jelas jelas DIa dapet Ajaran Satanic
dan Pada zaman dahulu khan Kaum Bangsawan Lebih berkuasa.
Printable View
gila...letak area 51 aja masi simpang siur...ada yg bilang di nevada(awam)... ada yg bilang area 51 tu ga ada sama sekali (petinggi militer)...
mungkin dikatan ga ada sama sekali karena bisa aja :
1. merahasiakan informasi buat pemerintahan amerika itu sendiri, jadi amerika berusaha mendapatkan informasi ttg alien pertama kali sehingga nanti jika ada alien datang kebumi bisa di akalin mereka untuk datang ke amerika dulu baru menjelajah ke tempat lain...
2. supaya tidak terjadi kericuhan dan ketakutan terhadap datangnya alien, dengan menggembar gembor kan berita itu...
BTw sapa Yang Kasih INfo tentang Area 51 Doloan??
NOrdic Alien Tuh di Catatan2 zaman Dulu di Sebut2 gak??
ada koq...mungkin mereka disebut bangsa summeria sbg bangsa Annunaki...
Mengungkap Konstruksi Piring Terbang
Sungguh, Allah menahan planet-planet dan bumi agar tidak luput /dari garis
orbitnya/, Jika semua itu sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain Dia ?
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. 35:41)
Semesta raya ini berasal dari Alma' yang diberi Rawasia. Rawasiya merupakan turunan
kata rasa /meneguhkan, mengikat, menambat/, dan dengan demikian memiliki arti
peneguh, pengikat, penambat atau gaya alami yang menyusun tata letak dan tata gerak
semesta.
Para ilmuwan sendiri telah merumuskan empat gaya alami yang mengatur
matematika tata letak dan tata gerak semesta. Pertama adalah gravitasi yang membuat
materi bermassa saling tarik. Kedua adalah elektromagnetika yang bekerja pada muatan
listrik yang diam dan bergerak, termasuk antara inti atom dan elektron. Ketiga adalah
interaksi lemah yang mengikat inti atom. Dan keempat adalah interaksi kuat yang
mengikat partikel yang menyusun inti atom.
Dengan berbagai sistem Rawasia itu terwujudlah berbagai macam benda angkasa,
terpisah menurut keadaan dan susunan sebagaimana yang terlihat sekarang. Namun meski
semua benda-benda angkasa, terutama planet-planet memiliki Rawasia tetapi masingmasingnya
mempunyai daya tarik yang berbeda. Hal itu tergantung pada jarak sesuatu
planet dari matahari selaku titik pusat yang dikitari.
Semakin dekat suatu planet pada matahari semakin kecillah daya tarik magnetnya
dan semakin teballah atmosfir yang melingkupi planet itu. Sebaliknya bila suatu planet
jauh dari matahari maka nilai tarik magnetnya lebih besar dan atmosfirnya lebih tipis.
Demikian pula susunan bintang-bintang yang mengorbit dalam daerah suatu galaksi,
berbeda-beda pula nilai tariknya.
Bumi dan planet lainnya memiliki Rawasia dengan sistem yang dinamakan Simple,
untuk contohnya kita pakai planet bumi ini sendiri: Dari utara keselatan membujur
Rawasia atau batang magnet yang memutar bumi ini 3600 dalam waktu 24 jam /tepatnya
23 Jam 56 menit/.
Hal itu berlaku berkepanjangan. Kutub utara bumi adalah ujung Rawasia dengan
magnet negatif dan diselatannya positif, yaitu kebalikan dari unsur magnet yang dimiliki
matahari pada kedua kutubnya, dan hal inilah yang menyebabkan adanya tarik menarik
antara bumi dan matahari disepanjang jaman. Bumi berputar disumbunya sambil beredar
mengelilingi matahari pada jarak tertentu yang diperkirakan sejauh 93.000.000 mil.
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
Kutub utara bumi menarik unsur positif dari permukaan matahari sembari
membuang unsur negatif yang ditarik oleh kutub utara matahri. Kutub selatan bumi
menarik unsur negatif sembari membuang unsur positif yang ditarik oleh kutub selatan
matahari. Unsur magnet yang dikutub utara dan selatan bumi berpapasan dalam perut bumi
dan perantukannya bisa menimbulkan gempa dan letusan gunung. Jadi magnet bumi ini
hanya keluar dikutub-kutubnya dan karenanya permukaan planet ini membeku praktis
dipakai untuk tempat kehidupan. Fungsi Rawasia yang demikian kita namakan dengan
sistem Simple.
Kalau orang memperhatikan kedudukan pool magnet bumi di utara dan di
selatan,terbuktilah bahwa pool atau ujung Rawasia itu senantiasa berpindah tempat sejauh
maximal 100 dari kutub putaran bumi atau sejauh 1.100 kilometer. Hal ini cocok dengan
maksud ayat berikut :
“Dan Dia tempatkan Rawasia di bumi untuk memberi kekuatan padamu, dan siang-siang
dan garis edaran agar kamu mendapatkan petunjuk, dengan kompas dan dengan matahari
/bintang-bintang/ mereka /akan/ mendapat petunjuk.” (QS. 16:15-16)
Maksudnya adalah bahwa adakalanya matahari tepat menyinari daerah equator
bumi, waktu itu tercatat tanggal 21 Maret dan 22 September. Jika pada kedua tanggal itu
orang memperhatikan kompas akan kelihatanlah kedua jarumnya tepat menunjuk kearah
utara dan selatan kutub putaran bumi. Ini memperlihatkan bahwa antara kedua ujung
Rawasia bumi terbentuk segitiga sama kaki dengan matahari sebagai titik sudut ketiga.
Adakalanya matahari itu miring keselatan, penanggalan waktu itu mencatat tanggal
22 Desember, berlakulah puncak musim panas dibelahan selatan bumi dan puncak musim
dingin dibelahan utara bumi. Sebaliknya tanggal 21 Juni, matahari berada maksimal
diutara dan berlakulah siang yang panjang dibelahan utara bumi dan malam yang panjang
dibelahan selatan.
Pada kedua tanggal itu orang akan dapat memperhatikan bahwa jarum kompas
berpindah sejauh 100 dari kutub utara putaran bumi karena sebagai dikatakan tadi : Ujung
Rawasia bumi senantiasa membentuk segitiga sama kaki dengan matahari.
Bumi yang beratnya sekitar 600 trilyun ton tidak jatuh pada matahari karena daya
lantingnya (centrifugal) dalam mengorbit, sebaliknya dia tidak terlanting jauh keluar garis
orbitnya ditahan oleh daya jatuhnya /gravitasi/ pada matahari sebagai pusat orbit. Daya
lanting bumi dan daya jatuhnya sama besar disebut orang dengan Equillibrium, karena itu
sampai sekarang bumi yang kita diami ini senantiasa berputar beredar mengelilingi
matahari.
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
AlQur'an sering menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa, tidak
bertiang dan tidak bertali, semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya
Rawasialah yang berlaku sebagai tenaga sentrifugal dan gaya tarik universal yang
menyebabkan setiap planet itu berputar disumbunya sembari membawanya berkeliling
matahari. Kini kita misalkan saja, bagaimana kalau daya lanting bumi dipakai sedangkan
daya jatuhnya ditiadakan ? Waktu itu praktis bumi ini akan melayang jauh meninggalkan
matahari sebagaimana yang diungkapkan dalam surah 35:41 diatas. Jadi tenaga centrifugal
demikian dapat dipakai untuk terbang jauh jika tenaga gravitasi dihilangkan. Akhirnya kita
terbentur kepada : Bagaimana cara menghilangkan daya jatuhnya itu ?
Suatu cara adalah dengan memutar bagian pesawat secara horizontal, bila putaran
itu semakin cepat akan semakin besarlah daya centrifugal dan semakin kecillah daya
gravitasi, akhirnya daya jatuh itu akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat terangkat
dengan mudah tanpa pengaruh tarikan bumi.
Tentu orang akan heran : bagaimana pula pesawat dapat berputar terus menerus tanpa
tumpuan ?
Dari itulah kita namakan pesawat itu dengan Shuttling System yaitu pesawat berupa piring
dempet yang ditengahnya tempat penumpang :
1. Bagian atas, kita namakan Positif, berputar kekanan, semakin kepinggir massanya lebih
tebal dan berat.
2. Bagian bawah, kita namakan Negatif, berputar kekiri, semakin kepinggir massanya
lebih tebal dan berat.
3. Bagian tengah, kita namakan Neutral, tempat awak pesawat serta perlengkapan dan
mesin yang memutar positif dan negatif sekaligus.
Perlu ada satu mesin yang memutar dua piring pesawat itu dari dalam. Tidak jadi
masalah apakah mesin itu sama dengan yang memutar propeller kapal udara ataukah yang
mengangkat roket Apollo dari bumi.
Keliling pinggiran positif dan negatif boleh diberi gerigi yang menolak udara
sewaktu berada dalam atmosfir. Udara yang ditolak kekiri oleh Negatif disambut tolakan
kekanan oleh Positif. Keadaannya dapat diatur begitu rupa hingga hal itu jadi tenaga untuk
mengangkat pesawat yang bebas gravitasi atau pinggiran itu boleh pula licin saja maka
tenaga naiknya harus ditimbulkan oleh ledakan dari dalam seperlunya.
Keseimbangan putaran Positif dan Negatif yang berlawanan arah ditimbulkan oleh
satu roda gigi yang digerakkan oleh mesin dalam ruang Neutral. Semakin cepat putarannya
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
akan semakin hilanglah bobot pesawat itu untuk jatuh kebumi, karenanya pesawat itu dapat
turun naik dengan mudah atau berhenti diudara.
Bagian Neutral yang memang tebal ditengahnya, disana ada mesin yang memutar
Positif dan Negatif berlawanan arah hingga pesawat itu tidak goncang. Kecepatan putaran
itu akan menghilangkan bobot Neutral itu sendiri, karenanya pinggiran Negatif dan Positif
harus lebih berat.
Bagian Neutral memiliki saluran keatas dan kebawah pada pusat Positif dan
Negatif. Saluran itu diperlukan untuk radar dan peneropongan. Pintu masuk terdapat
dipusat Positif, yaitu diatas pesawat. Pinggiran yang tipis dari Neutral diberi saluransaluran
penembakan untuk keseimbangan dan pembelokan serta untuk keperluan lainnya.
Akhirnya pesawat itu berupa piring terbang kebal peluru, tak membutuhkan
landasan tertentu, dapat bergerak dengan kecepatan tinggi, water proff, dapat leluasa untuk
berbagai keperluan didarat dilaut dan diangkasa bebas tanpa bobot. Baik dalam keadaan
damai maupun dalam keadaan perang, efektif, tidak memerlukan bantuan dan pengawasan
dari pangkalannya.
Pesawat seperti ini sudah pernah dibuat pada jaman Nabi Sulaiman, hal ini terlihat
dari ayat AlQur'an berikut :
Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya. Setiap orangnya Kami beri hukum dan
pengetahuan; dan Kami edarkan bersama Daud gaya-gaya alamiah/Rawasia dan burungburung
yang bertasbih. Dan Kamilah yang melakukannya. (QS. 21:79)
Dan bagi Sulaiman angin; yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan
perjalanan dan diwaktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya
sumber logam. Diantara Jin ada yang bekerja dihadapannya dengan izin Tuhannya; dan
siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya
siksaan api yang menyala.
Mereka mengerjakan untuknya apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung
pencakar langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda
yang bersumbu.
Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu
yang berterima kasih. (QS. 34:12-13)
Analisis saya, bahwa Nabi Sulaiman dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan
yang dipahaminya berkat kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami hukum-hukum
alam termasuk apa yang kita sebut sekarang dengan aerodinamika, kekekalan massa,
kekekalan energi dan lain sebagainya sehingga beliau dapat menundukkan alam yang pada
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
konteks disini khususnya adalah angin sehingga dengan tekhnologinya beliau mampu
melakukan perjalanan secepat kilat yang perjalanannya diwaktu pagi lamanya dengan
perjalanan yang ditempuh oleh manusia biasa adalah satu bulan !
Jelas Nabi Sulaiman meskipun berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia tetaplah
manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam bertindak, makanya tidak mungkin
beliau itu menundukkan angin seperti cerita-cerita dongeng Abrakadabra layaknya sosok
Superman atau Gatot Kaca meskipun jika dia mau bisa saja melakukannya, tapi Allah
senantiasa menetapkan hukum-hukumNya kepada manusia secara logis dan dinamis.
Tentunya sang Nabi telah mempergunakan pesawat didalam bepergiannya yang
sangat cepat itu ! Dan bahan pesawat tersebut sebagimana yang tersirat dalam ayat
AlQur'an diatas adalah terbuat dari logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada
bagian bawahnya sebagai tenaga naik mula-mula keatas untuk menghindari pengaruh
gravitasi bumi.
Istimewanya lagi, pesawat kendaraan Nabi Sulaiman ini berbentuk piring yang
laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai gedung-gedung pencakar langit yang
dibuat oleh umatnya, sehingga memudahkan semua urusannya, termasuk memonitor kerja
para prajurit dan umatnya dari ketinggian.
Ingat .. selain berpangkat sebagai Nabi Allah Sulaiman juga berkedudukan sebagai
seorang raja waktu itu. Apa yang sudah dicapai oleh Nabi Sulaiman dalam konstruksi
pesawat terbang waktu itu, belumlah bisa kita wujudkan secara keseluruhan pada masa ini,
kita baru bisa memotong kompas yang amat sederhana, jika sebelumnya perjalanan dari
Palembang ke Jakarta ditempuh berkendaraan darat memakan waktu l/k 1 hari penuh
/tanpa berhenti/, dengan pesawat terbang bisa dicapai dalam waktu 1 jam.
Namun Nabi Sulaiman ?
Perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan manusia biasa !
Bayangkan .. berapa kecepatan yang dapat ditempuh oleh beliau dalam mengelilingi bumi
ini bahkan hingga naik keluar angkasa dalam satu perjalanan waktu Sulaiman.
Disini kita kembali berurusan dengan masalah ruang dan waktu yang selalu menjadi salah
satu topik utama Qur'an. Pada pembahasan yang lalu kita telah mengadakan perhitungan :
1 hari Allah = 1000 tahun manusia (QS. 22:47)
47. Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan
menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
1 hari malaikat = 50.000 tahun manusia (QS. 70:4)
4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya
limapuluh ribu tahun.[1510]
[1510] Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari.
apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun.
1 hari Nabi Sulaiman = 2 bulan manusia (QS. 34:12)
12. Dan kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan
perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)[1235] dan kami
alirkan cairan tembaga baginya. dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah
kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah kami,
kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.
[1235] maksudnya bila Sulaiman mengadakan perjalanan dari pagi sampai tengah hari Maka jarak
yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta yang cepat dalam sebulan. begitu pula bila ia
mengadakan perjalanan dari tengah hari sampai sore, Maka kecepatannya sama dengan perjalanan sebulan.
Bandingkan dengan waktu tempuh Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin selaku Nabi
penutup dalam perjalanannya ke Muntaha melewati garis tengah bima sakti yang dalam
perhitungan sekarang = 10 milyard tahun cahaya dalam waktu 1 malam atau 1/2 hari
manusia untuk menghadap Allah !
Sungguh .. Allah maha besar dan maha berkuasa atas segala sesuatunya. Pada
bahagian yang lain, AlQur'an juga menyatakan bahwa tekhnologi yang dimiliki oleh Nabi
Sulaiman juga telah mencakup tekhnologi tranformasi, ingat pada peristiwa pemindahan
singgasana ratu Saba' yang dilakukan oleh seorang manusia yang mempunyai ilmu dari
kitab dari kerajaan Nabi Sulaiman. Dia berkata: "Wahai masyarakat, siapakah di antara
kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang
kepadaku sebagai orang-orang yang muslimin ?".
Berkatalah 'Ifrit dari golongan Jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum kamu beranjak dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku
benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya".
Berkatalah seorang yang mempunyai pengetahuan dari kitab: "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:"Ini karunia Tuhanku untuk menguji
aku apakah aku bersyukur atau mengingkari ? Dan barangsiapa yang bersyukur maka
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka
sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. 27:38-40)
Dr. Yahya Sa'id al-Mahjari, seorang sarjana Muslim Arab dari Mesir yang sekarang
bertugas sebagai konsultan utama tentang keadaan energi dan lingkungan pada pusat
Pengkajian Teknologi di Finlandia mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh orang
tersebut dipandang dari sudut ilmu pengetahuan modern yang ada pada kita sekarang ini
benar-benar suatu langkah maju sekali.
Pertama, dia telah mengubah singgasana Ratu Saba' menjadi semacam energi
/tidaklah penting apakah energi itu berupa panas seperti yang kita dapatkan dari peralatan
atomik model sekarang yang berkapasitas rendah/ namun suatu energi yang menyerupai
listrik atau cahaya dapat dikirim lewat gelombang listrik magnetik.
Kedua, ia berhasil mengirim energi itu dari negri Saba' di Yaman kenegri Nabi
SUlaiman di Palestina. Karena kecepatan penyebaran gelombang listrik magnetik sama
dengan kecepatan cahaya, yaitu 300.000 km perdetik, maka waktu yang ditempuh energi
itu untuk sampai kenegri Nabi Sulaiman adalah kurang dari satu detik, meskipun jarak
antara Saba' dan kerajaan Nabi Sulaiman mencapai 3.000 kilometer.
Ketiga, ia mampu mengubah energi itu, ketika tiba dikerajaan Nabi Sulaiman,
menjadi materi sama persis seperti gambaran materi sebelumnya /proses materialisasi/,
artinya, setiap benda, bagian dan atom kembali kebentuk dan tempat asalnya semula.
Sesungguhnya energi /at-thaqqah/ dan materi /al-maddah/ adalah dua bentuk
berbeda dari benda yang sama. Materi bisa berubah menjadi energi dan sebaliknya.
Manusia saat ini telah berhasil mengubah materi menjadi energi dalam berbagai
perlengkapan atau peralatan dengan memanfaatkan energi atom antara lain melahirkan atau
memproduksi energi listrik untuk kemaslahatan peradaban manusia banyak.
Meskipun demikian, kemampuan manusia dalam mengubah materi menjadi energi
masih berada dalam tahap perbaikan serta pengembangan. Demikian pula, manusia telah
berhasil kendatipun dalam kadar sangat minim dan rendah, mengubah energi menjadi
materi dengan alat yang disebut Akselerator partikel /particel accelerator/.
Walaupun demikian, kadar kemampuan dalam hal itu masih terus ditingkatkan dan
disempurnakan, sehingga kita akan sampai pada satu kesimpulan, pengubahan materi
menjadi energi dan sebaliknya merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan secara ilmiah
dan praktis.
Jika manusia kelak bisa melakukan perubahan antara materi dan energi dengan
mudah, maka pasti ia akan menghasilkan perubahan total dan mendasar. Bahkan, boleh
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
jadi, manusia melahirkan revolusi besar-besaran dalam kehidupan modern sekarang. Salah
satu sebab yang memungkinkan pengiriman energi adalah menggunakan kecepatan cahaya
pada gelombang mikro ketempat mana saja yang kita inginkan, yang kemudian kita ubah
kembali menjadi energi.
Dengan cara itu, kita bisa mengirim peralatan atau perlengkapan apa saja, bahkan
rumah berikut isinya bisa dipindahkan kedaerah mana saja dimuka bumi ini menurut
pilihan kita atau malah dipindahkan kebulan atau Mars sekalipun hanya dalam beberapa
detik atau beberapa menit saja, sebagaimana yang sering kita tonton dalam serial televisi
StarTrex.
Tetapi satu hal yang masih diakui sebagai kendala utama oleh para sarjana fisika
untuk membuktikan mimpi ini adalah menggabungkan dan merangkaikan bagian-bagian
atau atom-atom partikel dalam bentuk aslinya secara sempurna sehingga setiap atom
diletakkan pada tempat semula sebelum atom itu diubah menjadi energi guna melakukan
tugas pokoknya.
Masih ada kesukaran lain yang harus dihadapi oleh Sains modern, yaitu
kemampuan menghimpun gelombang elektro magnetik yang ada sekarang, yang
tampaknya hanya 60% saja. Ini disebabkan berpencarnya gelombang itu diudara.
Mengubah materi menjadi gelombang mikro telah tercapai sekarang ini dengan
metode yang ditempuh manusia dalam bentuk aslinya yang memerlukan pengubahan
materi menjadi energi panas, lalu energi mekanik kemudian energi listrik dan terakhir
dikirimkan lewat gelombang mikro.
Itulah sebabnya kita mendapatkan bahwa bagian terbesar dari materi yang kita
dahulukan membuatnya itu tercerai-berai dicelah-celah perubahan tersebut, dan sisanya -
hanya bagian kecil- saja yang dapat kita kirimkan lewat gelombang mikro. Kemampuan
pengubahan energi mekanik menjadi energi listrik tidak akan lebih dari 20%.
Meskipun kita telah melewati kelemahan teknologi sekarang dalam mengubah
uranium menjadi energi, maka yang berubah menjadi energi itu hanyalah bagian kecil dari
uranium. Sementara sisanya ada pada panas nuklir yang memancarkan energinya pada
ribuan dan jutaan tahun dan berubah menjadi anasir lain sehingga akhirnya menjadi timah.
Jika saja kita bisa memanfaatkan sebagian lagi dari materi yang tercerai-berai itu,
tentulah berarti jika kita mulai membuat singgasana Ratu Saba', lalu kita ubah menjadi
energi melalui suatu metode tertentu dan kita kirimkan energi ini via gelombang mikro
kemudian gelombang ini kita terima lagi lalu kita ubah sekali lagi menjadi energi atau
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
diubah menjadi materi, maka kita tidak akan mendapatkan lebih dari 5% dari singgasana
Ratu Saba' itu.
Sisanya tercerai-beraikan dicelah-celah perubahan-perubahan itu jika kita lihat
kemampuan paling minimal dalam praktik ini. Yang 5% dari materi asli itu tidak akan
cukup untuk membangun satu bagian kecil saja dari singgasana Ratu Saba', baik kakinya
maupun tangannya.
Namun hasil yang dicapai oleh prajurit Nabi Sulaiman itu adalah 100% sehingga
sang Nabi sendiri berkata sebagaimana disebutkan dalam AlQur'an, Ia berkata: Ubahlah
singgasananya itu; Akan kita lihat apakah dia mengenalinya ataukah tidak. Maka tatkala ia
datang ditanyakanlah kepadanya:"Serupa inikah singgasanamu ?" Dia menjawab:"Seakanakan
singgasana ini adalah singgasanaku ! kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan
kami adalah orang-orang yang berserah diri". (QS. 27:41-42)
Sayangnya, sebagaimana yang umum terjadi disetiap negri yang makmur, akan
selalu ada kelompok-kelompok tertentu yang iri dan dengki dengan keberhasilan orang
lain, begitupula halnya dengan pemerintahan Nabi Sulaiman, ada orang-orang yang ingkar
kepada Allah dan kenabiannya mengatakan hal-hal yang mereka buat-buat :
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh *****-***** tentang kerajaan
Sulaiman padahal Sulaiman tidaklah kufur, melainkan *****-***** itu yang kufur. Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan yang diturunkan atas dua orang berkuasa di Babilon
bernama Harut dan Marut. Padahal tidaklah keduanya mengajar seseorang sebelum
mengatakan: "kami tidak lain hanya ujian, karenanya jangan kamu kufur". (QS. 2:102)
Sulaiman, adalah seorang yang cerdas dan mumpuni serta mendalam ilmunya, baik
dibidang tekhnologi maupun psikologi, dia juga mengetahui bahwa betapa kekuasaan yang
telah diberikan oleh Allah kepadanya adalah suatu hal yang berat dan penuh tanggung
jawab, ia pesimis bahwa sepeninggalnya kelak kerajaannya akan tetap langgeng, aman
sejahtera sebagaimana sewaktu dia masih ada, selain itu ia juga khawatir bahwa ketinggian
tekhnologi kerajaannya itu akan menimbulkan kekacauan dan malapetaka bagi manusia
jika sampai jatuh ketangan yang tidak bertanggung jawab.
Karenanya Sulaiman dengan kedudukannya sebagai seorang Nabi telah berdoa
kepada Allah :
Ia berkata:"Ya Tuhanku ! berilah perlindungan kepadaku dan karuniailah untukku kerajaan
yang tidak dimiliki oleh siapapun sesudahku, karena Engkau sungguh Yang Maha
pemberi". (QS. 38:35)
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
Sungguh besar perhatian Nabi Sulaiman bagi peradaban manusia, melalui doanya
itu, beliau bukan ingin menghalangi orang lain mencapai peradaban yang tinggi melampui
apa yang dicapainya, melainkan malah ingin menghindarkan kerusakan yang dapat
ditimbulkan oleh kemajuan itu sendiri.
Apa yang telah dicapai oleh Nabi Sulaiman, sebuah kerajaan yang besar dan
megah, beristanakan kaca serta dipenuhi dengan berbagai gedung yang menjulang tinggi
dan pesawat udara canggih berbentuk piring yang kecepatannya dalam sehari dua bulan
perjalanan manusia biasa disertai pula kemampuannya berbahasa binatang sekaligus
mampu mengendalikan prajurit dan buruh tangguh yang terdiri dari Jin dan manusia serta
pasukan burung yang dapat ia perintah menurut apa yang dikehendakinya lengkap dengan
segala kemajuan tekhnologinya, termasuk transformasi.
Bagi Sulaiman angin yang berpusar dan berhembus dengan perintahnya kenegeri
yang telah Kami berkati. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 21:81)
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu
diatur dengan tertib. (QS. 27:17)
Juga segolongan syaitan-syaitan yang menyelam untuknya serta mengerjakan
pekerjaan selain daripada itu; dan Kami peliharakan mereka /bagi Sulaiman/. (QS. 21:82)
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana itu." Maka ketika dia melihat lantai
istana itu, dikiranya kolam, dan disingsingkannya dari kedua kakinya. Berkatalah dia
/Sulaiman/:
"Sungguh itu adalah istana licin yang terbuat dari kaca". Berkata dia : "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama
Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (QS. 27:44)
Apa jadinya jika kekuasaan yang dicapai oleh Nabi Sulaiman itu dipegang oleh orang lain
dan dibuat untuk kerusakan sesama manusia ? Sungguh sukar untuk dibayangkan.
Dengan tidak mempersempit pemikiran mengenai fenomena UFO, ETI, dan hal-hal
lainnya yang berbau makhluk luar angkasa, ada satu kemungkinan yang prosentasenya
berbanding sama, bahwa apa yang kita lihat selama ini dengan UFO dan berbagai
fenomena mengelilinginya tidak lain adalah sisa-sisa peradaban yang dilestarikan oleh
para Jin & ***** hingga hari ini dan diajarkan kepada beberapa orang manusia tertentu
/Dajjal ?/ untuk membuat keributan didunia ramai.
Selanjutnya anda bisa membaca secara lebih luas dan dalam mengenai
kemungkinan ini pada buku :Dajjal akan muncul dari segitiga Bermuda karangan
Muhammad Isa Dawud terbitan Pustaka Hidayah 1996, yang dilengkapi dengan berbagai
Artikel Studi Krisis Pemahaman Islam By R4ngg4
dalil dan fakta yang tentunya bentuk penguraian beliau akan berbeda dengan apa yang
saya uraikan dan pahami.
Selain itu, anda juga saya sarankan untuk membaca buku Makhluk Angkasa Luar
& AlQur'an karangan Su'ud Muliadi SM HK, terbitan PT. Garoeda Boeana Indah
Pasuruan, disana anda akan mendapatkan banyak sekali fakta-fakta dan data-data yang
otentik seputar UFO dan kejadian-kejadian yang melingkupinya dari abad keabad.
UFO = Ancient Vimana and Vailixi Aircraft?
Menurut penjelasan manuskrip-manuskrip India kuno, masyarakat mereka ketika itu mempunyai mesin terbang yang dipanggil sebagai "Vimanas".Dari beberapa kajian yang dilakukan , terdapat beberapa jenis pesawat terbang india kuno (Vimana) , diantaranya adalah Rukma Vimana
kira2 gambarnya seperti ini:
http://i143.photobucket.com/albums/r...6/vimana03.jpg
Banyak para penyelidik UFO ingin mengetahui suatu fakta penting. Ketika UFO disebut sebagai kendaraan milik makhluk asing, atau mungkin asalnya dari tentera kerajaan, muncul satu lagi kemungkinan yang mungkin tentang UFO yaitu benda itu berasal dari India dan Atlantis Kuno. Apa yang kita ketahui tentang pesawat terbang orang India kuno datangnya daripada sumber-sumber India kuno yang mencakup penulisan teks yang datangnya dari turun-temurun. Tanpa banyak prasangka bisa kita katakan bahwa kebanyakan teks ini adalah sah dan asli melihat sebagian besar belum lagi diterjemahkan dari bahasa Sanskrit lama.
Maharaja India Ashoka telah mendirikan sebuah organisasi "Sembilan Lelaki Misterius" yang merupakan para ilmuwan terkenal India yang dikatakan mengkatalogkan berbagai jenis sumber-sumber sains. Ashoka telah merahasiakan kerja-kerja mereka semua karena beliau merasa bahwa penemuan ilmiah yang terbaru itu akan terpasung dari sumber
India kuno itu sendiri dan justru yang akan disalahgunakan bagi tujuan peperangan yang kejam yang mana tidak diinginkan oleh Ashoka sendiri. "Sembilan lelaki misteri" telah menulis sembilan buah buku yang saling berkaitan antara satu sama lain.Buku bertajuk "Rahasia-Rahasia Gravitasi" amat dikenali di kalangan sejarawan tetapi tidak dianggap oleh mereka sebagai sesuatu yang berkaitan dengan gravitasi bumi. Ia dianggap masih ada, tersimpan di dalam sebuah perpustakaan rahasia di India, Tibet, atau di mana-mana (mungkin juga berada di sekitar Amerika Utara).
Hanya beberapa tahun silam, rakyat China telah menemui beberapa buah dokumen sanskrit di Lhasa, Tibet serta telah membawanya ke Universitas Chandrigargh untuk diterjemahkan. Dr. Ruth Reyna dari Universitas itu menjelaskan bahwa dukumen itu mengandung petunjuk untuk membuat pesawat luar angkasa! Cara-cara pembuatan mereka , adalah anti-gravitasi dan berasaskan kepada satu sistem analog yaitu "laghima", satu sumber tenaga yang tidak diketahui oleh manusia modern. Menurut ahli Yoga Hindu, "laghima" ini menjadikan seseorang itu mempunyai kemampuan untuk terbang.
Dr.Reyna menjelaskan bahwa pada papan mesin ini yang dikenali sebagai "Astras", dikatakan telah digunakan oleh masyarakat India kuno untuk membawa satu rombongan manusia ke planet lain, sesuai yang tertera pada dokumen tersebut, yang mana dikatakan telah berusia beribu-ribu tahun. Manuskrip itu juga dikatakan telah
memaparkan rahasia "antima" (cara-cara untuk menjadi menghilang) dan "gerima" (bagaimana untuk menjadi seberat gunung). Pada mulanya para ilmuwan India tidak begitu serius dengan kandungan manuskrip tersebut tetapi kemudian mereka menyedari akan hakikat bernilainya manuskrip tersebut apabila negara China mengumumkan bahawa mereka akan memasukkan bagian tertentu dari data manuskrip tersebut ke dalam program kajian angkasa mereka! Ini adalah salah satu contoh pertama kerajaan untuk mengaku membuat kajian tentang anti-gravitasi.
Walaupun manuskrip tersebut memaparkan secara jelas tentang rancangan penjelajahan antar planet dan penjelajahan ke bulan tapi tidak dijelaskan apakah semua perjalananan angkasa itu benar-benar dilakukan.
Walau bagaimanapun satu dari epik terkenal India yaitu Ramayana, mempunyai satu cerita terperinci tentang satu penjelajahan ke bulan dengan menggunakan Vimana (atau "Astra").
Malah epik Ramayana menceritakan dengan terperinci maklumat satu pertempuran di
atas bulan dengan sebuah pesawat "Asvin" (atau Atlantean). Ini adalah suatu bukti mengenai anti-gravitasi dan teknologi kapal angkasa telah digunakan oleh masyarakat kuno India.
Untuk benar-benar memahami teknologi tersebut, kita harus meninjau kembali ke masa lampau, ke Kerajaan Rama di India Utara dan Pakistan yang terbentuk pada masa sekitar 15.000 tahun silam.
Pada masa itu disebutkan bahwa telah muncul kota-kota canggih yang segala sesuatunya teratur secara sistematis mulai dari penataan lanscape sampai saluran air.
Ingat bagaimana kisah Nabi Sulaiman yang menawan Ratu Balqis ? Bagaimana bentuk istananya, sehingga digambarkan apabila kita berjalan di atas lantai istana itu, seolah-olah kita berjalan di atas permukaan air ! Mungkin ini ada kaitannya.
Sedangkan di dalam Al-Quran ada disebutkan tentang mukjizat Nabi Sulaiman yang bisa mengendarai angin.
Ini mungkin berkaitan erat dengan teknologi yang berkembang pada jaman itu.
Bukti keberadaan Rama masih dapat ditemukan di padang pasir Pakistan utara dan India barat. Rama diperkirakan hidup sejaman dengan bangsa di Benua Atlantis. Tujuh buah kota besar yang teragung dalam Kerajaan Rama yang terkenal dengan nama "Tujuh Kota-Kota Rishi" dalam teks klasik Hindu.
Menurut penjelasan teks India kuno, masyarakat ketika itu mempunyai mesin terbang yang dipanggil sebagai "Vimanas!" Epiks India kuno telah menjelaskan sebuah Vimana
sebagai satu pesawat yang mempunyai dua dek dan berbentuk bulatan dengan terdapatnya lubang pada bahagian bawah pesawat dan menara pada bagian atasnya.
Berdasarkan kepada keterangan tersebut kita mungkin akan mengaitkannya dengan piring terbang alias UFO . Vimana dikatakan mempunyai kemampuan untuk terbang dengan kecepatan angin dan mengeluarkan bunyi bermelodi.
Terdapat sekurang-kurangnya 4 jenis bagi pesawat Vimana , sebagian berbentuk piring dan yang lain berbentuk silinder panjang (kapal angkasa berbentuk kerucut).
Masyarakat India kuno yang menghasilkan kapal sendiri, telah menulis tentang manual penerbangan berbagai jenis Vimanas, yang sebagian besar manuskripnya masih dicari-cari para ilmuwan. Sedangkan bgaian manuskrip yang ditemukan malah telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.
Samara Sutradara adalah satu karya sastra ilmiah yang berkaitan dengan keberhasilan perjalanan angkasa dengan menggunakan sebuah Vimana. Terdapat 230 puisi berkaitan dengan cara membuat, perjalanan sejauh seribu batu, pendaratan secara normal, kecemasan, dan kisah penerbangan di antara burung-burung!
Pada tahun 1875, sebuah kitab berjudul Vaimanika Sastra ditulis oleh ilmuwan bernama ditulis oleh ilmuwan Bhara Dewaji yang menggunakan kitab-kitab yang lebih lama sebagai sumbernya. Kitab itu ditemui di dalam sebuah kuil di India dan di dalamnya tercantum keterangan-keterangan yang berkaitan dengan cara mengemudikan Vimana, langkah-langkah penyelamatan, penerbangan jauh, dan perlindungan terhadap
pesawat dari ancaman badai, kilat, dan petir.
Kita itu menjelaskan bagaimana cara menyerap energi matahari. Vaimanika Sastra (atau
Vymaanika-Shaastra) mempunyai delapan peringkat dengan gambar sketsa yang menjelaskan tentang tiga jenis kapal udara, termasuk jenis-jenis yang bisa mudah terbakar atau hancur.
Ia juga menerangkan tentang 31 jenis bagian tertentu bagi kenderaan ini dan 16 bahan
mentah sebagai sumber energinya yang mana bisa juga menyerap cahaya dan tenaga panas yang sesuai untuk menggerakkan Vimana.
Dokumen ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan bisa didapat dengan mengirim surat kepada penerbit Vymaani Dashaastra Aeronotics untuk Maharishi Bharadwaaja.
Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan disunting, dicetak dan dikeluarkan oleh En. G.R. Josyer, Mysore, India, 1979. En. Josyer adalah seorang pengarah bagi
akademi Tehnik Sanskrit Antar Bangsa, terletak di Mysore.
Memang tiada keraguan bahwa Vimana telah digerakkan oleh sumber energi "anti-gravitasi". Vimana lepas landas secara melintang, dan dikatakan mampu untuk beterbangan di langit seperti sebuah helikopter moden. Bharadvajy merujuk bahwa tidak kurang daripada 70 orang pihak pemerintah dan 10 orang pakar penerbangan udara yang terlibat.
Sumber energi ini sekarang telah hilang. Vimana telah disimpan di sebuah Vimana griha, seperti penyangkut, dan dikatakan kadangkala dicat dengan sejenis cat putih kekuningan dan kadangkala dengan sejenis bahan merkuri. Cat putih kekuningan kelihatan mencurigakan seperti gaselin dan mungkin Vimana mempunyai hitungan
sumber energi yang berlainan termasuk mesin penggerak dan malah mesin jet saraf. Adalah menarik untuk diketahui bahwa pihak Nazi juga telah membuat mesin jet saraf praktikal pertama bagi roket V.8 mereka.
Kakitangan Hitler dan Nazi juga dikatakan berminat dengan India kuno dan Tibet sehingga pada awal tahun 30- an telah membawa satu tim ekspedisi ke dua tempat tersebut setiap tahun, sebagai usaha untuk mendapatkan bukti kuat dan tidak mustahil jika dikatakan pihak Nazi mungkin memperoleh panduan ilmiah mereka dari dua sumber
kuno ini.
Merujuk pada Dranaparva yang merupakan sebagian dari epiks Mahabarata dan Ramayana, Vimana digambarkan berbentuk seperti sebuah bentuk bujur dan mempunyai kecepatan yang hebat seperti angin kuat, yang dihasilkan oleh bahan merkuri. Ia bergerak seperti sebuah UFO, ke atas dan ke bawah, ke belakang dan ke depan seperti yang
diinginkan pilot.
Di dalam satu lagi sumber India lain yaitu Samaranganasutradhara telah menjelaskan bagaimana kenderaan ini dibentuk. Pada jaman tersebut telah dikenal pemakaian bahan merkuri sebagai bahan bakar Vimana, melihat gambaran yang dijelaskan oleh buku itu.
Banyak ilmuwan Rusia terheran-heran saat menemukan catatan berupa panduan mengemudikan kendaraan yang tertera di bebeperapa dinding gua di turki dan Gurun Gobi. Dari ukiran dan relief yang terdapat pada potongan tanah liat dan kaca digambarkan bagaimana sebuah kendaraan kosmik melaju. Pesawat terbang antar planet itu dilambangkan dengan segitiga yang di dalamnya terdapat simbol merkuri.
Ini jelas menunjukkan bahwa orang-orang India purba telah mampu mengirim utusan dengan kendaraaan ini dan menjelajahi wilayah Asia, Atlantis, sampai ke Amerika Selatan.
Di Mohenjodaro (Pakistan) terdapat manuskrip yang menjelaskan tentang peperangan Ramayana yang menggunakan segala bentuk persenjataan dan kendaraan terbang semcam itu.
Bayangkan betapa teknologi laser, jet, dan roket telah ada di kerajaan Ramayana sejak jaman dulu dan menghancurleburkan peradaban pada jaman itu. Mari kita simak bait-bait yang tertulis dalam kitab Mahawira dan Bhawabhuti yang berasal dari abad ke-8: "Sebuah kendaraan udara, Pushpaka membawa banyak orang ke ibukota ayodhya. Langit dipenuhi berbagai kendaraan terbang. gelap bagaikan malam, namun terlihat dari cahaya mereka yang kekuningan."
Malangnya Vimana, seperti kebanyakan ciptaan ilmiah yang lain, telah digunakan untuk tujuan peperangan. Orang-orang Atlantis menggunakan kenderaan terbang mereka, "Vailixi" untuk menyerang negeri-negeri lain dan menguasai dunia. Dalam teks kuno India mereka dikenal dengan bangsa Aswins.
Meskipun tak ada catatan tentang pesawat Vailixi dari bangsa atlantis sendiri tapi kedatangan mereka ke India melalui udara banyak sekali diceritakan. Deskripsi Vailixi berbentuk silinder panjang dan selain dapat terbang juga mampu bergerak di
bawah air seperti kapal selam modern. Kendaraan-kendaraan lain, seperti Vimana berbentuk seperti piring dan mungkin juga bisa bergerak di bawah air. Menurut Eklal Kuehshana, penulis "The Ultimate Frontier", dalam satu artikel yang ditulisnya dalam 1966, menyatakan bahwa Vailixi yang paling awal dibuat di Atlantis yaitu kira-kira 20,000 tahun lampau dan bentuk yang paling biasa ialah bentuk piring dengan tiga ruang mesin dibawahnya." "Mereka menggunakan satu peralatan mekanikal yang anti-gravitasi dengan menggunakan tenaga mesin sebesar 80,000 tenaga kuda,"
Dalam teks Mahabarata, salah satu sumber yang menerangkan Vimana, ada yang menjelaskan tentang kemusnahan yang hebat yang menunjukkan kesan dari peperangan tersebut: "...(senjata itu merupakan) satu alat yang mengandung semua energi yang ada di dunia ini. Satu kepulan asap yang besar dan cahaya yang terang benderang bagaikan sinaran dari beribu-ribu matahari telah dihasilkannya...Satu pancaran kilat, satu pembawa pesan maut yang dahsyat, yang menyebabkan kemusnahan seluruh keturunan Vrishni dan Andhaka..mayat-mayat mereka terbakar hangus sehingga tidak dapat dikenal pasti. Rambut dan kuku mereka terlepas; pecah tanpa sebab, dan burung-
burung bertukar menjadi putih.. selepas beberapa jam semua bahan makan turut tercemar.. untuk mengelakkan diri dairpada api itu, para laskar terjun ke dalam sungai untuk membersihkan diri mereka dan peralatan mereka.." Dari penjelasan ini, seolah-olah Mahabrata sedang menggambarkan satu keadaan peperangan menggunakan *** atom!
Kini pihak Barat telah mampu mengungkap sebagian dari rahasia gravitasi .. mereka telah mampu mencipta mesin anti- gravitasi dari penghasil tenaga medan elektromagnetasi yang mereka namakan sebagai levitasi, namun masih belum lagi dipraktikkan..apakah kita dari Asia Tenggara harus bersikap acuh tak acuh saja dengan hal ini? Sadarlah. Rujukan seperti ini bukan hanya satu; peperangan senjata yang menakjubkan dan kendaraan terbang merupakan gambaran biasa dalam
buku-buku epik India. Terdapat sebuah epik yang menggambarkan peperangan Vimana-Vailixi di bulan ! Peperangan yang digambarkan dalam aksi di atas menggambarkan dengan tepat tentang satu kesan letupan atomik dan kesan radioaktif ke atas penduduk.
Ketika kota besar Rishi di Mohenjodaro (Pakistan) ditemukan oleh para arkeologi pada akhir abad yang lalu, mereka melihat kerangka-kerangka yang bergelimpangan di jalan-jalan, ada yang berpegangan tangan, seolah-olah mereka telah dilanda satu malapetaka yang amat dasyhat secara tiba-tiba. Pada kerangka-kerangka tersebut terdapat
sisa radioaktif yang tinggi, sama dengan yang dijumpai di Hiroshima dan Nagasaki. Dari kota-kota kuno yang dibuat dari batu-bata dan batuan yang telah berubah bentuk, yaitu di India, Irlandia, Scotlandia, Perancis, Turki dan beberapa tempat lain, tiada penjelasan yang logik mengenai perubahan itu melainkan akibat ledakan atomik.
Selain itu, di Mohenjo-Daro, sebuah kota besar yang terancang di dalam bentuk grid, dengan sistem saluran yang lebih baik daripada yang terdapat di Pakistan dan India, jalan-jalannya dipenuhi dengan serpihan "kaca-kaca hitam". Serpihan tersebut kemudiannya dikenal pasti sebagai tanah-tanah liat yang telah cair akibat kepanasan yang melampaui batas.
Pasca tenggelamnya Atlantis dan kemusnahan Rama akibat senjata atomik, dunia untuk sesaat kembali ke zaman batu seperti beberapa ribu tahun sebelumnya. Namun begitu, nampaknya bukan semua Vimana dan Vailixi milik Rama dan Atlantis yang hilang. Karena diciptakan untuk berfungsi selama beribu-ribu tahun, kebanyakan masih bisa
digunakan, seperti yang terdapat dalam karyatulis "Nine Unknown Men", Ashoka, dan manuskrip Lhasa.
Yang menarik adalah terdapat satu petikan sejarah yang menyatakan bahwa semasa Iskandar Yang Agung menyerang India lebih daripada dua ribu tahun lalu, pasukannya telah diserang dengan "perisai yang berterbangan dan bercahaya" yang menakutkan pasukan tentera dan pasukan berkudanya. Walau bagaimanapun "piring-piring terbang" itu tidak menggunakan sembarang *** atom atau senjata lain ke atas laskar Iskandar.
Di masa itu juga Iskandar menawan India Ramai. penulis yang menyatakan bahwa kebanyakan masyarakat rahasia telah menyimpan sebagian Vimana dan Vailixi mereka di dalam gua-gua rahasia di Tibet atau tempat-tempat lain di Asia Tengah dan Gurun Lop Nor di barat China yang sampai sekarang dikenal sebagai pusat suatu misteri UFO
yang besar. Mungkin di situlah kebanyakan kapal angkasa disimpan, di pangkalan bawah tanah yang dibangun oleh pihak Amerika, Inggris, dan Rusia beberapa dekade yang lalu. Namun kemunculan UFO di masa sekarang yang begitu sering tetap saja menyisakan banyak pertanyaan tentang aktivitas mereka.
Beberapa concept art dari jenis-jenis Vimana India Kuno.Salah satunya terdapat jenis Vimana yang berbentuk menyerupai UFO!!
Dalam buku yg berjudul Kereta Kuda Dewa-dewa karya Von Daniken , yg mengajak kita memperhatkan pada Kitab Suci. Ia menyarankan kepada kita untuk memeriksa ulang banyak dari ‘cerita-cerita’ dalam terangnya di dalam pengalaman modern kita dalam fenomena UFO. Secara khusus ia menarik perhatian kita pada Kitab Yehezkiel dalam Perjanjian Lama. Dalam tulisan khusus ini peramal menceritakan kisah di abad keenam mengenai penglihatan sebuah ‘Kereta Kuda yang Menyala-nyala’ yang turun di padang gurun di tepi Sungai Chebar di Babilonia. Kereta tersebut berwarna coklat kekuning-kuningan, kata sang peramal, warna logam dan dikelilingi oleh api yang menutupi kereta itu sendiri. Kemudian, ia menggambarkan bagaimana empat objek keluar dari awan misterius, sebuah roda di dalam roda dengan selingkaran mata, dan dari dalamnya keluar empat makhluk yang menyerupai manusia dengan pakaian dari kuningan yang bersinar-sinar, dengan pintu surga kristal di atas kepala mereka.
Menurut sejumlah orang, Yehezkiel mungkin saja sedang menggambarkan sebuah pertemuan yang biasa dengan UFO/alien. Dan untuk membuktikan teori ini lebih jauh lagi, setelah membaca mengenai ‘pertemuan UFO’ Yehezkiel dalam buku Von Daniken, seorang insinyur NASA, Joseph Blumrich, cukup tertarik untuk mempelajari kisah tersebut lebih lanjut. Kemudian ia dikutip mengatakan bahwa UFO Yehezkiel memiliki ‘…dimensi yang sangat luar biasa dan termasuk dalam tahap teknologi yang manusia modern tidak akan capai dalam beberapa puluh tahun lagi’!
Dan tetap dalam Kitab Suci, apakah bahkan para malaikatpun adalah ET? Dikatakan bahwa mereka adalah ‘pembawa pesan’ dari Allah dan datang dari langit. Para pakar UFO mengingatkan kita bahwa Danial menyebut mereka ‘para pengawas’ dan tertulis bahwa mereka diijinkan untuk menikahi dan memakan makanan manusia. Dan bagaimana mengenai tangga Yakub? Dalam bukunya Pencarian Makhluk Luar Angkasa, Alan Landsburg mengingatkan kita bagaimana Yakub ‘…mulai bermimpi, dan lihat! Ada sebuah tangga yang diletakkan di atas bumi dan puncaknya mencapai ke langit; dan lihat! Ada malaikat-malaikat Tuhan yang naik turun di atasnya.’ Apakah mungkin Yakub melihat ET menggunakan alat transportasi angkasa jaman dahulu ke dan dari bumi? Dan bagaimana mengenai peramal lainnya dalam Perjanjian Lama, Elia? Pada waktu dikatakan bahwa ia dibawa ke langit dalam sebuah ‘kereta kuda yang berapi-api’, sejumlah orang mengatakan, bahwa ini mungkin adalah sebuah jargon umum kitab suci untuk mengatakan bahwa ia meninggalkan bumi dalam sebuah UFO.
Para peneliti mengatakan bahwa tulisan-tulisan Sansekerta India kuno, juga, memberikan bukti yang berharga bagi teori kunjungan ET ke bumi di jaman dahulu. Banyak tulisan-tulisan Vedic dan Hindu kuno yang menyebutkan mesin-mesin terbang besi yang disebut Vimana. Bahkan dinyatakan bahwa ada sebuah tulisan kuno yang menceritakan secara detil bagaimana membuat pesawat-pesawat yang menakjubkan ini dan pelajaran latihan menerbangkannya! Tetapi Anda menanyakan, lupakanlah pesawat terbang canggih seperti itu, bagaimanakah orang-orang jaman dahulu itu bisa sampai pada teknologi untuk membuat sebuah mesin terbang? Baiklah, jelas hanya dengan bantuan makhluk-makhluk dengan teknologi yang lebih tinggi yang berasal dari dunia yang lain, kata pendukung UFO kuno.
Lukisan-lukisan gua dan pahatan-pahatan primitif dari seluruh dunia menyediakan bukti yang lebih jauh juga, kata para peneliti. Di Lussac, Perancis, misalnya, ada lukisan-lukisan dinding kuno mengenai orang-orang yang berpakaian apa yang para ahli UFO nyatakan mungkin saja adalah baju-baju jaman modern Lukisan-lukisan yang mengejutkan tersebut ditemukan dalam di gua-gua yang gelap. Banyak dari gua-gua tersebut sekarang terletak di bawah air, dan lukisan-lukisan tersebut juga dalam posisi seperti itu, merupakan sebuah misteri bagi para ahli bagaimana para pelukis itu mencampurkan cat mereka dan membuat karya-karya tersebut.
Tetapi siapakah model bagi para pelukis primitif ini? Siapakah orang-orang yang berpakaian kontemporer yang orang-orang primitif gambarkan dengan susah payah ini? Lebih jauh lagi, bagaimanakah mereka membuat lukisan-lukisan tersebut? Apakah mereka menggunakan cermin untuk memantulkan cahaya ke dalam kegelapan gua-gua tersebut? Ataukah mereka memiliki teknologi yang lebih canggih?
Ada juga lukisan-lukisan yang sangat mirip yang ditemukan di seluruh dunia. Misalnya di Afrika Selatan, ada satu lukisan yang dikenal sebagai ‘Perempuan Putih dari Brandenberg’. Perempuan yang satu ini digambarkan mengenakan pullover pendek, sarung tangan, karet elastis pada kaus kaki, dan sandal. Di belakangnya adalah sesosok pria dengan semacam pipa di tangannya dan memakai semacam helm. Para pakar UFO bertahan dengan pendapat bahwa adalah mungkin bagi seorang pelukis primitif untuk meramalkan orang-orang mengenakan pakaian seperti itu. Jadi siapakah model-model untuk karya seni kuno yang luar biasa seperti itu?
Menurut para pakar UFO ada juga contoh-contoh bukti yang tiada habisnya mengenai kunjungan ET di jaman dahulu di atas keramik. Emas Milik Dewa-dewa, juga karya penulis Erich Von Daniken, ada sebuah potret vas Maya kuno yang percis menggambarkan seorang astronot perempuan. Sosok yang terbang tersebut nampak mengenakan sejumlah atribut dari profesi tersebut – ikat pinggang lebar di sekeliling perutnya dan peralatan yang dililitkan di punggungnya. Keramik yang didekorasi dengan ‘orang ruang angkasa’ juga ada, kata sang penulis, diperlihatkan di museum-museum di Turki dan Madrid.
Laporan yang cukup tua mengenai kehidupan di langit lain ialah berasal dari abad ke-15 SM, yg tertera dalam buku harian Thutmosis III (Fir'aun Mesir kuno , 1504-1450 SM).Laporan dlm papirus tulli tsb adalah sbb:
"Dalam tahun duapuluh dua , dalam bulan kedua musim dingin,pada jam keenam bulan hari itu....para penulis dari rumah kehidupan melihat adanya sebuah lingkaran api yg muncul di angkasa.Dia tidak memiliki kepala dan nafasnya berbau busuk (maksudnya asap yang keluar dari benda tsb), panjang 1 rod (5 meter) , lebarnya 1 rod.Dia tidak bersuara.Karena kebingungan mereka bertiarap...Mereka menghadap Fir'aun untuk melaporkan apa yang telah mereka lihat.
Baginda Raja merenungkan dan memikir-mikir persoalan itu.Sementara...beberapa hari kemudian benda-benda itu bertambah banyak di angkasa.Angkatan perang Fir'aun terus mengawasi benda-benda itu tatkala Baginda Raja berada ditengah tengah mereka. Waktu itu adalah waktu setelah makan malam.LIngkaran api itu kemudian semakin naik lebih tinggi di angkasa menuju ke selatan.Ikan dan Itik berjatuhan dari udara.Dan Fir'aun menyuruh mengambil kemenyan,yang kemudian dibakarnya untuk mendapatkan keamanan dan ketentraman dalam kehidupan rakyatnya.."
http://i143.photobucket.com/albums/r...taliensbj1.jpg
........Jadi, apakah ET mengunjungi bumi di jaman purbakala? Apakah mitos dan legenda merupakan kisah saksi mata mengenai nenek moyang kita bertemu dengan UFO dan makhluk-makhluk dari planet-planet yang jauh ataukah sekadar dongeng untuk anak-anak dan tidak bisa dipercaya sebagai kebenaran? Pada waktu kita membaca mengenai ‘malaikat-malaikat’, ‘kereta-kereta kuda yang menyala-nyala’, dan ‘mesin-mesin besi yang terbang’ dalam Kitab Suci dan tulisan-tulisan suci lainnya, apa yang kita dapatkan dari itu semua? Bagaimana kita menjelaskan lukisan-lukisan gua kuno, keramik, dan pahatan, yang nampaknya menggambarkan pria dan perempuan ruang angkasa purbakala? Apabila orang primitif hanya sekadar menggambarkan inspirasi seninya dari kehidupan yang sebenarnya, siapakah model-modelnya untuk karya seni yang mengejutkan tersebut?
Kebenaran, dulu sekali seseorang pernah mengatakannya, seringkali lebih aneh daripada fiksi. Apabila, seperti yang dinyatakan oleh sejumlah bukti yang diajukan para pakar UFO, manusia purbakala benar-benar dikunjungi oleh makhluk-makhluk dari planet-planet lain, peribahasa tua tersebut akan benar-benar terbukti luar biasa bijak dan tepat.
Adakah Kehidupan Manusia di Planet Lain?
Allah menciptakan manusia sudah dilengkapi dengan Petunjuk-Nya, sehingga manusia tidak perlu
repot-repot mencari atau menyusun Hukum dalam menjalani hidupnya, bahkan tinggal meneliti dan
mempelajari Petunjuk Allah untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan Hukum Allah itu
menerangkan hal-hal yang berlaku sampai nanti kehidupan di Akhirat.
Dalam era globalisasi dan informasi sudah saatnya bagi umat Islam untuk berpikir kritis dan dinamis demi
kemajuan Islam. Hal yang perlu dipahami bahwa sesungguhnya Al Qur’an bukan hanya menerangkan
ibadah saja, tetapi lebih jauh dia juga menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu tingkat tinggi
yang justru lebih lengkap dan sempurna. Akan tetapi selama ini yang dipelajari para ilmuwan Muslim baru
sebatas hal yang berkaitan dengan ibadah, dikiranya Al Qur’an tidak mampu menerangkan hal-hal
berkaitan dengan segala yang ada di semesta. Padahal kalau Al Qur’an dipahami dengan
sungguh-sungguh maka akan muncul Sarjana-sarjana Al Qur’an dari berbagai disiplin ilmu yang
berkualitas tinggi dan handal. Dengan begitu Ilmu Pengetahuan akan maju pesat sejalan dengan tingkat
kemampuan dalam pemahaman Al Qur’an oleh para pemeluk Islam atau para Ilmuwan itu sendiri.
Kenapa demikian? Karena proses dan langkah yang dilakukan oleh orang yang memahami Al Qur’an
akan berbeda dengan yang tidak memahami. Setiap orang Islam yang memahami Al Qur’an dalam
melakukan penelitian tentang apapun senantiasa mendasarkan Petunjuk Allah dalam Al Qur’an,
sehingga semuanya akan berjalan dengan kepastian dan tidak meraba-raba. Sementara orang yang
tidak mengenal Al Qur’an akan berjalan dengan mencari-cari dan meraba-raba walaupun akhirnya
diantara mereka juga ada yang menemukan tapi prosesnya sangat panjang dan cukup lama.
Al Qur’an merupakan wahyu dari Allah yang sengaja diturunkan sebagai petunjuk bagi semua manusia
sampai akhir zaman. Petunjuk itu meliputi ibadah, muamalah dan juga tentang berbagai Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi tingkat tinggi termasuk didalamnya tentang ruang angkasa. Namun pada
umumnya manusia kurang mengerti makna dari petunjuk itu, sehingga mereka memahami dengan
cara-cara tradisional dengan melakukan upacara-upacara tertentu secara turun temurun, secara hafalan
tanpa mengetahui apa yang mereka hafal itu. Cara seperti itu berjalan sangat lamban tanpa
perkembangan bahkan cenderung mundur. Hal seperti itu sudah berjalan cukup panjang selama ratusan
atau mungkin sudah ribuan tahun, karena memang Al Qur’an diturunkan hampir 1.500 tahun yang lalu.
Sebagai bahan pemikiran maka perhatikan petunjuk Allah SWT berikut ini:
*Surat Al-Maidah (5) ayat 3:
Hari ini kami sempurnakan bagimu agamamu dan Aku cukupkan nikmat-Ku untukmu dan Aku ridho Islam
menjadi agamamu…..
*Surat Al-An’am (6) ayat 115
Dan selesailah (sempurnalah) Kalimat Tuhanmu dengan benar dan adil, tiada perubahan bagi
Kalimat-Nya. Dia mendengar mengetahui.
*Surat Ar-Rum (30) ayat 30
Dirikanlah wajahmu untuk agama itu sempurnanya, fitrah Allah yang memfitrahkan manusia atasnya,
tiada perubahan bagi ciptaan Allah, itulah agama yang kokoh (tegak). Tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.
*Surat At-Taubah (9) ayat 32
Mereka ingin memadamkan Nur (petunjuk) Allah dengan mulut mereka dan Allah menolak kecuali
menyelesaikan petunjuk-Nya, walaupun orang-orang kafir merasa benci.
*Surat An-Nahl (16) ayat 89
Pada hari Kami bangkitkan pada setiap umat, pemberi bukti atas mereka dari diri mereka, dan Kami
datangkan kamu pemberi bukti atas orang-orang itu. Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al Qur’an) yang
menerangkan atas tiap sesuatu serta petunjuk dan rahmat dan kegembiraan bagi Muslimin.
Dari ayat-ayat tersebut diatas dapatlah dipahami bahwa sesungguhnya Al Qur’an itu telah lengkap,
sempurna, benar dan adil tidak ada perubahan sepanjang masa serta menerangkan semua persoalan
yang ada di semesta raya ini. Namun kebanyakan manusia belum sepenuhnya mengakui dan meyakini
atas kebenaran Al Qur’an, karena minimnya informasi yang diperoleh dari Ayat-ayat Al Qur’an. Sebagian
dari umat Islam sendiri masih berpendapat bahwa Al Qur’an belum lengkap karena masih bersifat global,
padahal Al Qur’an sendiri menyatakan lengkap sempurna.
Jika orang diberi informasi tentang Al Qur’an umumnya mereka menolak dengan alasan yang tidak logis.
Seharusnya kalau kita belum sanggup untuk memahami dengan benar janganlah cepat-cepat membuat
vonis bahwa dalam Al Qur’an tidak ada dalilnya, justru kita dituntut untuk lebih giat meneliti agar
memperoleh keterangan yang logis sesuai dengan maksud yang sebenarnya, karena pemahaman
manusia itu berkembang sesuai dengan tingkat peradaban yang berlaku secara bertahap.
Misalnya tentang adanya masyarakat manusia di planet lain di luar Bumi ini, orang-orang barat begitu
serius mengadakan penelitian dengan biaya yang sangat mahal dan mereka yakin bahwa diluar Bumi ini
pasti ada kehidupan atau ada makhluk hidup. Padahal sebenarnya jauh-jauh sebelumnya Al Qur’an telah
memberikan informasi yang menunjukkan bahwa di planet selain Bumi ini juga telah berkembang
masyarakat manusia seperti halnya di Bumi ini. Sementara para ilmuwan muslim hanya bertindak selaku
penonton dan menunggu hasil penelitian orang Barat.
Sebenarnya sejak 15 abad yang lalu Al Qur’an telah menerangkan berbagai persoalan yang ada di jagad
raya ini, cuma masalahnya sistem pendidikan yang selama ini diajarkan hanyalah berupa hafalan-hafalan
sehingga pada umumnya anak didik kita banyak yang tidak bisa memahami tentang sesuatu. Seringkali
orang dipaksa untuk percaya begitu saja secara taklid buta walaupun kadang-kadang keterangan yang
disampaikan tidak sejalan dengan pemikiran secara wajar. Ironisnya para Sarjana kitapun masih banyak
yang kurang kritis dan teliti, bahkan mereka juga mengikuti pemahaman ratusan atau bahkan ribuan
tahun yang lalu, sehingga posisi kita sering selalu ketinggalan, terutama dalam hal Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
Bahkan tidak jarang para ‘Ulama kita pun dalam menjelaskan tentang sesuatu sering menemui jalan
buntu dan terbentur pada hal-hal yang tidak terjawab, akibatnya orang hanya percaya tanpa mengerti
yang dipercayai bahkan sering bertentangan dengan alam pikirannya sendiri. Padahal yang namanya
“SOAL” pasti ada “JAWABNYA”, maka sekali lagi bahwa Al Qur’an pasti bisa menjawab segala persoalan
(periksa kembali Surat An-Nahl (16) ayat 89).
Selama ini kita telah terkunci oleh doktrin-doktrin (ajaran) yang disampaikan oleh orang tua kita, atau
seorang yang dituakan, para guru atau Mubaligh, Kyai dan yang sejenis itu. Karena umumnya orang
beranggapan bahwa apapun yang disampaikan oleh mereka itu pasti benar dan tidak pernah ada yang
salah. Kalau kita mau memperhatikan kondisi di sekitar kita, bahwa saat sekarang ini umat Islam bahkan
para Da’i kita pun jarang sekali menggunakan Al Qur’an sebagai rujukan dalam menjawab setiap
persoalan.
BENARKAH ADA KEHIDUPAN MANUSIA DI PLANET LAIN?
Jika hal ini ditanyakan kepada seseorang di antara kita, ternyata satu sama lain memberikan jawaban
yang berbeda. Tetapi kebanyakan di antara mereka memberikan jawaban tidak ada, belum yakin,
ragu-ragu karena dikatakan oleh mereka bahwa sekarang ini Amerika atau orang Barat belum
menemukan. Inilah kenyataan yang terjadi, bahwa orang cenderung lebih percaya kepada orang Amerika
daripada kepada Wahyu yang ada dalam Al Qur’an.
Hal demikian memang wajar-wajar saja, karena:
1. Pihak Amerika-lah yang memang getol mengadakan penelitian tentang keadaan ruang angkasa, maka
mereka yang dianggap lebih mengetahui kondisi ruang angkasa itu.
2. Dari hasil penelitian pihak Amerika maupun Negara lain yang juga menyelidiki ruang angkasa belum
ada tanda-tanda tentang kehidupan di luar Bumi ini.
3. Para ilmuwan Muslim sendiri hampir tidak ada yang mengadakan penelitian ke ruang angkasa,
sehingga mereka lebih baik menunggu hasil penelitian mereka.
4. Para ilmuwan Muslim dalam penyelidikan tentang Al Qur’an barangkali masih belum menyeluruh,
sehingga kalau diberi informasi tentang Kitab Sucinya sendiri masih ragu, bahkan cenderung menolak
karena kata mereka di Al Qur’an tidak ada yang menyatakan begitu.
Itulah fenomena yang terjadi dalam masyarakat kita, terutama masyarakat Islam sendiri karena
kurangnya informasi tentang Al Qur’an, tetapi anehnya kalau diberi tahu tentang Al Qur’an juga belum
tentu mau menerima atau paling tidak merupakan bahan kajian, tetapi itulah faktanya. Sementara bagi
orang-orang yang memang benar-benar beriman kepada penjelasan Allah yang disampaikan oleh Nabi
tentu menanyakan kepada Nabi. Akan tetapi karena sekarang Nabi sudah tiada, maka kita harus
menanyakan kepada yang mengutus Nabi yaitu Allah dimana Allah telah menjelaskan semua itu melalui
Wahyu dalam Al Qur’an.
Memang dalam menanggapi keterangan yang sangat mengejutkan ini haruslah dengan kejernihan hati,
dan jangan ditanggapi dengan keangkuhan kepala (otak), dengan hati yang jernih, maka kepala pun
akan dingin. Ada beberapa hal yang perlu dipahami secara cermat dan hati-hati agar kita benar-benar
memperoleh pengertian yang sewajarnya dan dimengerti oleh semua pihak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Pengertian tentang DUNIA.
2. Pengertian tentang SAMA’/SAMAWAT.
3. Pengertian tentang DABBAH.
DUNIA
Selama ini orang menganggap seolah-olah yang dimaksud dunia ini hanyalah Bumi ini saja, padahal
dunia itu begitu luasnya, sedangkan Bumi ini hanyalah merupakan debu yang sangat kecil jika
dibandingkan dengan dunia. Dunia adalah semesta raya ini dan bukannya hanya Bumi saja, karena itu
kalau kita sering mendengar bahwa dunia ini nantinya akan dihancurkan pada hari kehancuran total
dengan istilah “Yaumus Sa’ah”, maka yang dihancurkan bukan hanya Bumi ini, tetapi seluruh jagad raya
yang ada di semesta ini.
Semesta raya ini terdiri dari milyaran Bintang, setiap Bintang di angkasa merupakan satu solar sistem
(Tata Surya). Oleh karena itu hendaklah kita merubah cara berpikir dalam memahami suatu persoalan
sehingga pengertian itu bisa diterima oleh pikiran secara wajar dan sejalan dengan ilmu pengetahuan.
Informasi yang selama ini telah berkembang di kalangan masyarakat, baik masyarakat Islam maupun
umum bahwa Hari Qiyamat itu adalah hari kehancuran total, padahal pengertian seperti itupun harus
diadakan koreksi, agar bisa dipahami secara rasional. Sehubungan dengan hari kehancuran total ada
dua istilah yang harus dipahami dengan hati yang jernih yaitu: Yaumul Qiyamah dan Yaumus Sa’ah.
Qiyam artinya “berdiri” sedangkan Sa’ah artinya “waktu”. Maka Hari Qiyamat adalah suatu hari berdiri
atau hari kebangkitan di akhirat nanti, maka dia bukanlah hari kehancuran total. Sedangkan Sa’ah yaitu
hari dimana yang hidup ini akan mati, termasuk dunia atau jagad raya ini akan dihancurkan maka itulah
yang dimaksud dengan Yaumus Sa’ah atau hari kehancuran total tadi. Maka antara Hari kehancuran total
dengan hari kiamat jelas waktunya sangat berbeda. Pemahaman demikian juga termasuk point tentang
pengertian suatu istilah dalam Ayat Al Qur’an. Jika dalam memahami suatu istilah kurang tepat maka
akan terjadi kesalahan dalam penentuan kesimpulan.
Maka semakin jelas bahwa yang dimaksud dengan DUNIA adalah semesta raya ini atau jagad raya ini
dan bukan Bumi ini saja. Sebagai bahan penganalisaan perhatikan petunjuk Allah dalam surat Al-Mulk
(67) ayat 5 berikut ini :
*Terjemahan Departemen Agama RI. Pelita II/1977-1978:
Sesungguhnya kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan
bintang-bintang itu alat pelempar *****. Dan Kami sediakan mereka siksa Neraka yang menyela-nyala.
*Terjemahan Lembaga Percetakan Al Qur’an Raja Fahd di Madinah al Munawarah; Surat Mulk ayat
5, hal 956:
Sesungguhnya Kami telah menghiasai langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan
bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa Neraka yang
menyala-nyala.
*Selanjutnya terjemahan Proff. Mahmud Yunus, penerbit Alma ‘Arif, Bandung:
Sesungguhnya Kami hiasi langit yang hampir ke dunia dengan beberapa pelita (bintang-bintang) dan
Kami jadikan tahi-tahi bintang untuk pelempar syetan-syetan, dan Kami sediakan untuk mereka siksa
neraka.
Secara wajar Ayat tersebut sebaiknya diartikan sebagai berikut: “Dan sungguh Kami hiasi ANGKASA
DUNIA = angkasanya semesta raya (langitnya semesta raya ini) dengan bintang-bintang (pelita-pelita)
dan Kami jadikan dia (bintang-bintang itu) ancaman (rujuman) bagi *****-*****. Dan kami sediakan atas
mereka siksa yang membakar”.
Jika “sama’a dunya” diartikan dengan “langit yang dekat dengan Bumi” atau “langit yang hampir ke dunia”
maka langit manakah yang jauh dari dunia, atau bahkan pengertian dunia seolah-olah hanyalah Bumi ini.
Maka semestinya dia harus diartikan “angkasa dunia”, dia adalah angkasanya atau langitnya semesta
raya ini dan bukan hanya langitnya Bumi.
Jadi petunjuk Allah pada surat Al-Mulk (67) ayat 5 tersebut diatas memberikan penjelasan kepada
manusia bahwa semua bintang-bintang itu merupakan hiasan yang sangat indah yang ada di angkasa
atau langitnya dunia atau langitnya semesta raya. Coba perhatikan ketika malam hari betapa jumlah
bintang yang milyaran itu tak terhitung banyaknya, sangat indah menghiasi angkasa (langit) di semesta
raya jika dipandang dari Bumi maupun dari planet lain. Semua bintang itu tidak hanya diatas Bumi saja
tetapi tersebar di seluruh jagad raya, maka benarlah kalau demikian bahwa yang dimaksud dengan dunia
adalah seluruh jagad raya ini, karenanya kalau nanti dunia akan dihancurkan pada Hari Sa’ah adalah
seluruhnya bukan hanya Bumi.
Kemudian dalam Ayat tersebut diatas dijelaskan bahwa bintang-bintang itu merupakan ancaman bagi
*****-*****, tentunya nanti di Akhirat dan bukannya sebagai pelempar *****. Kapan Allah pernah
melempar ***** dengan bintang yang sangat besar itu? Padahal keadaan bintang itu sama dengan
Surya (Matahari) kita, maka ***** mana yang dilempar dengan benda sebesar itu. Untuk memahami
pengertian tentang ***** maka perhatikanlah petunjuk Allah berikut ini:
*Surat Al-Baqoroh (2) ayat 14
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah
beriman.” Dan bila mereka berlalu kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya
kami bersama dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.
*Surat Al-An’am (.6) ayat 112
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia
dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka mewahyukan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
yang mewah fatamorgana. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
biarkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan
Dari dua ayat diatas dapat dipahami bahwa ***** itu adalah terdiri dari ***** jin dan ***** manusia,
maka dia adalah sifat yang dimiliki oleh jin dan manusia yang senantiasa melanggar atau menolak
hukum-hukum Allah, karena itu *****-***** itu diancam dengan Neraka (API) tetapi itu baru ancaman,
dan pelaksanaannya adalah nanti di Akhirat. Tentunya yang berlaku bagi manusia bukanlah ***** jin
tetapi ***** manusia, karena itu banyak Ayat yang menyatakan bahwa ***** itu adalah musuh nyata
bagimu, artinya ***** itu nyata dan kongkrit berupa ***** manusia yang senantiasa menentang hukum
Allah dan mengajak manusia lain untuk kafir atau menolak.
Maka yang dimaksud dengan dunia bukanlah hanya Bumi ini tetapi seluruh semesta atau jagad raya.
Kalau ada orang mengatakan bahwa hidup di dunia ini, berarti hidup di jagad raya ini dan bukan hanya di
Bumi saja. Kalau dunia akan dihancurkan, maka yang dihancurkan bukan hanya Bumi ini saja tetapi
seluruh semesta. Sedangkan Bumi ini hanyalah salah satu planet dari anggota Tata Surya kita,
sedangkan Tata Surya kita ini hanyalah merupakan gugus Bima Sakti berarti hanya bagian kecil dari
Bima Sakti itu.
Coba kita perhatikan ada berapa Galaksi di angkasa itu yang di dalamnya ada milyaran bintang-bintang,
untuk apa semua itu diciptakan Allah kalau dibiarkan kosong tanpa penghuni, Mubazirkan ? padahal
semua itu diciptakan Allah bukan untuk main-main ?
SAMA’/SAMAWAT
Memang benar bahwa berdasarkan arti bahasa bahwa Samawat adalah bentuk jamak dari Sama’ yang
pada umumnya diartikan “langit” atau “angkasa”. Namun sejalan dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, maka sama’ belum tentu selalu berarti langit. Sedangkan yang dimaksud
langit adalah awang-awang kosong begitu luasnya. Tiap-tiap planet memiliki langit, sedangkan
planet-planet itu tak terhitung jumlahnya di semesta raya ini. Di dalam wilayah Tata Surya kita saja ada
10 planet dan baru 9 yang diketemukan dan masing-masingnya memiliki langit.
Sebagai ilustrasi kami berikan keterangan lain yang hampir mempunyai nilai pandang yang sama. Kalau
orang membuat balai untuk tempat tidur yang terbuat dari kayu biasa (bukan Spring Bed) maka ketika
tempat tidur itu dipasang, dibawahnya ada suatu ruangan yang biasa disebut “kolong” atau orang Jawa
bilang “longan”. Ketika orang sedang membuat balai tempat tidur tadi, maka dia sama sekali tidak
merencanakan untuk membuat kolong atau longan tadi. Tetapi setelah tempat tidur itu dipasang maka
mau tidak mau longan atau kolong itu pasti jadi dengan sendirinya. Dan kalau tempat tidur itu dibongkar
maka longan tadi pun akan hilang dengan sendirinya.
Ilustrasi ini seperti halnya langit tadi. Ketika dulunya semesta raya ini belum ada yang ada hanyalah
kekosongan, dan tidak ada yang namanya langit. Tetapi setelah Allah menciptakan seluruh bintang dan
planet-planet itu maka muncullah yang namanya langit tadi. Akan tetapi kalau nantinya Allah menggulung
semua benda-benda angkasa itu maka yang disebut langit itu akan lenyap dengan sendirinya. Maka
Allah tidak pernah menciptakan langit, karena langit itu ada dengan sendirinya. Demikian juga orang
yang membuat tempat tidur tadi tidak pernah membuat longan tetapi jadi dengan sendirinya ketika
tempat tidur itu dipasang. Itulah gambarannya langit menurut logika dan juga menurut Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
Berdasarkan keterangan para ahli astronomi/ahli ruang angkasa bahwa langit Bumi ini saja ada tiga lapis:
* Lapisan s.d. 11 mil di atas Bumi disebut TROPOSFIR/ATMOSFIR.
* Lapisan 11 s.d. 300 mil di atas Bumi disebut STRATOSFIR.
* Lapisan di atas 300 mil disebut : IONOSFIR.
Kesemuanya itu disebut dengan “LANGIT” yang menurut Al Qur’an disebut: SAMA’. Sekiranya orang
mau memperhatikan Ayat-ayat Al Qur’an maka masing-masing istilah Sama’ ternyata mempunyai arti
yang berbeda satu sama lain. Tetapi dalam memahami pengertian ini hendaknya dengan kejernihan hati,
sehingga pikiran menjadi tenang.
*Surat Al-An’am (6) ayat 99
DIA-lah yang menurunkan air (hujan) dari sama’ (atmosfir) lalu Kami keluarkan dengannya tetumbuhan…
*Surat Al-Baqoroh (2) ayat 29
DIA-lah yang menciptakan untukmu apa-apa di Bumi semuanya, kemudian menyelesaikan atas sama’
(Tata Surya) lalu DIA sempurnakan tujuh Samawat (planet-planet) dan DIA mengetahui tiap sesuatu.
*Surat An-Nahl (16) ayat 79
Tidaklah mereka memperhatikan pada yang melayang diedarkan pada kekosongan angkasa (yaitu Tata
Surya), tiada yang menahan kecuali DIA (ALLAH). Bahwa pada yang demikian merupakan Ayat bagi
kaum yang beriman.
*Surat Al-Furqon (25) ayat 25
Dan pada hari terpecah sama’ (Tata Surya) dengan bencana besar dan diturunkan Malaikat dengan
turunnya.
*Surat Fushilat (41) ayat 11
Kemudian menyelesaikan atas sama’ (Tata Surya) dan dia berupa gumpalan api (waktu itu) lalu DIA
katakan padanya (sama’) dan pada Bumi, datanglah (berfungsilah) secara patuh atau terpaksa.
Keduanya berkata: “kami datang secara patuh (berfungsi menurut orbitnya masing-masing).
Kalau diperhatikan, maka sama’ mempunyai berbagai arti:
* Sama’ bisa berarti atmosfir.
* Sama’ bisa berarti Tata Surya.
* Sama’ bisa berarti semesta raya ini.
* Sama’ bisa berarti angkasa/langit.
Kalau kita perhatikan dengan seksama maka: Surat Al-An’am (6) ayat 99, menyatakan bahwa hujan
diturunkan dari sama’, maka dia pasti turun dari atmosfir. Karena tidak mungkin hujan itu turun dari
stratosfir apalagi dari ionosfir.
Surat Al-Baqoroh (2) ayat 29 dinyatakan bahwa Bumi ini banyak dengan istilah “Ardhu jami’an” (Bumi
semuanya), sebab kalau Bumi hanya satu tidak mungkin dikatakan semuanya. Kemudian dinyatakan
diselesaikan atas sama’ berarti Bumi yang jumlahnya banyak itu menjadi satu susunan sama’ yang
mestilah satu Tata Surya, dengan keterangan ada tujuh Samawat (planet-planet) di atas Bumi ini. Maka
sama’ pada ayat ini berarti adalah Tata Surya.
Surat An-Nahl (16) ayat 79 yang menyatakan benda yang melayang pada kekosongan angkasa berarti
adalah seluruh benda-benda angkasa atau Tata Surya itu memang melayang yang diedarkan pada
kekosongan angkasa berarti di semesta raya itu, maka sama’ disini adalah semesta raya. Surat
Al-Furqon (25) ayat 25 menyatakan : “Pada hari terpecah sama’ dengan bencana besar, ….. maka
sama’ pada Ayat tersebut tidak mungkin diartikan “langit” yang terpecah, tapi yang terpecah adalah Tata
Surya itu. Yaitu pada saat terjadinya bencana besar (kehancuran total) maka seluruh Tata Surya itu akan
terpecah susunannya, tidak beraturan karena adanya benturan dan goncangan yang sangat dahsyat
waktu itu. Maka seluruh Tata Surya akan tidak berfungsi sebagaimana mestinya akibat adanya benturan
dan goncangan tadi, semuanya menjadi kacau balau, terpecah dan tidak teratur.
Surat Fushilat (41) ayat 11 Allah menyelesaikan Sama’ yang berupa gumpalan api (dukhonun) waktu itu.
Hal ini lebih jelas lagi bahwa langit tidak mungkin berupa gumpalan api, karena yang namanya gumpalan
api pastilah benda kongkret. Maka dia adalah Tata Surya yang memang wajar pada putaran pertama
berupa gumpalan api (2000 tahun pertama) dan kemudian mendingin setelah 4 hari atau 4000 tahun
kemudian, setelah itu berfungsi sebagaimana mestinya, maka Tata Surya termasuk Bumi ini berproses
selama 6 hari (fii sittati ayyam) (lihat petunjuk Allah pada surat Hud (11) ayat 7, dan surat As-Sajdah (32)
ayat 4-5). Lalu kenapa Samawat diartikan planet-planet? Padahal Samawat adalah bentuk jamak dari
sama’. Sudah dijelaskan didepan bahwa memang sama’ tidak selalu berarti langit, tetapi ternyata
mempunyai beberapa arti. Tetapi Samawat memang seharusnya berarti planet-planet. Untuk lebih
jelasnya marilah kita lihat Ayat berikut ini:
*Surat At-Tholaaq (65) ayat 12
Allah yang menciptakan tujuh Samawat, dan dari Bumi ini permisalannya (persamaannya). Akan naik
turun (simpang siur) urusan antara keduanya (Samawat dan Ardh) agar kamu ketahui bahwa Allah
menentukan tiap sesuatu dan Allah sungguh menguasai ilmu tiap sesuatu.
* Surat Al-Mu’minun (23) ayat 17
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan dan Kami tidaklah lengah
terhadap ciptaan (Kami).
Ayat tersebut sebenarnya cukup jelas bahwa Allah menciptakan Samawat, berarti yang diciptakan Allah
adalah benda kongkrit. Sebagaimana tersebut di atas bahwa yang namanya langit itu tidak pernah
diciptakan, tetapi jadi hanya sebagai akibat adanya benda-benda angkasa itu. Kemudian pada ayat
tersebut selanjutnya menjelaskan bahwa Samawat itu semisal atau sama dengan Bumi ini. Maka kini
jelas bahwa yang semisal dengan Bumi pastilah bukan langit tetapi adalah planet-planet itu. Oleh karena
itu maka pengertian Samawat adalah memang planet-planet dan bukan langit-langit (periksa kembali
Surat/Ayat : 65/12). Selanjutnya diterangkan bahwa akan naik turun atau simpang siur antara Samawat
dan Bumi, maksudnya adalah bahwa di masa mendatang setelah perkembangan Teknologi sudah
mencapai puncaknya maka masyarakat yang ada di Samawat (planet-planet itu) akan berurusan dengan
masyarakat yang ada di Bumi ini tentang berbagai hal, mungkin hubungan dagang, mungkin hubungan
antar agama, mungkin juga perang. Selama ini hampir sebagian besar orang-orang Islam beranggapan
bahwa Samawat memang artinya langit, sehingga Allah menciptakan langit itu berlapis tujuh. Namun
kenyataannya bahwa langit lapis tujuh itu sampai saat ini tidak pernah diketemukan, dimanakah dia?
Maka keterangan yang seperti itu menjadikan para ilmuwan Barat tidak akan bisa mempercayai, karena
memang langit yang lapis tujuh itu tidak ada. Kalaupun dicari pasti tidak akan ketemu. Dikatakan
berulang kali bahwa Al Qur’an itu diturunkan oleh Allah itu memang sengaja untuk memberikan petunjuk
kepada manusia tentang berbagai persoalan, baik menyangkut masalah ibadah maupun tentang ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Kalau ternyata ayat Al Qur’an tidak bisa dipahami menurut akal maupun
ilmu pengetahuan dan misalnya langit itu belum diketemukan atau mungkin dianggap dirahasiakan Allah,
untuk apa Al Qur’an itu diturunkan? Padahal sesungguhnya langit itu memang benar-benar
awang-awang kosong dan Allah tidak pernah menciptakan langit tetapi yang diciptakan adalah benda
kongkrit yang kemudian muncul akibat lain yang melengkapi ciptaan Allah itu, misalnya langit tadi.
Karena itu yang dimaksud dengan jalan pada Surat/Ayat : 23/17 adalah “garis orbit” yang dilalui oleh
Samawat atau planet-planet itu. Untuk melengkapi keterangan tersebut selanjutnya perhatikan petunjuk
Allah berikut:
* Surat Nuh (71) ayat 15-16
Tidakkah engkau perhatikan, betapa Allah menciptakan tujuh Samawat bertingkat-tingkat. Dan DIA
jadikan Bulan-Bulan padanya ada cahaya, dan DIA jadikan Surya itu sebagai pelita.
Surat An-Naba’ (78) ayat 12-13 Dan Kami bangun di atasmu tujuh (planet) yang kokoh. Dan kami jadikan
pelita (Surya) sebagai pusat jatuh. Kalau kita perhatikan pada Surat Nuh (71) ayat 15 dinyatakan bahwa
Allah telah menciptakan tujuh Samawat itu bertingkat-tingkat. Memang keadaan planet-planet itu
bertingkat-tingkat menurut garis orbitnya masing-masing. Kemudian pada ayat 16 dinyatakan DIA jadikan
BULAN-BULAN padanya (fiihinna) berarti Bulannya banyak, padahal Bulan yang ada di Bumi ini
hanyalah satu. Maka Bulan yang lain adalah Bulan dari masing-masing planet itu, karena tidak mungkin
langit memiliki Bulan atau dikitari Bulan, karena itu yang dikitari Bulan pastilah planet-planet itu.
Selanjutnya perhatikan pada Surat An-Naba’ (78) ayat 12 yang menyatakan bahwa Allah membangun di
atas Bumi ini tujuh yang kokoh (kuat), maka dia adalah benda kongkrit, dan tidak mungkin Allah
membangun langit dan juga tidak mungkin langit keadaannya kokoh (kuat) seperti Bumi atau
planet-planet itu. Kemudian Ayat 13 dinyatakan bahwa pelita (Surya) itu sebagai pusat jatuh, artinya
bahwa planet-planet itu beredar mengelilingi Surya atau pelita itu, karena itu tidak mungkin langit beredar
mengelilingi bintang atau dalam Tata Surya kita ini adalah Surya maka dia adalah planet bukan langit.
Sebenarnya sudah banyak hal yang ditunjukkan Allah kepada kita khususnya umat Islam dalam Kitab
Suci Al Qur’an, namun karena kita kurang membuka hati dan menenangkan pikiran maka akibatnya
kalau ada informasi yang tidak sama dengan pikirannya sendiri lantas dianggap salah. Sayangnya dalam
menyalahkan itupun orang tidak mau peduli, tidak mau melihat dulu apakah benar hal itu salah.
Bagaimana orang bisa menyalahkan kalau belum mengetahui keadaan yang sebenarnya? Padahal
sesuatu yang tidak sama dengan yang sudah ada tidak selamanya mutlak salah. Maka dari itu marilah
kita membuka hati dan menenangkan pikiran agar kita memperoleh pengertian yang sewajarnya dan
tidak akan menyesal di kemudian hari. Sebenarnya banyak istilah “Samawat” yang memang berarti
“planet-planet” bukanlah “langit-langit” sebab kalau Samawat diartikan langit akan sulit untuk dipahami
(perhatikan ayat-ayat petunjuk Allah dalam Surat Ali-Imron (3) ayat 83, An-Nahl (16) ayat 49, Az-Zumar
(39) ayat 68 dan masih banyak yang lainnya).
*Surat Ali-Imron (3) ayat 83
Apakah selain Agama Allah yang mereka cari ? Padalah bagiNya telah Islam orang-orang di Samawat
dan Bumi dengan patuh dan terpaksa. Dan kepada-Nya mereka dikembalikan.
*Surat An-Nahl (16) ayat 49
Dan bagi Allah sujud apa-apa yang ada di Samawat dan apa-apa yang ada di Bumi dari Dabbah dan
Malaikat dan mereka tidak menyombong.
*Surat Az-Zumar (39) ayat 68
Dan ditiupkan pada SUUR, maka matilah orang-orang di Samawat dan orang-orang di Bumi kecuali yang
dikehendaki Allah, kemudian ditiupkan padanya yang lain, dan ketika itu mereka berdiri menantikan.
Pada surat Ali-Imron (3) ayat 83 Allah telah menyatakan bahwa telah Islam orang-orang yang di
Samawat dan orang-orang yang di Bumi dengan patuh dan terpaksa. Kalau Samawat diartikan dengan
langit, maka bagaimana orang bisa hidup di langit, dimana kakinya harus berpijak untuk berjalan, maka
Samawat mestilah planet-planet itu. Jika orang suka memperhatikan Ayat-ayat Al Qur’an secara cermat
dan hati-hati, maka akan banyak ditemui Ayat yang menerangkan “Ardhu” yang didahului “Samawat”.
Oleh karena itu pastilah ada hubungan arti antara Samawat dan Bumi, maka tepatlah kalau Samawat itu
adalah planet-planet yang semisal atau sama dengan Bumi sebagaimana dimaksudkan pada Surat
At-Tholaaq (65) ayat 12
Dari keterangan beberapa ayat tersebut, maka diperoleh pengertian bahwa sesungguhnya memang
benar bahwa Samawat itu adalah planet-planet dan bukan langit. Di planet-planet selain Bumi yang
disebutkan Samawat tadi ternyata telah berkembang masyarakat manusia yang kondisinya sama dengan
yang ada di Bumi sebagaimana yang diterangkan menurut Surat Ali-Imron (3) Ayat 83.
Jadi sudah cukup jelas Ayat-ayat tersebut, oleh karena itu apakah kita masih akan berdalih dan
mendasarkan laporan dari ahli ruang angkasa dari Amerika?
Semua itu berpulang kepada hati nurani kita masing-masing, maka otak memang tugasnya suka
berdalih, suka membantah, suka menyanggah, dan bersikap arogan. Tetapi hati nurani itu sebenarnya
jernih dan lugu, mau menerima kebenaran. Karena itu bukalah hati nurani agar mau menerima
kebenaran tanpa disanggah oleh pikirannya sendiri. Semua itu berpulang kepada hati nurani kita
masing-masing.
D
ABBAH
Kalau kita memperhatikan pada terjemahan Al Qur’an bahwa “dabbah” diartikan “binatang melata”.
Memang sepertinya banyak ayat-ayat Al Qur’an yang sulit diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
dengan tepat benar. Terbukti banyak ayat-ayat yang dari masing-masing penterjemah memberikan arti
yang berbeda satu sama lainnya. Hal demikian menandakan bahwa bahasa Al Qur’an memang tidak
sama persis dengan bahasa Arab biasa. Al Qur’an merupakan wahyu sudah pasti punya gaya bahasa
yang sangat khas dan punya nilai estetika yang tinggi pula. Seperti kita ketahui bahwa Al Qur’an
merupakan petunjuk dan diberikan keterangan dari semua petunjuk itu. Padahal keterangan tentang
petunjuk itu ada dalam Al Qur’an. Oleh karena itu kalau memang ada istilah atau kata-kata yang sulit
dipahami menurut kaidah-kaidah bahasa Arab, maka sebaiknya dicari keterangannya yaitu Ayat lain yang
berhubungan dengan istilah yang sama yang saling menerangkan, maka disana akan ketemu persoalan
yang dicari atau yang ditanyakan.
Kalau diperhatikan dengan teliti bahwa sesungguhnya dabbah itu bukan hanya binatang melata, tetapi
termasuk di dalamnya binatang yang berkaki bahkan termasuk juga manusia. Untuk mendapatkan
pengertian dabbah yang sebenarnya, perlu dihubungkan beberapa ayat dalam Al Qur’an yang
mengandung dabbah, maka dia akan saling menerangkan tentang pengertian dabbah itu sendiri secara
jelas. Kalau pemahaman tentang sesuatu hanya dengan satu ayat terpisah, maka pengertiannya tidak
bisa utuh, karena jarang Al Qur’an menerangkan sesuatu hanya dengan satu ayat yang berdiri sendiri,
tetapi harus dihubungkan dengan ayat lain yang berhubungan.
Memang ada juga ayat yang sudah jelas tanpa penjelasan misalnya ayat-ayat muhkamat, namun
biasanya hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau ayat mutasabihat harus merangkaikan
beberapa ayat yang saling menerangkan. Sebagai bahan kajian tentang dabbah maka perhatikan
petunjuk Allah berikut:
*Surat As-Syuuro (42) ayat 29 oleh Departemen Agama Pelita III/81-82:
Dan diantara Ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)Nya ialah menciptakan langit dan Bumi dan
makhluk-makhluk yang melata yang DIA sebarkan pada keduanya. Dan DIA maha kuasa mengumpulkan
apabila dikehendakiNYA.
Dalam Ayat tersebut yang diterjemahkan “makhluk-makhluk yang melata” adalah Ayat aslinya berbunyi
“dabbah”. Sementara yang lainnya diartikan “binatang melata”.
Perhatikan Terjemahan pada Ayat yang sama yaitu (Proff. H. Mahmud Yunus, penerbit PT. Al Ma‘Arif
Bandung):
Diantara ayat-ayat (tanda-tanda) Allah, ialah kejadian langit dan Bumi dan apa-apa yang bertebaran pada
keduanya diantara binatang-binatang (apa-apa yang melata di muka Bumi). DIA maha kuasa
menghimpunkan mereka bila dikehendaki-Nya.
Jadi istilah dabbah diartikan binatang melata. Tapi perlu diketahui bahwa kalau binatang melata bisa
hidup di Samawat itu, maka manusiapun seharusnya juga bisa hidup.
Berdasarkan pengkajian sebaiknya Ayat tersebut berarti: Dan dari Ayat-ayatNya ialah penciptaan
Samawat (planet-planet) dan Bumi, serta yang DIA kembang biakkan pada keduanya (Samawat dan
Bumi) dari dabbah (makhluk berjiwa) dan DIA atas pengumpulan ketika DIA kehendaki adalah
menentukan.
Kalau orang mau memperhatikan dengan teliti, maka sesungguhnya dabbah itu bukan hanya binatang
melata saja, tetapi termasuk binatang lain yang tidak melata yaitu yang berkaki termasuk di dalamnya
adalah manusia. Oleh karena itu yang ditebarkan atau dikembangkanbiakkan di Samawat (planet-planet)
dan di Bumi ini terdiri makhluk yang berjiwa termasuk di dalamnya manusia itu sendiri. Dengan demikian
maka jelas bahwa di planet-planet itu pun telah berkembang masyarakat manusia seperti halnya yang
ada di Bumi ini. Berikut ini Ayat yang menjelaskan tentang pengertian “dabbah”.
*Surat An-Nuur (24) ayat 45
Allah menciptakan setiap dabbah dari Alma’i. Diantara mereka (dabbah) itu ada yang berjalan atas
perutnya, dan diantara mereka ada yang berjalan atas dua kaki, dan diantara mereka ada yang berjalan
atas empat kaki. Allah menciptakan yang DIA kehendaki dan sesungguhnya Allah menentukan atas tiap
sesuatu.
*Surat Al-Anfal (8) ayat 22
Bahwa sejahat-jahat dabbah pada Allah adalah orang-orang pekak dan tuli dan mereka tidak berpikir.
*Surat Al-Anfal (8) ayat 55
Bahwa sejahat-jahat dabbah pada Allah adalah orang-orang kafir dan mereka tidak beriman.
Kalau kita perhatikan surat An-Nuur (24) ayat 45, cukup jelas dan tegas bahwa diantara dabbah itu ada
yang berjalan atas perutnya (ular, buaya, cecak, kadal dan lain-lain), dan diantara dabbah itu juga ada
yang berjalan atas dua kaki (ayam, bebek, MANUSIA dan lain-lain) dan ada pula yang berjalan dengan
empat kaki (kerbau, sapi, kambing, unta dan lain-lain). Jadi jelaslah bahwa yang dimaksud dengan
dabbah bukanlah hanya binatang melata, tetapi termasuk manusia dan binatang berkaki lainnya.
Pada Surat Al-Anfal (8) ayat 22 dan 55, menyatakan bahwa sejahat-jahat dabbah menurut pandangan
Allah adalah orang-orang pekak, kafir, tidak berpikir dan tidak beriman. Jelas yang dimaksud disini
adalah manusia, bukan binatang melata, karena memang semua binatang melata tidak bisa berpikir
apalagi beriman. Inilah yang dimaksud dengan pemahaman tentang suatu istilah dalam ayat Al Qur’an.
Kalau dalam memahami istilah dalam ayat kurang tepat apalagi kalau salah, maka arti dan
kedengarannya pun janggal, tidak ratio, tidak bisa dimengerti oleh semua orang, akibatnya sasaran yang
dimaksudkan pun tidak tepat. Jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dabbah adalah makhluk berjiwa
(makhluk bernyawa) termasuk MANUSIA. Dengan begitu didapatkan kunci dan petunjuk yang diperoleh
dari pengertian beberapa ayat yang saling menjelaskan bahwa di planet lain selain Bumi ini juga
bermasyarakat manusia dan juga berkembang biak berbagai binatang termasuk juga binatang melata
tadi.
Jika sekiranya yang dimaksud “dabbah” itu adalah binatang melata, dan bisa hidup di planet (Samawat)
itu, maka mestinya makhluk lain termasuk manusia juga bisa hidup disana, karena mereka sama-sama
bernapas dengan paru-paru, yang berarti disana ada oksigen untuk bernapas binatang melata itu.
Akan tetapi kalau istilah “dabbah” itu diartikan binatang melata, maka berarti bertentangan dengan
maksud petunjuk Allah pada surat Al-Anfal (8) ayat 22 dan 55 serta surat An-Nuur (24) ayat 25. Maka
dari itu dabbah bukanlah hanya binatang melata tapi termasuk juga manusia. Kemudian timbul
pertanyaan, apakah manusianya juga sama dengan manusia yang ada di Bumi ini? Jawabnya adalah:
sama, dan memang benar sama. Coba perhatikan semua manusia yang ada di muka Bumi ini apakah
yang ada di Amerika, Arab Saudi, Jepang, Inggris di Indonesia semuanya mempunyai naluri yang sama.
Hanya saja berbeda bahasa, warna kulit, adat istiadat dan yang lainnya karena sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang memang juga berbeda, misalnya faktor iklim, lingkungan dan sebagainya tetapi
pada dasarnya mereka mempunyai naluri yang sama dengan kita yang di Indonesia.
Selama ini orang-orang Barat membuat imajinasi bahwa seolah-olah manusia dari planet lain itu seram,
menakutkan dan mengerikan, padahal semua itu hanyalah dugaan tanpa menggunakan dalil dan
petunjuk. Jika orang sudi memperhatikan ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sejarah manusia,
maka akan diketahuilah bahwa manusia di planet lain itu sama dengan kita ini. Mereka terdiri dari
berbagai bangsa, bahasa dan warna kulit, ada yang Islam ada yang kafir, ada yang baik ada pula yang
jahat, ada yang pintar ada pula yang bodoh, karena mereka semua adalah berasal dari diri yang satu
yang merupakan satu garis keturunan dengan semua manusia yang ada di wilayah Tata Surya kita ini.
Sementara orang boleh saja tidak percaya, tetapi Al Qur’an datang dari Allah pasti benar 100 persen.
Jika orang masih juga ngotot bahwa dalam penganalisaan ini tidak benar, maka silahkan diadakan
koreksi agar dengan begitu persoalannya menjadi jelas.
Memang selama ini orang beranggapan bahwa kehidupan manusia itu hanyalah di Bumi ini saja, padahal
sebenarnya Bumi ini hanyalah sebuah planet kecil jika dibandingkan dengan Yupiter yang besarnya 318
kali besar Bumi ini, untuk apa semua itu diciptakan Allah kalau dibiarkan kosong tanpa penghuni? Kalau
diperhatikan dengan cermat, Al Qur’an menyatakan bahwa Bumi itu banyak dan Bumi ini juga disebut
planet. Perhatikan petunjuk Allah berikut ini:
* Surat Az-Zumaar (39) ayat 67 :
Dan mereka tidak menentukan (tentang Hukum) Allah dengan ketentuan yang haq (logis), sedangkan
Bumi-Bumi semuanya adalah pemadatannya pada hari kiamat. Dan Samawat (planet-planet) itu berputar
dengan tata hukumNya. Maha suci DIA dan Maha Tinggi tentang apa yang mereka sekutukan.
Dari keterangan ayat tersebut sangatlah jelas bahwa Bumi ini banyak (Ardhu Jami’an) berarti dia lebih
dari satu sehingga benarlah bahwa keadaan planet-planet itu sama dengan Bumi ini (lihat Surat
At-Tholaaq (65) ayat 12 dan Al-Baqoroh (2) ayat 29). Sebagai pembanding perhatikan ayat berikut ini:
* Surat Al-Hadiid (57) ayat 21 :
Berlombalah kepada ampunan Tuhanmu, dan sorga seluas BUMI ANGKASA dan BUMI ini disediakan
untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya. Itulah karunia yang diberikan kepada siapa
yang dikehendakiNya, dan Allah memiliki karunia yang besar.
Ayat tersebut menerangkan adanya Bumi angkasa, maka dia adalah planet-planet itu yang keadaannya
disamakan dengan keadaan Bumi ini. Itulah penjelasan Al Qur’an yang membutuhkan pemikiran secara
cermat dan hati-hati untuk mendapatkan pengertian yang sewajarnya serta sejalan dengan keadaan
yang berlaku di alam sekitar kita. Dengan begitu hendaklah orang lebih giat mengadakan pengkajian
yang sebenarnya, bukan membaca secara tradisional tanpa mengetahui arti yang dibaca sehingga orang
hanya dibius dan dipesona dengan iming-iming PAHALA tanpa mengetahui apa sebenarnya pahala yang
dimaksud itu. Coba perhatikan dengan kepala dingin dan hati yang jernih, pada beberapa ayat Al Qur’an
yang menerangkan tentang Surga. Dinyatakan bahwa surga itu luasnya sama dengan luasnya Bumi
angkasa dan Bumi ini, sedangkan semua surga itu diciptakan Allah pastilah untuk ditempati atau
disediakan bagi orang-orang Muttaqin (perhatikan Surat Al-Hadid (57) ayat 21 di atas tadi). Selanjutnya
perhatikanlah Ayat berikut ini dengan teliti:
* Surat Ali-Imron (3) ayat 133
Bersegeralah kepada ampunan Tuhanmu dan Sorga seluas Samawat (planet-planet) dan Bumi ini,
disediakan untuk orang-orang Muttaqin.
Allah menyatakan bahwa Surga itu luasnya sama dengan Samawat dan Bumi ini. Jika sekiranya
masyarakat manusia itu hanya ada di Bumi ini saja, lantas siapa yang akan menempati surga yang luas
sama dengan Samawat tadi, untuk apa Allah menciptakan semuanya itu? Perlu diketahui bahwa di
semesta raya ini jumlah Samawat itu milyaran dan tidak bisa dihitung. Setiap bintang itu adalah satu
SOLAR SISTEM yang masing-masing bintang itu dikitari oleh planet-planet seperti halnya Surya kita
yang juga dikitari oleh planet-planet, dengan istilah Samawat. Padahal semuanya itu nantinya merupakan
jumlah dan ukuran sorga di Akhirat, sedangkan kita ini berada pada bagian dari Solar System tadi yaitu
Bumi, sedangkan Tata Surya kita ini hanyalah bagian kecil dari Bima Sakti dengan istilah gugus Bima
sakti. Kalau kita memperhatikan susunan Tata Surya kita yang planetnya sebenarnya ada 10 planet, tapi
baru 9 yang diketahui oleh manusia Bumi. Itu semua pertanda bahwa sebenarnya kita ini belum apa-apa
jika dipandang dari segi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ada dua planet yang lebih besar dari Bumi
yang kita diami ini yaitu yang ada di atas Mars, orang menamakan Yupiter dan Saturnus. Menurut
penelitian para ahli atronomi bahwa Yupiter itu besarnya sama dengan 318 kali besar Bumi dan Saturnus
95 kali besar Bumi kita ini. Dinyatakan juga bahwa Yupiter memiliki Bulan jumlahnya 12, dan Saturnus
ada 9 buah. Dengan begitu sudah bisa dibayangkan bahwa keberadaan kedua planet itu sama dengan
Bumi ini hanya dia lebih besar. Maka wajarlah kalau Bulan yang bertindak sebagai satelitnya jumlahnya
banyak, sebab kalau Bulannya hanya satu mungkin tidak akan mencukupi wilayah yang sangat luas itu.
Lalu untuk apa semua itu diciptakan Allah kalau sekiranya disana tidak ada penghuninya dan dibiarkan
kosong? Rasanya sangat janggal dan tidak logis. Lagi pula bahwa surga di Akhirat nanti merupakan
penyempurnaan dan jumlahnya sama dengan semua planet yang ada di dunia atau di semesta raya ini.
Maka benarlah pernyataan Al Qur’an kalau di setiap planet itu berpenduduk manusia seperti halnya di
planet Bumi ini. Demikian itu adalah petunjuk Allah yang ada dalam Kitab Suci Al Qur’an dan memang
sejalan dengan Ilmu Pengetahuan serta cocok dengan keadaan yang berlaku dan pemikiran secara
wajar. Apakah dengan penjelasan yang logis seperti itu orang masih akan berusaha menolak dan
menyanggah, maka semua itu kembali kepada hati kita masing-masing. Kalau orang meyakini bahwa Al
Qur’an itu merupakan petunjuk hidup bagi manusia baik tentang hukum maupun Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, seharusnya kalau kita mendapatkan informasi tentang Al Quran mengenai sesuatu yang
dianggap tidak sama dengan pemahaman yang selama ini kita peroleh, justru merupakan bahan
pemikiran baru agar kita meneliti lebih jauh lagi agar memperoleh pengertian yang sebenarnya, dengan
begitu kita akan senantiasa maju dan berkembang. Kenapa planet-planet itu disebut “Samawat” karena
memang dia posisinya selalu kelihatan diatas dipandang dari manapun. Dan planet-planet yang menjadi
“langit”nya Bumi Al Qur’an menyatakan ada 7 (tujuh). Planet yang berada di atas orbit Bumi mestinya ada
7 (tujuh) yaitu: Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Sampai di Pluto baru ada 6 planet
di atas Bumi maka mestinya masih ada satu lagi tetapi sarjana Bumi belum menemukan. (lihat Surat
At-Tholaaq (65) Ayat 12). Untuk memperjelas dan memantapkan pengertian, maka perhatikan ayat
berikut:
* Surat Al-Mu’minun (23) ayat 17
Dan sungguh telah Kami Ciptakan diatas kamu (diatas Bumi) tujuh (7) jalan, dan tidaklah kami lengah
tentang ciptaan-Ku itu.
Ayat ini memperkuat keterangan Surat At-Tholaaq (65) Ayat 12 yang menyatakan bahwa diatas Bumi ini
Allah menciptakan tujuh jalan, artinya jalan di ruang angkasa yang terletak di atas Bumi pastilah di
wilayah Tata Surya kita juga, karena yang diberi petunjuk itu adalah manusia Bumi. Maka jalan yang
dimaksud adalah “GARIS ORBIT” yaitu jalan yang dilalui oleh Samawat yang jumlahnya juga ada tujuh.
Semakin jelas bukan, bahwa memang benar Samawat itu adalah planet-planet yang jumlahnya di atas
Bumi ada tujuh. Maka oleh sebab itu pastilah diatas Pluto masih ada satu dan kita sudah diberi tahu
tinggal mencari dan meneliti. (Tim astronomi dari Amerika mengumumkan baru saja memastikan
menemukan planet ke-10 yang sementara diberi nama planet Xena. Planet itu di atas Pluto dan lebih
besar dari Yupiter. Planet yang baru diketahui yang masuk dalam sistem tata surya matahari itu jarak dari
Pluto yaitu 3 kali jarak matahari ke Pluto). Berdasarkan penelitian dan analisa bahwa planet yang ke 7 di
atas Bumi adalah yang menurut Al Qur’an dinamakan dengan “SIDRATUL MUNTAHA”. Itulah kiranya
planet sangat besar yang berada di urutan ketujuh di atas Bumi. Maka kini lengkaplah bahwa planet yang
menjadi langitnya Bumi ada tujuh. Sedangkan Venus dan Mercury bukanlah merupakan langitnya Bumi
karena dia berada di bawah orbit Bumi. Perhatikan Surat Thohaa (20) ayat 6) berikut ini:
Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di Samawat dan apa-apa yang ada di Bumi dan apa yang diantara
keduanya dan apa-apa yang ada di bawah Bumi (dibawah orbit Bumi)
Berikut ini beberapa ayat Al Qur’an sebagai bahan penganalisaan bahwa di setiap planet berpenduduk
manusia seperti halnya di Bumi ini:
*Surat Al-Isro’ (17) ayat 55
Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang diSamawat dan di Bumi, dan sungguh Kami kurniakan
setengah Nabi atas setengahnya, maka Kami datangkan zabur kepada Daud.
*Surat Al-A’roof (7) ayat 185
Tidakkah mereka perhatikan kerajaan di Samawat dan di Bumi serta tiap sesuatu ciptaan Allah? Mungkin
telah dekat ajal (waktu) atas mereka, maka dengan Hadis mana lagi sesudahnya (AlQur’an) mereka akan
beriman?
Dari Ayat tersebut dapat dipahami bahwa baik di Samawat maupun di Bumi juga diutus Nabi-Nabi yang
menyampaikan wahyu Allah untuk masyarakat manusia. Karena Nabi itu diutus oleh Allah yang SATU,
maka sudah pasti ajaran yang disampaikan sama, hanya mungkin saja berbeda dalam bahasanya sesuai
dengan masing-masing kaumnya. Kemudian dijelaskan bahwa baik di Samawat maupun di Bumi ada
kerajaan, maka pastilah rajanya adalah manusia, karena tidak mungkin binatang melata itu ada rajanya
dan diutus para Nabi. Semakin jelas bukan? Selanjutnya perhatikan Ayat-ayat berikut ini dengan cermat:
*Surat As-Syuura (42) ayat 12
KepunyaanNya perbendaharaan Samawat dan Bumi, DIA lapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki
dan menyempitkannya. Bahwa DIA mengetahui atas tiap sesuatu.
*Surat Saba’ (34) ayat 22
Katakan: panggilah yang kamu katakan Tuhan selain Allah, mereka tidak memiliki seberat zaroh (atom)
di Samawat dan Bumi dan tiada sekutu bagi mereka pada keduanya (Samawat dan Ardh) dan tidak pula
penolong selain DIA.
*Surat An-Naml (27) ayat 25
Apakah tidak sujud kepada Allah yang mengeluarkan rahasia Samawat dan Bumi serta mengetahui apa
yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
Dari Ayat-ayat tersebut juga bisa dipahami bahwa Allah memberikan rizqi kepada yang di Samawat dan
Bumi ini terhadap semua makhluk-Nya yang terdiri dari binatang dari berbagai jenis dan juga manusia
yang ada disana. Lebih jelas lagi pada surat Saba’ (34) ayat 22 dikatakan “tidak ada sekutu bagi mereka
pada Samawat dan Bumi”, padahal yang biasanya menyekutukan Allah itu adalah manusia dan tidak
mungkin binatang melata.
Di samping itu dikatakan pula bahwa baik yang di Samawat maupun yang di Bumi ini banyak yang patuh
kepada Allah ditandai adanya “sujud kepada Allah” maka sudah bisa dipastikan bahwa yang sujud
kepada Allah di Samawat itu pastilah manusia seperti halnya kita ini.
Maka tidak diragukan lagi bahwa memang benar pada setiap Samawat (planet-planet) itu telah
berkembang masyarakat manusia dan juga berbagai binatang dari berbagai jenis. Dengan keterangan
demikian orang masih juga akan berusaha untuk mengelak dengan mengatakan bahwa katanya yang
sujud itu bukannya manusia tapi para Malaikat, karena kata mereka ayat yang berbunyi “MAN” itu belum
tentu berarti “MANUSIA”. Baiklah memang untuk menundukkan OTAK di kepala yang memang suka
bersikap “ANGKUH” itu haruslah dengan menjernihkan “HATI NURANI”, maka perhatikan ayat berikut ini:
*Surat As-Syuura (42) ayat 11
Yang menyusun Samawat dan Bumi, DIA jadikan bagimu atas dirimu pasangan (jodoh) begitupun
pasangan dari binatang ternak, sehingga kamu menjadi ramai. Tidak satupun yang menyerupaiNYA. DIA
Maha mendengar dan melihat.
*Surat An-Nahl (16) ayat 49
Dan bagi Allah Sujud apa-apa yang di Samawat dan apa-apa yang di Bumi dari dabbah dan Malaikat dan
mereka tidak menyombongkan (diri).
Ayat-ayat tersebut dapatlah dipahami sebagai berikut: 1 Allah yang menyusun (menciptakan) Samawat
dan Bumi, dan keadaan di Samawat itu juga terjadi perkembangbiakan baik binatang ternak maupun
manusia, sehingga keadaan di sana menjadi ramai karena mestinya jumlah penduduknya semakin lama
semakin banyak.
2 Diantara masyarakat manusianya yang ada di sana juga melakukan sujud kepada Allah dalam arti
Shalat dalam rangka melaksanakan perintah Allah sebagaimana yang ada di Bumi ini. Dari Surat
An-Nahl (16) ayat 49 itu dibedakan antara dabbah dan Malaikat, padahal pengertian dabbah itu termasuk
di dalamnya adalah manusia.
3 Maka tidak ada alasan bahwa yang sujud disana hanyalah Malaikat tetapi juga termasuk di dalamnya
adalah manusia. Lagi pula apakah Malaikat itu harus berpasang-pasangan sebagaimana yang dimaksud
pada Surat As-Syuura (42) ayat 11 tadi. Maka yang berpasangan (jodoh) dan kemudian menjadi banyak
adalah manusia dan binatang-binatang.
Selanjutnya perhatikan analisa Ayat berikut ini:
*Surat Ali-Imron (3) ayat 190
Sesungguhnya pada penciptaan Samawat dan Bumi serta pergantian siang dan malam merupakan
pertanda bagi ulul albab (para peneliti/ahli pikir).
*Surat Ruum (30) ayat 22
Dan dari ayat-ayatNYA penciptaan Samawat dan Bumi serta perbedaan lidahmu (bahasamu) dan
warnamu, bahwa pada yang demikian adalah ayat bagi orang-orang yang ingin tahu.
*Surat Al-Ma’aarij (70) ayat 40
Maka janganlah AKU bersumpah dengan Tuhan timur-timur dan barat-barat, bahwa Kami adalah
menentukan.
Perhatikanlah bahwa di Samawat yang diciptakan Allah itu juga terjadi adanya pergantian siang dan
malam seperti halnya di Bumi ini. Di sana juga manusianya terdiri dari bermacam-macam bahasa serta
perbedaan warna kulitnya, sebagaimana yang kita saksikan di muka Bumi ini, ada yang berkulit putih,
ada yang sawo matang, ada yang hitam dan lain-lain.
Istilah timur-timur dan barat-barat menandakan bahwa timur dan baratnya itu banyak (tidak hanya satu),
maka disetiap Samawat itu juga ada timur dan baratnya, seperti juga yang ada di Bumi ini. dan semua
timur dan barat yang ada di sana itu juga merupakan daerah kekuasaan Allah yang satu. Arah timur dan
barat itu ada karena adanya kutub utara dan selatan, yang kemudian berbentuk globe seperti Bumi ini,
maka kemudian timbulah suatu arah yang orang mengatakan timur dan barat itu.
Kalau sekiranya Samawat itu diartikan langit, maka orang akan kesulitan bahkan tidak mungkin bisa
menentukan arah yang dinamakan dengan timur atau barat itu. Itulah makna Al Qur’an sebagai petunjuk
bagi semua manusia yang suka memikirkan. Dalam keterangan ini juga merupakan pemahaman tentang
istilah dalam Ayat yang harus dipahami berdasarkan pemikiran secara wajar sehingga bisa dimengerti
oleh semua pihak dan sejalan dengan keadaan yang berlaku di jagad raya ini.
Kalau setiap keterangan tidak bisa dipahami menurut akal sehat, maka siapapun akan selalu
bertanya-tanya, bahkan selalu dibayangi keraguan, akibatnya muncul sikap masa bodoh dan tidak ada
kepastian. Hal demikian terjadi karena hampir sebagian besar orang-orang Islam kurang serius dalam
menganalisa dan mendalami Al Qur’an, bahkan cenderung monotone secara tradisional secara turun
temurun dengan doktrin yang mematikan kreatifitas. Orang lebih suka mengikuti apa yang sudah ada
tanpa ada keberanian untuk melakukan pendalaman dan pengkajian secara teliti, walaupun pengertian
yang di dapat selama ini banyak yang bertentangan dengan alam pikirannya sendiri. Ironisnya para
Sarjana kita pun masih banyak yang mengikuti cara-cara seperti itu, walaupun tidak semuanya.
Selanjutnya perhatikan Ayat-ayat berikut:
*Surat Luqman (31) ayat 10 dan 20
10) DIA ciptakan Samawat (planet-planet) tanpa tiang seperti yang kamu lihat, dan DIA tempatkan di
Bumi rawasia untuk memberi kekuatan padamu, dan DIA kembang biakkan padanya dari dabbah dan
Kami turunkan air dari angkasa lalu Kami tumbuhkan padanya dari setiap pasangan yang mulia. 20)
Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah mengedarkan untukmu apa-apa yang di Samawat dan apa-apa
yang di Bumi serta mencukupkan atasmu nikmat-NYA lahir batin? Dan dari manusia itu ada yang
menyanggah Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab yang menerangkan.
*Surat Saba’ (34) ayat 24
Katakanlah : Siapakah yang memberi rezki padamu di Samawat dan Bumi? Katakanlah: ALLAH,
Kamikah atau kamukah atas petunjuk atau pada kesesatan nyata.
*Surat Al-Jatsiyah (45) ayat 13
Dan DIA edarkan bagimu apa-apa yang di Samawat dan apa-apa yang di Bumi semuanya dari-NYA.
Bahwa yang demikian adalah Ayat bagi kaum yang berpikir.
*Surat Ali-Imron (3) ayat 83
Apakah selain agama Allah yang mereka cari? Padahal bagiNYA telah Islam orang-orang yang di
Samawat dan di Bumi dengan patuh dan terpaksa, dan kepadaNYA mereka akan dikembalikan.
*Surat Yusuf (12) ayat 105
Banyak diantara Ayat-ayat di Samawat dan di Bumi mereka melewatinya dan berpaling padanya.
*Surat Ad-Dukhaan (44) ayat 38
Tidaklah Kami ciptakan Samawat dan Bumi serta diantaranya dengan main-main. Tidaklah Kami ciptakan
semua itu kecuali secara haq tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
*Surat Jaatsiyah (45) ayat 22
Dan Allah menciptakan Samawat dan Bumi secara haq agar dibalas setiap diri menurut usahanya dan
mereka tidak didzalimi.
Kalau diperhatikan dengan cermat Ayat-ayat tersebut maka dapat dipahami sebagai berikut:
1. Bahwa Planet-planet maupun Bumi sebenarnya melayang di angkasa mengitari Surya, tanpa tiang dan
tanpa ikatan yang bisa dilihat langsung oleh mata setiap orang. Coba perhatikan pada malam hari, maka
anda akan melihat planet-planet itu memang benar-benar melayang tanpa ikatan, namun diterangkan
bahwa pada setiap planet itu ditempatkan rawasia (proton) untuk memberikan kekuatan padanya. Kalau
planet-planet itu tanpa rawasia maka dia akan melayang tanpa tujuan entah kemana. (lihat Surat Luqman
(31) ayat 10).
2. Bahwa di planet-planet itu juga telah berkembang berbagai makhluk yang terdiri dari
bermacam-macam makhluk bernyawa seperti binatang dan manusia yang diistilahkan “dabbah”.
3. Diantara manusia itu ada yang suka menyanggah dan membantah keterangan Allah, tanpa dasar ilmu
dan tanpa petunjuk tetapi hanya atas dasar katanya si Anu dan lain-lain (Surat Luqman (31) ayat 20).
4. Di sana juga diturunkan hujan sehingga menimbulkan banyak berbagai tetumbuhan dari berbagai
macam untuk kebutuhan hidup bagi manusia dan makhluk lainnya di planet itu.
5. Semua makhluk yang ada di sana juga diberikan rezki atas ketentuan Allah. Dan diantara manusia
yang ada disana ada juga yang sadar akan hukum Allah tapi ada juga yang sesat seperti halnya yang
ada di Bumi (Surat Saba’ (34) ayat 24).
6. Di antara manusia yang ada disana ada yang Islam secara taat, ada juga yang Islam terpaksa (tidak
sungguh-sungguh) (Surat Ali-Imron (3) ayat 83).
7. Banyak disampaikan Ayat-ayat Allah sebagai peringatan bagi manusianya, tetapi nyatanya juga
banyak yang lewat dan berpaling menolak. (Surat Yusuf (12) ayat 105).
8. Allah menciptakan itu bukanlah untuk main-main tetapi sengaja diciptakan memang untuk ditempati
manusia dan juga merupakan ujian tentang baik dan buruk untuk nanti di balas di Akhirat (Surat
Ad-Dukhaan (44) ayat 38 dan Surat Jaatsiyah (45) ayat 22).
Maka cukup jelas bahwa ternyata memang di setiap planet itu telah berkembang dari masyarakat
manusia seperti yang ada di Bumi ini dengan naluri yang sama, sikap dan perilaku yang sama pula
hanya saja berbeda bahasa dan warna kulit.
Kalau sekiranya manusia itu teliti dan memperhatikan Ayat-ayat Al Qur’an dalam penganalisaan, maka
akan diperoleh keterangan dan petunjuk bahwa nantinya manusia itu akan mampu menjelajah antara
planet asal saja mereka mampu menciptakan atau mewujudkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ruang
angkasa yang dalam Al Qur’an disebut “SULTHON” atau “DAYA” yang mestinya berupa pesawat ruang
angkasa berupa “PIRING TERBANG” yang anti gravitasi, perhatikan Ayat berikut:
*Surat Ar-Rohmaan (55) ayat 33
Wahai masyarakat jin dan manusia, jika kamu sanggup melintasi daerah Samawat dan Bumi (ruang
angkasa) maka lintasilah. Tidaklah kamu bisa melintasi kecuali dengan sulthon (daya – IPTEK).
Ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa nantinya jin maupun manusia akan mampu melintasi ruang
angkasa dalam arti mampu menjelajah antar planet ketika dia sudah mampu menciptakan sulthon yaitu
daya atau kekuatan yang berupa pesawat ruang angkasa (mestinya sejenis Piring Terbang, karena
dengan bentuk seperti cakram akan bergerak ke segala arah dengan cepat. Bentuk itu mirip dengan
bentuk galaksi).
Dengan penjelajahan antar planet demikian akan diketahui bahwa ternyata disana juga berpenduduk
manusia sebagaimana yang ada di Bumi ini. Jika hal itu telah dibuktikan berarti orang mau tidak mau
harus mengakui akan kebenaran Al Qur’an. Kalau sekarang ini orang baru mempercayai, tapi nantinya
akan meyakini. Maka dengan begitu juga akan muncul teori-teori baru dan bahkan mungkin akan
menggagalkan teori lama yang semula sudah dianggap benar, karena sudah tidak cocok lagi dengan
kenyataan yang ada.
Sekarang ini manusia Bumi baru bisa mendarat di Bulan dan ada yang mendarat di Planet Mars tetapi
tanpa awak. Tunggulah perkembangan berikutnya kalau memang anda tidak percaya dengan informasi
dari Ayat Al Qur’an.
copyright (c) 2005
Drs. MINARDI MURSYID
Karanganyar, Muharam 1423 H
Yayasan Tauhid Indonesia
Jl. Tentara Pelajar No.9
Telp. 0271-610234
Karanganyar – Surakarta, Jawa Tengah
kk gw rada bingung
disana diceritakan klo aliennya bersahabat dengan manusia, dan katanya manusia dan dy bekerjasama, sedangkan faktanya alien itu kan ga ada
emang kebanyakan umat islam itu hanya melaksanakan ritualnya aja
bukankah islam itu membahas semuanya termasuk iptek, sosial budaya, politik dan hukum
knp hanya menjalankan setengah2 ?