Naiknya jangka panjang, karena ini adalah dampak dari pemanasan global!!
Printable View
kalau indonesia ekspor beras ke luar negri untuk di jual itu bagus
tapi apakah indonesia dapat mengekspor terus sampe harga beras di dunia turun??
and apakah rakyat indonesia dapat mencicipi hasil ekspor beras??
Tentu saja dapat.. keuntungan yang diperoleh untuk memacu pertumbuhan.. harga makanan akan sulit turun, dengan adanya pemanasan global seperti ini, cuma Indonesia yang bisa panen setiap saat. (AS, Eropa tidak dapat).. Filipina dan Bangladesh aja krisis pangan, lol
kondisi indonesia sekarang
bagus tp sengaja di tutup2i oleh media massa luar negeri yg kadang2(menurut gwa)lebih suka munculin sisi buruk indonesia
contoh : uni eropa ngasih larangan terbang di atas wilayahnya kerena pengaruh berita(menurut gwa lage)
jng jd orang yg pesimis pas kejadian kita malah nyalahin orang
Saat ini fakta mendukung. Tetapi jangan terlalu bergantungan dengan fakta. Saya memakai fakta hanya untuk evaluasi dan analysis. Tetapi untuk kemauan dan kemajuan, sy tetap menggunakan keyakinan sy.
Di waktu hari yang penuh kegelapan, anda akan belajar suatu hal yang penting yaitu, melihat cahaya yang berterang di dalam hati kita. ~Rakyat Indonesia sudah lama hilang harapan, saatnya kita bergerak untuk memberi harapan, menyadarkan mereka bahwa harapan ada ada di dalam hati mereka, keyakinan, ketuhanan yang maha esa.
Ini adalah contoh berita luar yang selalu ingin merubah jalan pikiran kita terhadap pertumbuhan negara kita sendiri.Quote:
BBC NEWS
Burma cyclone raises rice prices
Rice prices have risen for a sixth consecutive day as global supplies continue to be stretched by cyclone damage to crops in Burma.
With worldwide demand also at a record high, the cost of rice rose as much as 5.1% to $23.45 per 100lb in electronic trading on the Chicago Board of Trade.
Cyclone Nargis hit Burma on 3 May, killing tens of thousands of people in the main rice-producing areas.
Rice prices had already hit all-time highs after some weak harvests.
The rice market is dealing with some serious issues right now
John Casey of Founders Commodities
The price of US long-grain rice - the global benchmark - has now risen by almost two-thirds since the start of this year.
This increase has been replicated around the world, with Thai and Indian rice prices going up by similar amounts.
'Aggressively buy'
The higher prices have been exacerbated by a number of key producing nations moving to set limits on rice exports to try to guarantee sufficient domestic supplies and calm internal prices.
The number one exporter Thailand has announced such a move, as have India, Bangladesh and Egypt.
Such export limits have raised concerns in key rice importers, such as the Philippines, which has said it will "aggressively" seek fresh supplies.
Analysts said Thursday's announcement that Malaysia had bought 500,000 tones of rice from Thailand was further lifting global prices.
"The rice market is dealing with some serious issues right now," said John Casey from Founders Commodities in Chicago.
Malnutrition risk
The prices of wheat and other basic foodstuffs such as maize and soya have also risen sharply, as demand has been increased by continuing population growth.
As a result, the Asian Development Bank has warned that one billion people across Asia are now at risk of malnutrition.
China is the world's biggest rice producer, but almost all of its crop is kept for the domestic market. With the world's largest population to feed, Beijing keeps rice prices subsidised.
While Burma is the world's sixth largest rice producer, it is less of an exporter because of the isolationist position of its military-run government.
Story from BBC NEWS:
http://news.bbc.co.uk/go/pr/fr/-/2/h...ss/7391812.stm
Published: 2008/05/09 12:22:11 GMT
© BBC MMVIII
Forbes dan data DEP. Keu, menyatakan supply beras dan komoditas makanan tertentu di Indonesia mencapai surplus.Quote:
As a result, the Asian Development Bank has warned that one billion people across Asia are now at risk of malnutrition.
China is the world's biggest rice producer, but almost all of its crop is kept for the domestic market. With the world's largest population to feed, Beijing keeps rice prices subsidised.
While Burma is the world's sixth largest rice producer, it is less of an exporter because of the isolationist position of its military-run government.
"Indonesia" tidak akan mengalami kelaparaan, justru kita akan kekenyangan.
Diingat bahwa harga komoditas naik karena spekulasi, weather changes, dan biofuel production. Karena hal ini, banyak sekali negara eksporter beras menyimpan supply mereka buat domesti demand, sehingga supply international turun, menyebabkan harga2 naik.
Tetapi jangan hubungkan pasar international dengan pasar domestik. Tentunya harga pasar domestik relatif dengan "demand" rakyat domestik, bukan demand international, jadinya harga komoditas pasar dalam akan relatif dengan pertumbuhan pasar dalam.
Apa yang dikatakan BBC tidak masuk akal. Mungkin ada beberapa food supply yang kita impor dr supply International, seperti soy bean yang dibutuhkan buat produksi makanan tempe. Tetapi harus diketahui bahwa ada 3000 cara untuk membikin 1 masakan, jadinya kalo sebagian komoditas yang dibutuhkan harga nya naik, SO WHAT GITU LOH... Buang aja yang di impor, gk usah dipake lg, kita bikin masakan yg baru.... "Gitu aja koq susah" ~Gusdur
What we need to do?
Malnutrisi dan kelaparan di Indonesia terjadi dari jaman dahulu karena accessibility, bukan harga naik. Tugas nya pemerintah adalah untuk membangun infrastruktur, transportasi, dan komunikasi yang lebih baik supaya daerah2 yang terpencil di Indonesia dapat mengakses pasar domestik.
Ekspor Beras ????
Dilihat dari nilai tukar mungkin sangat menguntungkan buat segelintir orang,tapi kenyataan di lapangan nol besar, fakta, analisa dan realita adalah suatu hal tidak terpisahkan
Coba kita renungi saja berapa banyak petani di negara kita ini ???
Berapa diantara yang mengalami sukses akibat kebijakan ekspor beras ????
Dengan arti kata yang diuntungkan bukan rakyat tapi sekelompok orang "tertentu" saja
Satu lagi kenyataan yang ada
Ekspor = kelebihan barang ( setujukah anda?? )
Tapi coba liat sendiri apa yang lebih dari petani, yang ada hanya kesusahan, jadi yang diuntungkan siapa ?? Mungkin anda tau siapa yang diuntungkan dalam hal ini.
Anda perlu sekolah dulu :pleasantry:
Ekspor itu menguntungkan keseluruhan negara, GDP = Konsumsi + Investasi + Spending pemerintah + (export - import). Bila export kita lebih besar, maka lebih bnyk uang akan masuk ke Perputaran duit ekonomi kita, lantas real GDP kita akan naik.
Petani di Indonesia lumayan banyak. Kamu tau ketua HKTI, Prabowo itu tmn ayah saya, beliau mengatakan indonesia kapasitas produksi bisnis kecil dlm sektor petani sangat besar, kita tetapi kekurangan supply fertilizer, karena itu negara lg memberikan insentif para investor untuk produksi fertilizer.Quote:
Coba kita renungi saja berapa banyak petani di negara kita ini ???
Anda menyebutkan fakta tetapi mana? di tulisan anda kgk ada... kl saya menilai tulisan esai anda sm sj nilai 3.6 :pleasantry: Menyebut fakta tp referensi kemana tidak jelas.Quote:
Dilihat dari nilai tukar mungkin sangat menguntungkan buat segelintir orang,tapi kenyataan di lapangan nol besar, fakta, analisa dan realita adalah suatu hal tidak terpisahkan
http://static.flickr.com/50/109139708_79b5b5d6eb.jpg
Kenaikan
http://static.flickr.com/38/109139710_e785454a74.jpg
Kalau anda lihat, metko memprediksi tahun 2015 kita akan merasakan perubahan kenaikan pertumbuhan GDP dr 6% jadi 8%. Kenaikan ini sungguh besar, karena 2% bisa dibayangkan berapa milyar orang yang mendapatkan pekerjaan.
Dengan masuk nya uang ke perputaran duit di pasar domestic kita, akan membikin lapangan kerja yang lebih banyak juga. Jadinya hal yang saya utarakan benefit us all.