djarum kembali terlibat sebagai sponsor pada tahun 2005. Kontrak berlaku selama tiga tahun dengan opsi privilese perpanjangan. Nilai kontrak untuk tahun 2011 mencapai Rp 40 miliar.
Dengan jumlah dana puluhan miliar rupiah yang telah dikeluarkan, sponsor berkepentingan agar liga diselenggarakan seprofesional mungkin. Berbagai masalah teknis yang menghambat pelaksanaan liga—seperti jadwal kompetisi yang terus berubah dan pelanggaran yang mengakibatkan partai usiran—berpotensi merugikan sponsor.
Juru bicara Liga Primer Indonesia, Abi Hasantoso, menilai, sulit mengubah kebiasaan yang sudah telanjur dipelihara PSSI. Karena itu, PT LPI menggunakan konsep klub sebagai pemilik saham. Targetnya, klub bisa mandiri dalam lima tahun.
LPI kini sudah menggandeng sejumlah perusahaan multinasional sebagai mitra kerja, antara lain Coca-Cola, Microsoft, Air Asia, dan Unilever.
”Semangatnya, kompetisi sehat, pemain termotivasi, dan ada biaya untuk pembinaan pemain usia muda. Inilah industri sepak bola yang sehat,” ujar Abi.
sumber: http://bola.kompas.com/read/2011/03/...uma.Sedot.Uang
Komentar tentang pelarangan mantan napi mencalonkan menjadi Ketua Umum PSSI sudah keluar langsung baik lisan maupun tulisan dari mulut Presiden FIFA tuh.
Tapi NH si muka badak dan telinga panci tetep aja gak mo peduli.....surem ya?
Dan parahnya lagi masa nulis statuta PSSI pake bahasa inggris aja grammarnya salah "... must not found guilty of a criminal offence.." wkwkkww malu2in aja
siapa bilang indonesia ga bsa bangkit dari masalahnya.. bisa kok ada cara yg lebih relevan dalam menghadapi caut marut sepakbola kita..
utamakan pendidikan disiplin dan jujur >> bisa seperti MLS (major league soccer) memiliki daya tarik dan prospek yg baik loh.. :)
Quote:
"Sepakbola Amerika Punya Prospek"
Hendra Mujiraharja - Okezone
MANCHESTER – Sir Alex Ferguson memuji perkembangan sepakbola Amerika. Pelatih Manchester United menyebut kini sepakbola Paman Sam memiliki prospek cerah.
Senin (12/7/2010), Sir Alex akan membawa Rio Ferdinand dkk melakukan tur pramusim di Amerika dan melakukan latihan di Chicago. Menurutnya, standar Liga Amerika sudah membaik.
Sir Alex tentu bukan tanpa dasar berkata seperti itu. Terbukti, Timnas AS berhasil menahan imbang Inggris dalam pertandingan penyisihan Piala Dunia Grup Ce di Afrika Selatan.
“Sepakbola Amerika mulai memperlihatkan efek dan meningkatkan kualitas,” kata Ferguson. “Saya memiliki pandangan mengenai Amerika sebelum berlaga di Piala Dunia 2010.”
“Saya mengatakan ketika itu mereka akan bermain seperti seorang atlet, mereka sangat fit, pemuh komitmen, mereka penuh percaya diri. Saya berpikir sepakbola Amerika seperti itu,” lanjut pelatih Skotlandia itu.
“Anda bisa melihat ada perkembangan di MLS. Saya sudah berbicara dengan banyak orang dalam beberapa bulan terakhir dan itu sangat mengejutkan,” tandas dia dikutip tribalfootball, Sabtu (10/7/2010).
(hmr)
namanya aja Indonesia bro. koruptor masi berkuasa. selama aturan dari FIFA bisa dibelokin , knp tidak ? selama ga ketahuan sama FIFA, gw rasa mereka berpikir sah2 aja seorang NH maju terus jd ketum PSSI sampe mati.
mustinya PSSI malu tuh sama LPI, krn LPI sendiri memiliki konsep yg sangat bagus shg gw merasa kalo 5-10 thn kedepan bisa jadi nanti isi timnas itu pemain2 yg bermain di LPI, bukan di ISL kalo PSSI nya ga mampu utk merubah konsep ISL